Minggu, 11 Februari 2024

Mengunjungi Kampung Rumah 8 yang Terpencil di Ciamis

 Mengunjungi Kampung Rumah 8 yang Terpencil di Ciamis

  


Ciamis, rakyatindonesia.com - Kampung Rumah 8 merupakan sebuah perkampungan terpencil dan unik yang ada di Desa Bunter, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis.


Kampung ini berada di tengah hutan. Meski akses jalannya yang sulit, warga Kampung Rumah 8 sudah berada puluhan tahun dan tidak mau pindah. Uniknya, Kampung Rumah 8 ini menjadi tempat persinggahan favorit para offroader.


Seiring berjalannya waktu dan banyak dikunjungi offroader berbagai daerah, kampung ini mulai dikenal. Banyak yang heran, warganya tetap betah tinggal puluhan tahun meski jauh ke mana-mana.

Kenapa bisa dikunjungi offroader? Diketahui di wilayah Desa Bunter terpadat track off-road di kawasan hutan jati yang jadi tujuan para offroader, baik lokal maupun luar daerah. Lokasi Kampung Rumah 8 ini berada di tengah jalur off-road tersebut. Sehingga para offroader memilih kampung itu menjadi rest area. Mereka beristirahat, makan, salat dan aktivitas lainnya di kampung tersebut.

wartawan pun mencoba mengunjungi Kampung Rumah 8 tersebut, Sabtu (10/2/2024). Jarak dari perkotaan Ciamis ke Desa Bunter, Kecamatan Sukadana sekitar 28 kilometer atau 40 menit perjalanan.

Setelah sampai kawasan hutan jati di Desa Bunter, detikJabar terlebih dulu menghubungi ketua RT setempat yang mau mengantar sampai lokasi. Untuk menuju ke lokasi Kampung Rumah 8 ternyata harus menggunakan sepeda motor dengan ban khusus seperti motor trail.

wartawan  pun mendapat tumpangan dari warga diantar sampai ke Kampung Rumah 8. Memang benar, untuk menuju lokasi Kampung Rumah 8 membutuhkan perjuangan dan cukup ekstrem.

Selain melewati hutan, akses jalannya pun masih tanah dan bebatuan. Ditambah lagi dengan jalannya yang kecil dan juga terjal naik turun, membuat perjalanan menjadi lebih menantang. Perjalanan menggunakan motor tersebut membutuhkan waktu sekitar 15 menit.

Kampung Rumah 8 ini memang terpencil. Akses masuk hanya satu-satunya melewati hutan yang dihuni kawanan monyet dan juga babi hutan.

Setelah sampai, nampak sejumlah warga duduk-duduk di salah satu rumah sambil bercengkrama. Ada juga beberapa warga yang beraktivitas di kebun. Mereka ternyata sudah mengetahui akan ada orang yang datang ke kampungnya.

Suasana di Kampung Rumah 8 Ciamis

di Kampung Rumah 8 tersebut ternyata benar hanya ada 8 rumah dalam satu kompleks. Ditambah ada sebuah musala kecil yang informasinya baru beberapa waktu lalu dibangun.

Kondisi rumahnya tidak jauh berbeda seperti pada umumnya. Ada yang terbuat dari tembok ada juga yang semi permanen terbuka dari bilik dan kayu. Suasana kampung tersebut sangat nyaman dan adem, jauh dari hiruk pikuk atau pun suara kendaraan.

Ketua RT setempat Eli Yuliana menjelaskan Kampung Rumah 8 ini awalnya bernama blok Cidahu, Dusun Cibangban. Nama Kampung Rumah 8 ini dicetuskan oleh offroader yang kerap singgah di kampung itu sekitar 5 tahun lalu.

"Jadi kampung ini sering disinggahi oleh para offroader, rest areanya, makan siang di sini. Di Desa Bunter kan ada rute off road. Kemudian offroader itu memberi nama Kampung Rumah 8. Sehingga dikalangan offroader nama kampung ini sudah cukup terkenal. Mereka juga membantu untuk membuat musala," ujar Eli.

Eli menyebut kampung ini bukan kampung budaya seperti Kampung Kuta atau Kampung Naga. Di sini hanya ada warga yang memutuskan membuat sebuah perkampungan yang jauh dari mana-mana. Warga yang tinggal saat ini merupakan pewaris dari orang tuanya sejak puluhan tahun lalu.

Ceritanya, orang tua dulu membuat rumah mendekati ladang, sawah dan perkebunan supaya lebih mudah menggarap. Awalnya rumah itu pisah-pisah, tapi pada akhirnya memutuskan membuat komplek perkampungan yang isinya ada 8 rumah.

"Memang sejak dulu tidak bertambah. Menurut cerita ada sejak masa kolonial. Sebetulnya mau ditambah juga tidak apa-apa, tapi tetap bertahan jumlahnya sampai sekarang," jelasnya.

Saat ini ada 9 kepala keluarga dengan 28 jiwa yang menghuni Kampung Rumah 8 itu. Untuk kebutuhan sehari-hari, di lokasi itu ada sebuah warung yang menyediakan dagangan yang cukup komplet terutama sembako.

"Warga di sini hampir semuanya petani, beternak atau perikanan. Penghuninya ada yang usianya sudah 90 tahun paling tua. Warga yang merantau ada, tapi anak-anaknya seperti ke Jakarta dan Bekasi," ucapnya.


Eli menyebut meski jauh dari perkampungan lainnya dan terpencil, tapi warga di Kampung Rumah 8 tidak ada yang mau pindah. Mereka sudah merasa nyaman dan tidak ingin jauh dengan lahan yang sudah menjadi penghidupan mereka selama ini.(red.w)


Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved