Health

Ads

News

Politik

Daerah

Video

Friday, July 18, 2025

Ingin Menetaskan Telur Ayam di Rumah? Ini Alasan Telur di Pasar Tak Akan Menetas

 

Kediri,     rakyatindonesia.com            – Banyak orang mungkin pernah berpikir untuk menetaskan telur ayam sendiri di rumah. Namun, jangan terburu-buru mencoba, karena kenyataannya, sebagian besar telur ayam yang dijual di pasar tidak akan pernah bisa menetas. Ada penjelasan ilmiah di balik fenomena ini yang perlu diketahui, terutama bagi yang ingin mencoba peternakan rumahan.

Telur Ayam Petelur Tidak Mengalami Pembuahan
Telur ayam yang biasa dibeli di pasar berasal dari ayam ras petelur betina yang diternakkan tanpa kehadiran ayam jantan. Akibatnya, telur-telur yang dihasilkan tidak mengalami pembuahan alias infertil. Tanpa pembuahan, telur hanya berisi putih dan kuning telur tanpa embrio yang bisa tumbuh menjadi anak ayam.

Diproduksi untuk Konsumsi, Bukan Penetasan
Sistem pemeliharaan ayam petelur dirancang khusus untuk menghasilkan telur konsumsi, bukan untuk penetasan. Ayam dipelihara dalam kandang intensif tanpa kontak dengan pejantan, sehingga tidak memungkinkan terjadinya pembuahan. Meskipun telur dierami, telur infertil hanya akan membusuk seiring waktu.

Membedakan Telur Fertil dan Infertil
Secara visual, telur fertil bisa dikenali lewat metode candling atau peneropongan. Telur fertil biasanya menunjukkan bintik putih berbentuk seperti “mata banteng” pada kuning telurnya. Sementara itu, telur infertil hanya menunjukkan bintik polos yang tidak berkembang.

Penyimpanan Dingin Mematikan Embrio
Kalaupun ada telur fertil yang tidak sengaja masuk ke pasar, kemungkinan menetasnya sangat kecil. Pasalnya, telur-telur tersebut sudah disimpan dalam suhu rendah di kulkas atau cold storage. Suhu rendah bisa mematikan embrio ayam yang hanya bisa berkembang optimal di suhu sekitar 37–39°C, seperti yang terjadi saat dierami induk ayam.

Solusi: Beli Telur Fertil dari Peternakan
Jika benar-benar ingin mencoba menetaskan telur ayam, sebaiknya membeli telur fertil langsung dari peternakan ayam kampung atau ayam pedaging yang dipelihara bersama pejantan. Dengan begitu, peluang telur bisa menetas menjadi anak ayam jauh lebih besar.

Mengetahui fakta ini penting bagi siapa saja yang tertarik dengan dunia peternakan mandiri. Jangan sampai usaha menetaskan telur gagal hanya karena tidak mengetahui perbedaan antara telur konsumsi dan telur fertil.  (RED.A)

Halaman Sempit Bukan Masalah! Ini 5 Bunga Cantik untuk Taman Mini di Rumah

 

Kediri,     rakyatindonesia.com     – Punya pekarangan kecil di rumah bukan berarti tidak bisa punya taman cantik. Dengan pemilihan bunga yang tepat, halaman sempit pun bisa disulap menjadi taman mini yang indah, sejuk, dan harum alami. Tak hanya memperindah tampilan rumah, beberapa tanaman hias ini juga mudah dirawat dan cocok untuk iklim tropis seperti di Indonesia.

Berikut lima rekomendasi bunga yang cocok ditanam di halaman rumah yang mungil:

1. Kamboja Jepang (Adenium obesum)
Dikenal juga dengan nama adenium, tanaman ini memiliki batang artistik mirip bonsai dan bunga berwarna cerah. Kamboja Jepang tahan terhadap cuaca kering dan membutuhkan sinar matahari penuh, menjadikannya pilihan tepat sebagai titik fokus taman mungil.

2. Bougainvillea (Bougainvillea spp.)
Bunga kertas ini tersedia dalam berbagai warna cerah dan tumbuh subur di iklim panas. Varietas kerdilnya bisa ditanam dalam pot dan dipangkas agar tetap rapi. Tidak perlu disiram setiap hari, bougainvillea sangat cocok bagi pemilik rumah yang sibuk.

3. Verbena
Bunga ini dikenal tahan panas dan kering, serta mekar sepanjang musim panas. Verbena bisa ditanam di pot gantung maupun sebagai penutup tanah (ground cover), memberikan tampilan warna-warni yang menyegarkan di taman kecil.

4. Plumbago (Plumbago auriculata)
Mekar dengan kelopak biru lembut, plumbago cocok untuk dijadikan tanaman pagar rendah atau dibiarkan merambat pada penyangga kecil. Tumbuh cepat dan tahan panas, tanaman ini tetap terlihat rapi meski ditanam di pot.

5. Star Jasmine (Jasminum spp.)
Bunga putih mungil dengan aroma wangi menyegarkan ini cocok ditanam di pot yang diberi penyangga kecil seperti mini pergola. Aroma harum star jasmine biasanya menyebar di pagi hari, memberi kesan alami dan menenangkan di rumah.

Dengan pilihan bunga-bunga tersebut, halaman sempit bukan lagi hambatan untuk menciptakan taman impian. Selain mempercantik rumah, taman kecil ini juga mampu menghadirkan ketenangan dan kenyamanan setiap hari.  (RED.A)

Legiun Asing di Liga 1 Bertambah, Legenda Sepak Bola Kediri Soroti Nasib Pemain Lokal

 

Kediri,    rakyatindonesia.com     – Kebijakan terbaru BRI Liga 1 2025/2026 terkait penambahan kuota pemain asing menjadi sorotan berbagai pihak, termasuk para legenda sepak bola asal Kediri. Regulasi yang memperbolehkan klub merekrut hingga 11 legiun asing, dengan 8 di antaranya bisa dimainkan dalam satu pertandingan, dianggap mengancam kesempatan pemain lokal.

Harianto, mantan kapten legendaris Persik Kediri, secara tegas menolak aturan tersebut. Ia menilai regulasi ini dapat mengurangi peluang pemain lokal untuk berkembang.
"Saya melihat dari sisi efektivitas maupun kesempatan untuk pemain-pemain lokal, saya sangat tidak setuju," tegasnya.

Nada serupa juga disampaikan oleh Mursalim, eks striker Persedikab Kediri. Ia menilai, kehadiran pemain asing memang bisa menjadi pemacu semangat, tapi jika jumlahnya terlalu banyak, pemain lokal akan kehilangan panggung.
"Kalau terlalu banyak, kapan pemain lokal dapat jam bermain?" keluh Mursalim yang kini aktif membina pemain usia dini.

Namun, tidak semua pihak berpandangan negatif. Manajer Persik Kediri, Mochamad Syahid Nur Ichsan, justru menilai regulasi ini sebagai langkah positif, terutama dalam konteks persaingan di level Asia.
"Ini kan lebih mengikuti kompetisi AFC. Jadi kami menilai ini sebagai langkah yang cukup baik dari operator liga," ujarnya.

Sebagai catatan, musim lalu hanya enam pemain asing yang diperbolehkan turun dalam satu pertandingan. Kini, jumlah itu melonjak menjadi delapan. Meski demikian, kuota pendaftaran tetap dibatasi maksimal 11 pemain asing dalam satu tim.

Menanggapi kontroversi ini, Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah menyampaikan surat resmi ke operator liga. Ia meminta agar regulasi tersebut dikaji ulang. Dalam waktu dekat, PSSI dijadwalkan menggelar pertemuan guna membahas kebijakan tersebut secara lebih mendalam. (RED.A)

Legiun Asing di Liga 1 Bertambah, Legenda Sepak Bola Kediri Soroti Nasib Pemain Lokal

 

Kediri,    rakyatindonesia.com         –  Kebijakan terbaru BRI Liga 1 2025/2026 terkait penambahan kuota pemain asing menjadi sorotan berbagai pihak, termasuk para legenda sepak bola asal Kediri. Regulasi yang memperbolehkan klub merekrut hingga 11 legiun asing, dengan 8 di antaranya bisa dimainkan dalam satu pertandingan, dianggap mengancam kesempatan pemain lokal.

Harianto, mantan kapten legendaris Persik Kediri, secara tegas menolak aturan tersebut. Ia menilai regulasi ini dapat mengurangi peluang pemain lokal untuk berkembang.
"Saya melihat dari sisi efektivitas maupun kesempatan untuk pemain-pemain lokal, saya sangat tidak setuju," tegasnya.

Nada serupa juga disampaikan oleh Mursalim, eks striker Persedikab Kediri. Ia menilai, kehadiran pemain asing memang bisa menjadi pemacu semangat, tapi jika jumlahnya terlalu banyak, pemain lokal akan kehilangan panggung.
"Kalau terlalu banyak, kapan pemain lokal dapat jam bermain?" keluh Mursalim yang kini aktif membina pemain usia dini.

Namun, tidak semua pihak berpandangan negatif. Manajer Persik Kediri, Mochamad Syahid Nur Ichsan, justru menilai regulasi ini sebagai langkah positif, terutama dalam konteks persaingan di level Asia.
"Ini kan lebih mengikuti kompetisi AFC. Jadi kami menilai ini sebagai langkah yang cukup baik dari operator liga," ujarnya.

Sebagai catatan, musim lalu hanya enam pemain asing yang diperbolehkan turun dalam satu pertandingan. Kini, jumlah itu melonjak menjadi delapan. Meski demikian, kuota pendaftaran tetap dibatasi maksimal 11 pemain asing dalam satu tim.

Menanggapi kontroversi ini, Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah menyampaikan surat resmi ke operator liga. Ia meminta agar regulasi tersebut dikaji ulang. Dalam waktu dekat, PSSI dijadwalkan menggelar pertemuan guna membahas kebijakan tersebut secara lebih mendalam. (RED.A)

Puluhan Sekolah di Kota Kediri Masih Kosong Kepala Sekolah, Disdik Siapkan Opsi Rekrutmen Daerah

 

Kediri,     rakyatindonesia.com       – Proses pengisian jabatan kepala sekolah di Kota Kediri mulai dilakukan sejak Juni 2025. Namun, hingga kini puluhan sekolah negeri di kota ini masih belum memiliki kepala sekolah definitif.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, M. Anang Kurniawan, menjelaskan bahwa jumlah kuota yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah (diklat) hanya delapan orang. Padahal, kebutuhan kepala sekolah di Kota Kediri jauh lebih tinggi.

“Kuotanya dari pusat hanya delapan orang. Padahal pendaftar yang masuk ke kami ada sekitar 50 guru,” ujar Anang, Jumat (18/7).

Menurutnya, proses seleksi telah dilakukan secara bertahap. Setelah verifikasi berkas di tingkat dinas, nama-nama calon diserahkan ke Kemendikdasmen untuk verifikasi lanjutan. Hanya yang lolos dan mengikuti diklat yang bisa diangkat menjadi kepala sekolah.

“Setelah lulus diklat, baru bisa diangkat secara resmi sebagai kepala sekolah,” jelasnya.

Hingga saat ini, masih terdapat 43 sekolah negeri yang belum memiliki kepala sekolah definitif. Rinciannya, 37 Sekolah Dasar (SD), tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan tiga Taman Kanak-Kanak (TK). Untuk sementara, jabatan kepala sekolah diisi oleh pelaksana tugas (Plt), bahkan ada yang harus merangkap jabatan karena kekurangan tenaga.

Kosongnya posisi ini terjadi karena banyaknya kepala sekolah yang telah purnatugas. Bahkan, jumlah kekosongan diprediksi akan terus bertambah seiring ada lagi yang memasuki masa pensiun pertengahan tahun ini.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Dinas Pendidikan tengah menyiapkan skenario alternatif, yaitu merekrut kepala sekolah menggunakan anggaran daerah jika kuota dari pusat tak mencukupi.

“Kami tidak bisa hanya menunggu pusat. Perlu opsi lain agar sekolah tetap berjalan optimal,” pungkas Anang. (RED.A)

Lolos 32 Besar Piala Soeratin U-17, Inter Kediri Siap Tempur di Kandang Lamongan FC

 

Kediri,    rakyatindonesia.com     – Inter Kediri U-17 memastikan langkah ke babak 32 besar Piala Soeratin setelah finis sebagai runner-up Grup F dengan raihan enam poin. Tantangan besar kini menanti skuad muda Laskar Panji yang akan menghadapi Lamongan FC di Stadion Surajaya, Sabtu (19/7).

Bertandang ke kandang lawan tidak membuat Inter Kediri gentar. CEO Inter Kediri, Tomi Ari Wibowo, menegaskan bahwa mental bertanding menjadi kunci utama dalam laga krusial ini.

“Main di mana saja tetap sebelas lawan sebelas. Fokus saja pada permainan tim sendiri, jangan terpengaruh nama besar lawan,” tegas Tomi, Jumat (18/7).

Tomi juga menambahkan bahwa tim tetap menjalani latihan intensif demi menjaga kekompakan. Sebanyak 29 pemain akan ikut diberangkatkan ke Lamongan, meski hanya 21 yang akan masuk Daftar Susunan Pemain (DSP).

“Kami ingin semua pemain merasa terlibat dan termotivasi. Ini bukan hanya soal siapa yang main, tapi soal semangat tim,” jelasnya.

Inter Kediri lolos ke fase gugur usai membukukan dua kemenangan meyakinkan atas Blitar Poetra U-17 (3-0) dan FC Pare U-17 (4-0), meski sempat kalah di laga pembuka. Kini, laga hidup mati menanti.

“Kalah, berarti selesai. Jadi kami akan berjuang maksimal untuk lolos ke babak berikutnya,” tandas Tomi penuh optimisme. (RED.A)

Istri Perwira Polisi Bongkar Dugaan Perselingkuhan dan Kekerasan Rumah Tangga: “Saya Dipisahkan dari Anak Kandung Saya”

 

Kediri,   rakyatindonesia.com      – Kusuma Anggraini, dikenal sebagai Ninik, istri dari perwira polisi Arif Purnama Oktora, menjadi sorotan publik usai membongkar dugaan perselingkuhan sang suami melalui media sosial. Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Ninik membagikan foto sang suami yang terlihat sedang bersama seorang perempuan di sebuah kafe. Meski tak menyebut nama, warganet menduga sosok perempuan tersebut adalah Iris Wullur.

Tidak hanya membongkar isu perselingkuhan, Ninik juga mengungkap bahwa dirinya pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Ia bahkan menyatakan kini harus berpisah dari putra semata wayangnya, meskipun secara hukum ia masih berstatus istri sah dari Arif Oktora.

“Sudah cukup saya diam,” tulisnya dalam unggahan yang disertai bukti visual. Curhatan ini pun menyedot perhatian warganet, menimbulkan simpati sekaligus gelombang kritik terhadap sang suami.

Profil Kusuma Anggraini, Cucu Mooryati Soedibyo

Kusuma Anggraini bukan sosok sembarangan. Ia merupakan cucu dari pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo. Saat ini, Ninik menjabat sebagai Direktur di PT Mustika Princess Hotel yang mengelola Sheraton Mustika Yogyakarta, dan merupakan bagian dari Mustika Ratu Group.

Ia adalah anak dari Djoko Ramiadji, putra sulung Mooryati. Sebelum terjun ke bisnis keluarga, Ninik sempat bekerja di bidang properti dan menjabat sebagai analis riset di Cushman & Wakefield Jakarta serta asisten direktur di Perth, Australia.

Ninik juga sempat membangun hotel Mustika Pesanggrahan dari awal, menunjukkan rekam jejak profesional yang kuat.

Sebelum menikah dengan Arif Oktora, Ninik pernah membina rumah tangga dengan Reza Rajasa, putra politisi senior Hatta Rajasa. Namun, pernikahan itu berakhir pada tahun 2013.

Kasus yang kini menyeret namanya kembali memperlihatkan bahwa di balik kemapanan, kehidupan rumah tangga seseorang bisa menyimpan luka yang dalam. Ninik pun mendapat dukungan luas dari masyarakat yang bersimpati terhadap perjuangannya sebagai perempuan dan ibu.  (RED.A)

Wamendag Puji Ekonomi Kediri, Soroti Ramainya Pasar Grosir Ngronggo dan Kendala Pasokan Komoditas

 

Kediri,    rakyatindonesia.com         – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri melakukan kunjungan kerja ke Pasar Grosir Ngronggo, Kota Kediri, Jumat (18/7). Ia mengapresiasi ramainya aktivitas jual beli di pasar tersebut yang dinilainya sebagai indikator positif geliat ekonomi di wilayah ini.

“Keramaian antara pembeli dan pedagang ini menjadi bukti bahwa ekonomi Kota Kediri tergolong sehat dan dinamis,” ujar Roro di hadapan awak media.

Dalam kesempatan tersebut, Roro menjelaskan bahwa perdagangan, khususnya di pasar tradisional, merupakan salah satu sektor kunci dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah pusat, kata dia, saat ini memiliki tiga fokus utama untuk menjaga stabilitas perekonomian.

“Pertama, mengamankan pasar dalam negeri agar aktivitas jual beli tetap hidup. Kedua, menjaga laju inflasi tetap rendah dan stabil. Ketiga, memastikan pasokan dan harga bahan pokok tetap terkendali, apalagi menjelang hari besar nasional atau keagamaan,” paparnya.

Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati yang turut mendampingi kunjungan tersebut menambahkan, Pasar Grosir Ngronggo merupakan salah satu titik strategis dalam menjaga kestabilan harga dan suplai bahan pangan di Kota Kediri.

“Inflasi di Kota Kediri pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,46 persen (month to month), 1,31 persen (year to date), dan 1,88 persen (year on year). Angka ini lebih rendah dari inflasi Jawa Timur yang mencapai 2,02 persen,” jelas Vinanda.

Meski demikian, ia tak menampik masih adanya tantangan dalam pengelolaan pasokan komoditas. Terutama karena Kota Kediri memiliki keterbatasan lahan pertanian.

“Sayur dan buah masih banyak didatangkan dari luar daerah. Sementara kami juga mengirimkan berbagai komoditas ke luar kota, meski sebagian besar bukan hasil produksi lokal,” terang Vinanda terkait kondisi pasar yang memiliki 346 kios dan 222 pelataran tersebut.

Pasar Grosir Ngronggo dikenal sebagai salah satu pusat distribusi bahan pangan skala besar di Jawa Timur, dengan jangkauan distribusi hingga ke Jakarta, Kalimantan, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan sejumlah daerah lainnya.

Di sela kunjungannya, Wamendag Roro juga menanggapi temuan Kementerian Pertanian soal praktik beras oplosan yang belakangan meresahkan masyarakat.

“Kami akan memantau distribusi beras melalui sistem dan menjalin kerja sama erat dengan dinas terkait di daerah. Mereka yang paling memahami kondisi di lapangan. Jika ada temuan, akan langsung kami tindak lanjuti,” tegasnya.

Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah untuk memberantas praktik curang yang merugikan konsumen dan melemahkan kepercayaan terhadap sektor perdagangan pangan. (RED.A)

City Tour Muskomwil IV Apeksi: Istri Kepala Daerah Terpesona Bandara Doho dan Tenun Ikat Bandar

 

Kediri,     rakyatindonesia.com      –  Rangkaian kegiatan Musyawarah Komisariat Wilayah (Muskomwil) IV ke-13 Apeksi 2025 tak hanya dipenuhi agenda formal. Para istri wali kota dan wakil wali kota yang tergabung dalam Tim Penggerak PKK turut ambil bagian dalam kegiatan city tour yang digelar di hari kedua acara tersebut, Rabu (17/7).

City tour ini menjadi momen istimewa untuk memperkenalkan potensi lokal Kota dan Kabupaten Kediri. Destinasi pertama yang dikunjungi adalah kompleks PT Gudang Garam Unit VIII, di mana rombongan melihat langsung proses industri skala besar yang menjadi ikon ekonomi Kediri.

Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Bandara Dhoho. Bandara yang baru diresmikan pada April 2024 ini mendapat pujian karena desain arsitekturnya yang unik. Perpaduan antara elemen modern dan kearifan lokal tampak dalam detail interior dan eksterior bangunan.

“Saya sangat mengapresiasi arsitektur Bandara Dhoho. Ornamen yang menyerupai candi dan stupa memberi kesan budaya yang kuat. Ini bisa jadi daya tarik tersendiri untuk pengembangan pariwisata,” ujar Lina Desriana, Ketua TP PKK Kota Mojokerto.

Kunjungan ke bandara dipandu langsung oleh Direktur Utama SDhI, Maksin Arisandi, yang menjelaskan filosofi desain serta harapan besar pengembangan ekonomi melalui konektivitas udara.

Setelah puas menjelajah bandara dan berswafoto di berbagai sudut ikonik, rombongan melanjutkan kunjungan ke Kampung Tenun Ikat di Kelurahan Bandarkidul. Di sana, mereka menyaksikan proses pembuatan kain tenun dari awal hingga akhir menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).

Tak hanya melihat, beberapa peserta city tour juga mencoba sendiri menenun benang menjadi lembaran kain bermotif khas Kediri. “Saya kagum, kainnya lembut dan berkualitas tinggi. Saya juga membelinya untuk oleh-oleh,” ungkap dr Evariani Aminudin, Ketua TP PKK Kota Probolinggo.

Baginya, kunjungan ini bukan sekadar wisata, tetapi juga studi pembelajaran dari kota yang dinilai berhasil dalam mengembangkan UMKM dan sektor pariwisata.

Ketua TP PKK Kota Kediri, Faiqoh Azizah Muhammad, menyampaikan rasa syukurnya karena bisa menunjukkan potensi daerah kepada para tamu. “Kami ingin menunjukkan bahwa Kediri tidak kalah. Kita punya bandara, punya budaya tenun yang kuat, dan masyarakat yang kreatif,” ujar Ning Faiqoh.

Selain city tour, rangkaian kegiatan Muskomwil IV juga diisi dengan pameran Kediri City Expo yang menampilkan puluhan stan UMKM dari berbagai daerah serta lomba mewarnai dan menggambar yang digelar oleh Bank Indonesia Kediri.

Muskomwil IV Apeksi 2025 di Kota Kediri bukan hanya soal pertemuan kepala daerah, tapi juga tentang membangun jejaring, promosi daerah, dan merayakan potensi lokal bersama.  (RED.A)

Wali Kota Malang Pimpin Komwil IV Apeksi 2025–2027, Siap Kawal Aspirasi Kota-Kota Anggota

 


Kota Kediri,     rakyatindonesia.com      – Wali Kota Malang Wahyu Hidayat resmi terpilih sebagai Ketua Komisariat Wilayah (Komwil) IV Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) periode 2025–2027. Terpilih dalam Muskomwil IV ke-13 yang digelar di Kota Kediri, Wahyu menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan berbagai rekomendasi dan persoalan dari kota-kota anggota Komwil IV.

Pria yang akrab disapa Pak Mbois itu memiliki latar belakang birokrasi yang kuat, termasuk sebagai Sekda Kabupaten Malang (2020–2023) hingga Penjabat Wali Kota Malang (2023–2024). Kini, dengan mandat baru dari Apeksi, Wahyu akan mengemban tugas mengawal aspirasi dari belasan kota di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Program utama saya adalah memperjuangkan aspirasi dari kota-kota anggota dan menindaklanjuti rekomendasi kepada pemerintah pusat,” kata Wahyu.

Setidaknya terdapat 10 rekomendasi utama yang menjadi perhatian Apeksi, seperti persoalan sampah, banjir, hingga tantangan dalam kemandirian fiskal dan kebijakan anggaran. Selain itu, Wahyu juga menekankan pentingnya pemerataan pertumbuhan kota melalui sinergi dan tukar pengalaman antarkota.

“Permasalahan tiap kota itu unik, tetapi dengan berbagi praktik baik antar wali kota, kita bisa temukan solusi bersama,” jelasnya.

Ia juga menyoroti tantangan dalam implementasi program prioritas nasional, seperti makan bergizi gratis dan Sekolah Rakyat. Wahyu menyebutkan, Kota Malang telah siap melaksanakan program tersebut, bahkan telah memiliki program SPPG untuk mendukung makan bergizi gratis, serta kesiapan fasilitas Sekolah Rakyat yang masuk gelombang pertama tahun ini.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Apeksi Alwis Rustam menegaskan, forum Apeksi harus mendorong pelaksanaan proyek strategis nasional agar tidak mandek di daerah. Salah satu tantangannya adalah bagaimana regulasi pusat bisa diterjemahkan dalam konteks lokal.

“Program strategis nasional harus dibumikan, tidak bisa tidak. Kalau ada daerah yang belum bisa menjalankan, kita cari tahu penyebabnya dan bantu carikan solusi,” ujar Alwis saat membuka rangkaian Muskomwil di Balai Kota Kediri, Rabu malam (16/7).

Muskomwil IV ke-13 Apeksi tahun ini menjadi ajang penting untuk menyatukan langkah kota-kota anggota dalam menjawab berbagai tantangan pembangunan kota, sembari terus memperkuat sinergi antarpemerintah daerah.  (RED.A)

Polri

Terkini

Sulsel

Kriminal

Ekonomi

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved