Thursday, April 18, 2024

Bedanya Gunung Ruang dan Raung, hingga Marapi dan Merapi


Jakarta
, rakyatindonesia.com  - Perhatian publik saat ini sedang tersita pada Gunung Ruang yang erupsi pada Selasa (16/4/2024) dan Rabu (17/4/2024). Namun, ada juga yang salah menduga. Gunung yang erupsi disangka Gunung Raung.
Padahal, Gunung Ruang dan Raung adalah dua gunung yang berbeda. Itu tidak terlepas dari namanya yang sekilas mirip.

Padahal, Gunung Ruang berada di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut). Sementara Gunung Raung terletak di wilayah Jawa Timur, tepatnya berada di tiga kabupaten yakni Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember.

Dikutip dari detikEdu, selain Gunung Ruang dan Raung, ada beberapa gunung lain yang juga kerap keliru disebutkan karena mirip. Berikut ini ulasannya yang dikutip dari catatan redaksi detikcom.

Daftar Gunung dengan Nama yang Mirip di Indonesia

1. Gunung Ruang dan Raung
Selain lokasi yang berbeda ketinggian Gunung Ruang dan Gunung Raung juga berbeda. Gunung Ruang di Sulut memiliki ketinggian 725 mdpl (meter di atas permukaan laut).

Sementara Gunung Raung di Jawa Timur jauh lebih tinggi dengan 3.344 mdpl. Bahkan Gunung Raung merupakan gunung tertinggi ketiga di Jawa Timur dan keempat di Pulau Jawa.

Meski begitu, keduanya memiliki kesamaan yakni sama-sama bertipe gunung strato atau gunung api kerucut yang menjulang. Bedanya, Gunung Raung bertipe strato berkaldera.

Kaldera Raung berbentuk elips dengan ukuran 1750 x 2250 m, dalamnya 400-550 m dari pematang gunung, sebagaimana dikutip dari Magma Indonesia.

Dalam sejarah letusannya, Gunung Ruang erupsi sejak 1808 dan memiliki interval erupsi berkisar antara 1 hingga 30 tahun. Erupsi terakhir terjadi pada 2002 dan baru kembali erupsi pada 17 April 2024 lalu.

Sementara Gunung Raung meletus kali pertama pada 1586 hingga menelan korban jiwa dan kerusakan. Setelah itu, gunung api ini cukup sering aktif hingga terakhir meletus pada tahun 2022.

2. Gunung Merapi dan Marapi
Gunung Merapi terletak di wilayah Sleman di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), serta Magelang, Boyolali, dan Klaten di Jawa Tengah. Sementara Gunung Marapi terletak di wilayah Kabupaten Tanah datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Ketinggian kedua gunung ini bisa dikatakan hampir mirip. Gunung Merapi memiliki ketinggian 2.980 mdpl, sedangkan Gunung Marapi memiliki ketinggian 2.891 mdpl.

Dalam sejarahnya, keduanya merupakan gunung api aktif yang telah meletus sejak sekitar abad ke-18. Gunung Merapi pertama kali meletus pada 1768 dan tercatat masih mengalami erupsi hingga 2024 ini.

Sementara Gunung Marapi meletus pertama antara tahun 1807-1822. Tercatat, gunung di Sumbar ini terakhir meletus pada akhir 2023

3. Gunung Kendeng dan Kendang
Gunung Kendang merupakan gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Gunung ini memiliki tinggi sekitar 2.617 mdpl.

Sementara Gunung Kendang merupakan gunung api purba yang sudah mati. Letaknya berada di perbatasan Kabupaten Cianjur dengan Kabupaten Bandung.

Selain dua gunung di atas, ada juga Pegunungan Kendeng yang berada di wilayah Kabupaten Kudus, Pati dan Grobogan.

(red.alz)

Saturday, March 18, 2023

Sabtu Pagi, Merapi Mengeluarkan Lava Pijar Sebanyak 17 Kali.

    


Jakarta,  rakyatindonesia.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pagi ini mengeluarkan guguran lava pijar 17 kali. Guguran lava pijar itu keluar dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
"Teramati guguran lava pijar 17 kali dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke barat daya atau Kali Bebeng," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam keterangan resminya, dilansir Antara, Sabtu (18/3/2023).

BPPTKG mengungkapkan berdasarkan pengamatan pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB, Gunung Merapi juga mengalami 37 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-38 mm selama 19.1-152.8 detik, empat kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-4 mm selama 6.2-9.1 detik, satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 31 mm selama 8,9 detik, dan gempa tektonik jauh dalam dengan amplitudo 9 mm selama 19.8 detik.

Asap kawah bertekanan lemah di atas puncak Merapi teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 75-150 meter di atas puncak kawah.

Pada periode pengamatan Jumat (17/3) pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat dua kali meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum 1.300 meter ke arah barat daya. Selain itu, guguran lava juga terpantau sebanyak 23 kali dengan jarak luncur 1.800 meter ke barat daya.

BPPTKG masih mempertahankan status Siaga atau Level III yang ditetapkan sejak November 2020 silam. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran yakni di Kali Woro sejauh 3 km dari puncak, Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak.

Selain itu, potensi bahaya juga di Kali Boyong sejauh 5 km dari puncak, serta Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh 7 km dari puncak. Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

BPPTKG juga mengimbau masyarakat mewaspadai bahaya lahar di alur sungai berhulu Merapi, terutama saat terjadi hujan di puncak gunung.

(red.Df)
© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved