Jakarta rakyatind Indonesia.com — Otoritas kesehatan India tengah menyelidiki dugaan adanya kontaminasi bahan kimia beracun dalam sirup batuk yang dikaitkan dengan kematian sembilan anak di negara tersebut.
Sirup batuk yang menjadi sorotan adalah Coldrif Cough Syrup, produk yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Sresan Pharma yang berbasis di negara bagian Tamil Nadu, India bagian selatan.
Mengandung Zat Berbahaya Melebihi Batas Aman
Menurut laporan dari otoritas kesehatan India, hasil uji laboratorium terhadap sampel sirup menunjukkan adanya kandungan diethylene glycol (DEG) di atas ambang batas aman.
DEG merupakan zat pelarut kimia yang dikenal beracun dan dapat menyebabkan kerusakan ginjal serta kematian jika dikonsumsi dalam dosis tinggi.
Dalam pernyataan resminya, Kementerian Kesehatan India menyebut, “Sampel yang diperiksa menunjukkan kadar diethylene glycol (DEG) melebihi batas yang diizinkan.”
Kematian Anak Terjadi di Madhya Pradesh
Kasus ini bermula dari laporan mengenai kematian sembilan anak di negara bagian Madhya Pradesh, yang diduga memiliki keterkaitan dengan konsumsi sirup batuk tersebut.
Badan Pengawas Obat dan Makanan setempat (MPFDA) sebelumnya telah memeriksa tiga dari 13 sampel yang dikumpulkan, dan hasil awal tidak menunjukkan tanda-tanda kontaminasi.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan tambahan oleh regulator di Tamil Nadu, sampel yang diambil langsung dari pabrik Sresan Pharma di Kanchipuram justru menunjukkan adanya kontaminasi DEG.
Tindakan Pemerintah dan Penyelidikan Lanjutan
Hingga kini, Sresan Pharma belum memberikan keterangan resmi terkait hasil investigasi tersebut.
Sebagai langkah tindak lanjut, Kementerian Kesehatan India telah memerintahkan inspeksi terhadap 19 produsen obat di enam negara bagian guna memastikan standar keamanan dan kendali mutu produk farmasi di seluruh wilayah India.
Pemerintah juga berencana melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses produksi obat cair yang berpotensi mengandung bahan pelarut kimia berisiko tinggi.
Kasus Serupa Pernah Terjadi
Insiden ini menambah daftar panjang sorotan global terhadap industri farmasi India. Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah mengaitkan kematian sedikitnya 70 anak di Gambia pada tahun 2022 dengan sirup batuk buatan perusahaan asal India lainnya.
Meski klaim tersebut sempat dibantah pemerintah India, peristiwa itu memicu kekhawatiran internasional tentang pengawasan kualitas obat-obatan produksi lokal yang diekspor ke berbagai negara.
Kasus terbaru ini kini menjadi perhatian dunia internasional, terutama karena India dikenal sebagai salah satu produsen obat generik terbesar di dunia.
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram