Selasa, 16 April 2024

Tradisi Syawalan, Warga Boja Kendal Berebut Gunungan di Kirab Nyai Dapu

 Tradisi Syawalan, Warga Boja Kendal Berebut Gunungan di Kirab Nyai Dapu


Kendal
, rakyatindonesia.com - Ratusan warga Desa Boja, Kecamatan Boja, Kendal, berebut gunungan hasil bumi dalam kirab budaya merti desa, sore tadi. Warga rela saling dorong untuk mendapatkan sayuran dari gunungan yang merupakan tradisi Syawalan warga Boja.
"Ini tradisi setiap tahun saat merti desa dan tradisi Syawalan. Gunungan hasil bumi direbutin warga," kata salah satu warga Boja, Tatik kepada detikJateng, Selasa (16/4/2024).

Gunungan hasil bumi berupa sayuran dan buah-buahan ini merupakan bentuk syukur warga atas limpahan berkah dari sang pencipta. Sebelum diperebutkan, gunungan diarak keliling desa sejauh lima kilometer dengan iring-iringan pasukan pengawal Nyi Pandansari atau Nyai Dapu.

Pantauan detikjateng, ratusan warga sudah menunggu kedatangan gunungan hasil bumi di depan kompleks Makam Nyai Sedapu sejak pukul 13.30 WIB. Namun belum sampai di depan kompleks makam, warga sudah mulai merangsek dan berebut gunungan hasil bumi meski sudah dihalau panitia.

Warga baik muda maupun tua saling dorong dan berdesakan untuk bisa mendapatkan hasil bumi yang diarak dalam tradisi syawalan dan merti Desa Boja. Warga ingin mendapatkan berkah dari gunungan hasil bumi yang menggambarkan kemakmuran dan kesejahteraan.


"Ya seperti ini kalau tidak rebutan ya tidak dapat. Saya dapat sayur kacang dan buah salak, ini bisa jadi barokah buat saya biar rezekinya lancar," ujar Tatik.

Menurut Kades Boja, Rofik Anwar, kirab budaya Nyi Pandansari atau Nyai Dapu sebagai bentuk penghormatan kepada Nyi Pandansari yang merupakan tokoh penyebar agama Islam di wilayah Boja.

"Tradisi ini tentunya bentuk penghargaan dan penghormatan kepada Nyi Pandansari yang merupakan tokoh penyebar agama Islam di wilayah Boja," kata Rofik.

"Gunungan hasil bumi ini sebagai bentuk semangat warga untuk saling bergotong royong dan sebagai bentuk ucapan syukur warga desa Boja kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Jadi diwujudkan dengan gunungan hasil bumi," jelasnya.

Rofik menambahkan kirab ini sebagai bentuk tradisi tahunan merti desa dan Syawalan. Dia berharap hasil sawah dan kebun menjadi melimpah.

"Ini sudah menjadi tradisi tahunan desa kami saat Syawalan, jadi acaranya bersamaan. Kami berharap dengan tradisi merti desa ini, hasil sawah dan kebun kami menjadi melimpah," tambahnya.

Usai kirab, prosesi dilanjutkan dengan penggantian luwur (penutup makam) dan tahlilan di makam Nyai Dapu. Tradisi Syawalan di Boja ini merupakan agenda tahunan dan menjadi wisata religi warga Kendal dan sekitarnya.

(red.alz)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved