Wednesday, May 21, 2025

Jangan Langsung Matikan Mesin Setelah Perjalanan Jauh, Ini Alasannya!

Jangan Langsung Matikan Mesin Setelah Perjalanan Jauh, Ini Alasannya!

 



KEDIRI, rakyatindonesia.com  – Banyak pengendara masih sering mengabaikan satu kebiasaan penting setelah menyelesaikan perjalanan panjang: langsung mematikan mesin mobil begitu sampai tujuan. Padahal, tindakan sederhana ini bisa berdampak buruk terhadap kesehatan mesin dalam jangka panjang.

Meski kendaraan masa kini sudah dibekali teknologi yang mampu mengatur performa mesin secara otomatis, bukan berarti prinsip dasar perawatan kendaraan bisa diabaikan. Salah satunya adalah memberi jeda sejenak (idle) agar mesin bisa mendingin secara bertahap sebelum benar-benar dimatikan.

Suhu Mesin Bisa Melejit, Komponen Vital Terancam

Setiap kali mobil menempuh perjalanan berat—baik melewati jalan menanjak, terjebak macet, atau menempuh rute luar kota dalam waktu lama—suhu mesin otomatis meningkat tajam. Komponen-komponen seperti piston, silinder, bahkan turbocharger (bila ada) bekerja dalam tekanan tinggi dan suhu ekstrem.

Jika mesin langsung dimatikan, maka aliran oli akan berhenti secara tiba-tiba, menyebabkan panas tinggi yang masih tersisa justru menumpuk di dalam mesin (fenomena heat soak). Dampaknya bisa memicu keausan lebih cepat dan kerusakan komponen vital yang tersembunyi.

Idle Sejenak = Perpanjang Umur Mobil

Dengan membiarkan mesin menyala dalam posisi idle selama 1–3 menit setelah berhenti, sistem pendinginan seperti kipas radiator dan pompa oli tetap bekerja. Ini membantu menurunkan suhu mesin secara perlahan dan aman, menjaga sirkulasi oli tetap berjalan, serta mencegah oli berubah kualitas akibat terbakar pada suhu tinggi.

Khusus untuk mobil bermesin turbo, waktu idle disarankan 3–5 menit. Beberapa mobil bahkan dilengkapi turbo timer, alat yang secara otomatis menjaga mesin tetap hidup beberapa menit sebelum mati sendiri, demi melindungi turbo dari kerusakan dini.

Langsung Mematikan Mesin Bisa Sebabkan Masalah Ini:

  • Turbo aus lebih cepat, akibat pelumasan berhenti saat masih panas.

  • Overheat lokal di bagian mesin karena sistem pendinginan mati tiba-tiba.

  • Kabel dan sensor elektronik terganggu karena terkena sebaran sisa panas.

  • Kualitas oli menurun drastis, mempercepat keausan mesin.

  • Aki melemah, karena alternator tidak sempat mengisi ulang daya setelah beban berat.

Kapan Harus Tunggu Sebelum Matikan Mesin?

Tak hanya setelah perjalanan jauh, beberapa kondisi lain juga sebaiknya disikapi dengan memberi waktu pendinginan sejenak:

  • Setelah melewati jalan tanjakan atau turunan ekstrem.

  • Setelah penggunaan AC dalam waktu lama, terutama di cuaca panas.

  • Setelah terjebak kemacetan panjang, meski mobil tidak banyak bergerak.

  • Setelah mengangkut beban berat atau menarik trailer (towing).

“Kebiasaan memberi waktu pendinginan sangat penting. Ini bentuk perawatan harian yang sering diabaikan, padahal sangat menentukan keawetan mesin,” ujar Wawan, teknisi bengkel mobil di Kediri.

Tips Tambahan Saat Mendinginkan Mesin:

  • Parkir di tempat berteduh, hindari suhu luar yang ekstrem.

  • Jangan langsung buka kap mesin, karena perbedaan suhu drastis bisa merusak komponen logam.

  • Perhatikan indikator suhu di dashboard. Jika masih di atas normal, tunggu sampai turun.

Membiarkan mesin idle sejenak setelah perjalanan jauh bukan pemborosan bahan bakar, melainkan investasi kecil untuk umur panjang kendaraan. Dengan membiasakan diri untuk tidak langsung mematikan mesin, kamu tidak hanya melindungi bagian internal mesin, tapi juga menghemat biaya perbaikan yang bisa sangat mahal di kemudian hari.

Jadi, mulai sekarang, ubah kebiasaan ini demi mobil kesayanganmu. Mesin yang sehat, performa terjaga, dan kamu pun lebih tenang saat berkendara ke mana saja.(red.al)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved