Kamis, 15 Desember 2022

Polisi Tembak Pelajar, Kapolsek Sukolilo dan Kapolrestabes Surabaya Beda Pendapat

Polisi Tembak Pelajar, Kapolsek Sukolilo dan Kapolrestabes Surabaya Beda Pendapat

Surabaya, rakyatindonesia.com – Penyerangan Warung kopi di Keputih oleh kelompok silat menyisakan luka tembak di perut NR (17) salah satu pelajar dibawah umur di wilayah Surabaya Timur.

Dari informasi yang dihimpun awak media, setidaknya polisi menembak 4 orang dalam kejadian penyerangan yang terjadi Jumat (02/12/2022) kemarin. 2 orang berasal dari luar kota Surabaya, yakni Tuban dan Lamongan. Sedangkan, Dua lainnya adalah warga Surabaya.

Menanggapi peristiwa ini, Kapolsek Sukolilo Kompol M Sholeh mengatakan jika tidak ada anggotanya yang menembak 4 anggota perguruan silat saat penyerangan di Wilayah Keputih.

“Gak ada,” jawab Sholeh singkat saat dihubungi awak media via pesan Whatsapp, Rabu, 14 Desember 2022 petang.

Keterangan Sholeh yang menyebut tidak ada anggotanya yang melakukan penembakan berbeda dengan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan.

Dalam sambutan di acara Diskusi Panel yang diselenggarakan oleh Satreskrim Polrestabes Surabaya pada Rabu, 14



Desember 2022, Yusep membenarkan jika polisi melakukan tindakan tegas terukur kepada 4 anggota silat saat di Keputih.

“Saat itu ditembakan tembakan pantul, dan mengenai 4 orang pelaku. Dan tembakan pantul itu dilakukan 4 petugas yang saat itu hadir di lapangan, melawan 120 orang. Baru mereka membubarkan diri,” ujar Yusep.

Dalam pidatonya, Yusep beralasan jika tindakan tegas terukur tersebut perlu dilakukan agar ada efek jera. Diwawancarai awak media usai acara diskusi panel tersebut, Yusep kembali membenarkan ada 4 orang yang dilakukan tindakan tegas terukur. Namun, Yusep mengatakan jika tidak ada anak-anak yang ditembak.

“Anak-anak tidak ada. Remaja,” ujar Yusep.

Beritajatim lantas melakukan penelusuran. Hasilnya, ada pelajar SMK berusia 17 tahun yang ditembak oleh pihak kepolisian saat kejadian di Keputih. Ia adalah NR salah satu warga di Surabaya Timur.

Ditemui Beritajatim di rumahnya, NR yang baru saja pulang usai mendapatkan perawatan intensif selama seminggu di RS Dr. Soetomo menjelaskan kronologi ia tertembak hari itu.

“Waktu itu memang saya ada di lokasi namun tidak ikut menyerang warung karena gerombolan saya ada didepan. Bukan di warung itu,” ujarnya mengawali pembicaraan.

NR mengatakan, usai menyerang warung kelompoknya lantas bergeser ke Jalan Perum ITS. Saat itu, ia sempat ditanya oleh satpam penjaga hendak kemana.

“Saya jawab mau numpang lewat, lalu dibukakan pagar sama satpamnya. Kami masuk lah ke jalan kampus ITS tersebut,” imbuh NR sambil menahan sakit di perutnya.

Usai berhasil masuk, ternyata anggota kepolisian dari Polsek Sukolilo telah bersiap menghadang pergerakan mereka. NR bersama puluhan temannya lantas mendengar 2 kali suara tembakan. Mereka pun berbalik arah, namun sayang, pintu portal telah ditutup dan ada petugas kepolisian yang juga ikut menjaga gerbang yang pertama kali ia masuki.

“Gak lama dari dua kali suara tembakan itu, saya dengar sendiri ada teriakan dari teman saya jika kakinya kena tembak. Kami panik langsung mencari jalan,” tegasnya.

Kelompok pesilat yang sudah panik lantas mencari jalan dan bertemu dengan sebuah pagar yang tertutup. NR mengatakan butuh waktu sekitar 15 menit bagi kelompoknya untuk menjebol pagar tersebut dan kabur.

“Saat berhasil menjebol pagar, saya kan boncengan dengan teman saya. ada teman saya lainnya jatuh. Lalu saya tolongin dan saya kembali ke motor. Saat itu saya panik tidak mendengar apapun. Tau-tau perut sebelah kiri saya bolong oleh peluru dan mengeluarkan darah kencang. Saya langsung ngeblank dan burem pandangan,” imbuhnya.

NR mengatakan dirinya sempat tersadar di Jalan Menur. Saat itu, teman yang menggoncengnya panik karena perutnya juga tertembus peluru. Mereka pun mengarah ke RS Muji Rahayu di Jalan Manukan Wetan.

Disana baik NR dan temannya mendapatkan perawatan. Karena lukanya terlalu parah, NR kemudian disuruh oleh pihak rumah sakit pergi ke RS Dr. Soetomo karena dari hasil rontgen ada peluru yang bersarang di perutnya.

“Saya kembali naik motor itu mas dari RS Muji Rahayu ke RS Dr. Soetomo. Disana baru saya tau ternyata peluru yang ada di perut saya itu ditembakkan dan mengenai teman saya yang menggonceng terus tembus hingga kena saya,” kata NR.

Dari kejadian itu, ayah NR mengaku jika dirinya sempat melapor ke Polsek Gubeng saat di RS. Dr. Soetomo. Oleh anggota Polsek Gubeng lantas diteruskan ke Polsek Sukolilo karena penembakan terjadi di Keputih.

“Di rumah sakit itu saya sempat dimarahi oleh anggota Polsek Sukolilo sampai menunjukan video penyerangan yang membawa sajam itu. Selain itu ada orang yang menyodori saya surat dua kali yang intinya saya tidak akan menuntut ke ranah hukum, tapi saya tidak mau tanda tangan dan diancam jika tidak tanda tangan anak saya akan di proses hukum,” ujar Heri (50) ayah dari NR.

Akibat kejadian tersebut, Heri harus menanggung biaya operasi anaknya sebanyak 50 juta. Selain itu, dari hasil pemeriksaan dokter yang diterima beritajatim, Ada benda asing berdensitas logam berbentuk peluru dengan ukuran +/- 1,8 x 1,1 x 0,8 cm yang berada di daerah pinggul berjarak 0,4cm dari tulang belakang dengan kerusakan pada dinding perut depan ukuran 0,8 x 1,8 cm di perut kiri bawah. (hum.aw)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved