Sidoarjo, rakyatindonesia.com - AI (30), seorang ibu di Sidoarjo tega menyiksa anak kandungnya berusia 8 tahun dengan bengis. Akibatnya korban yang duduk di bangku SD Kelas 2 tersebut babak belur.
Kini kasus penganiayaan anak tersebut telah dilaporkan oleh UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sidoarjo. Saat ini, kasus tersebut tengah dilakukan penyelidikan.
Berikut fakta-fakta penyiksaan bengis tersebut:
1. Terungkap dari kecurigaan guru korban
Kasus penyiksaan ini pertama kali diketahui oleh salah satu guru korban. Ini karena sang guru curiga dengan luka lebam di sekitar mata korban.
Mulanya, korban enggan mengungkapkan apa yang dirasakan. Rasa sakit dan ketakutan yang dialami korban membuatnya tak bisa berkata apa-apa. Namun guru tersebut terus berupaya untuk membujuk korban.
Akhirnya korban pun buka suara. Korban menyebut semua luka tersebut hasil kekerasan ibu kandungnya.
"Awal terungkapnya itu korban diperiksa oleh guru kelasnya. Karena korban terlihat menahan rasa sakit, dan terlihat di pelipis ada benjolan," kata Wiwin tetangga korban, Sabtu (18/3/2023).
2. Korban disiksa ibunya dengan dipukul hingga disetrika
Wiwin menjelaskan bahwa dirinya tidak mengetahui secara jelas peristiwa penganiayaan yang dilakukan ibu terhadap anak kandungnya sendiri. Namun warga sekitar sering mendengar korban kerap menangis.
"Dari cerita warga bahwa siswi saat di rumah sering menangis, dan tetangga bercerita bahwa siswi tersebut juga pernah disetrika oleh ibu kandungnya," terang Wiwin.
3. Bekas luka penganiayaan ditemukan 12 titik
Abdillah Hakki pengacara dari UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sidoarjo mengungkapkan dari pemeriksaan di tubuh korban, pihaknya menemukan 12 titik bekas luka.
"Di tubuh korban, terdapat 12 titik luka bekas disetrika dan juga ada luka lebam bekas pukulan benda keras. Korban juga sering dipukuli dengan gagang sapu," ungkapnya.
4. Korban disiksa ibu kandungnya selama setahun ini
Hakki mengatakan korban memang selama ini tak pernah mengadu terkait penyiksaan yang dilakukan ibunya. Padahal penyiksaan tersebut telah berlangsung selama setahun ini.
Menurut Hakki, temuan guru korban ini kemudian dikoordinasikan ke pihaknya. Pihaknya pun langsung melakukan upaya hukum dengan melaporkan ke Polresta Sidoarjo setelah berkoordinasi dengan sekolah korban.
5. Korban disiksa karena jadi pelampiasan saat ibu marah dengan ayahnya
Dari keterangan korban juga, terang Hakki, penyiksaan kerap terjadi saat ibu dan ayahnya bertengkar. Namun, ibunya kerap melampiaskan ke korban, anaknya yang tak mengerti apa-apa itu.
"Jika ibunya jengkel pada ayahnya, dia langsung menyiksa korban. Ibunya berasumsi seolah-olah jika Ibunya sakit, anaknya juga harus merasakan sakit," terang Hakki.
6. Polisi dalami kasus penyiksaan anak
Kasi Humas Polresta Sidoarjo Iptu Tri Novi Handono saat dikonfirmasi membenarkan telah menerima lapiran tersebut. Saat ini, pihaknya tengah melakukan penyelidikan.
"Iya perkara tersebut sudah dilaporkan, dan sudah ditangani oleh petugas. Saat ini dilakukan pendalaman untuk penanganan lebih lanjut," tandas Novi.(red.Df)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram