Sabtu, 31 Desember 2022

Pria Korea Selatan Tewas karena Infeksi Amuba Pemakan Otak, Ini Gejalanya

Pria Korea Selatan Tewas karena Infeksi Amuba Pemakan Otak, Ini Gejalanya

Jakarta, rakyatindonesia.com - Seorang warga negara Korea Selatan berusia 50 tahun meninggal 10 hari setelah menunjukkan tanda-tanda infeksi dari Naegleria fowleri atau "amuba pemakan otak".

Menurut Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA), pria itu tinggal di Thailand selama empat bulan sebelum memasuki Korea Selatan pada 10 Desember. Ia meninggal pada 21 Desember. Berikut hal yang perlu diketahui tentang tanda dan gejala dari penyakit ini.

Naegleria fowleri adalah spesies Naegleria, yakni jenis amuba yang biasa ditemukan di sumber air tawar yang hangat seperti danau, sungai, dan mata air panas. Naegleria dapat menginfeksi manusia ketika air yang mengandung organisme naik ke hidung. Hal ini dapat menyebabkan infeksi otak yang disebut primary amoebic meningoencephalitis (PAM). Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), infeksi tersebut dapat merusak jaringan otak.

Berdasarkan laporan, pria Korea Selatan itu menderita sakit kepala, muntah, leher kaku, dan berbicara cadel. Tanda-tanda pertama PAM mulai terlihat dalam 1-12 hari setelah terinfeksi. Tanda lain dapat termasuk mual dan demam pada tahap selanjutnya, diikuti kejang, halusinasi, hingga koma pada tahap selanjutnya.

Infeksi menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian rata-rata dalam waktu sekitar lima hari. Berdasarkan catatan CDC, dari 154 orang yang diketahui terinfeksi di Amerika Serikat dari 1962 hingga 2021, hanya empat orang yang selamat. Naegleria fowleri sejauh ini telah ditemukan di semua benua dan dinyatakan sebagai penyebab PAM di lebih dari 16 negara, termasuk India.

Sebanyak 381 kasus Naegleria fowleri telah dilaporkan di seluruh dunia pada tahun 2018, termasuk di India, Thailand, Amerika Serikat, Cina, dan Jepang.

Amerika Serikat sendiri melaporkan 154 infeksi dari tahun 1962 hingga 2021. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, hanya empat orang yang selamat, dengan tingkat kematian lebih dari 97 persen. (Red.Sl)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved