Sandiaga Uno Yakin KUHP Tak Akan Mempengaruhi Investasi Pariwisata Asing di Indonesia

Sandiaga Uno Yakin KUHP Tak Akan Mempengaruhi Investasi Pariwisata Asing di Indonesia

Jakarta, rakyatindonesia.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menanggapi soal kekhawatiran investor asing terhadap ranah privat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Ia mengaku sangat yakin aturan itu tak akan mengganggu target pencapaian investasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Ini yang saya sendiri sangat yakin, US$ 6-8 miliar bisa tetap tercapai dan 2 juta lapangan kerja di sektor parekraf ini bisa kita ciptakan," ujarnya saat ditemui di kedai Kopi Jonny, Jakarta Utara, Sabtu, 10 Desember 2022.

Sandiaga mengaku telah secara langsung mendatangi perkumpulan investor asing pada Selasa, 6 Desember 2022 lalu. Ia tak menampik bahwa para penanam modal khawatir akan pasal-pasal tersebut. Sandiaga kemudian berjanji akan ada mitigasi lanjutan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atas pasal-pasal yang dinilai memicu kekhawatiran investastor.

Kendati yakin KUHP tak akan mempengaruhi investasi, menurutnya, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif memerlukan dukungan dan bantuan, khususnya dari segi hukum. Pasalnya, investor pasti memerlukan pendapat hukum sebelum menanamkan modal. Pendapat hukum itu, kata dia, harus memberikan keyakinan kepada para penanam modal bahwa iklim berinvestasi di Tanah Air aman.

"Kan kalau investor itu melihatnya bagaimana ketidakpastian itu bisa kita tekan, sehingga potensi keuntungan mereka dalam berinvestasi sekaligus menambah geliat ekonomi dan target lapangan kerja kita direalisasikan," tuturnya.

Adapun pemerintah saat ini sedang mendorong penanaman modal pada sektor pariwisata di lima destinasi super prioritas, yaitu Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Selain itu, ada juga destinasinya yang dinilai potensial, seperti Belitung, Tanjung Lesung, Bromo, Semeru, Morotai, Wakatobi, dan Raja Ampat. "Ini baru terpilih menjadi destinasi favorit oleh Lonely Planet," kata dia. (Red. Sl)