Jumat, 21 Juli 2023

Panti Pijat di Kediri Diduga Menjadi Tempat Wisata Syahwat : APH Harus Turun Tangan

Panti Pijat di Kediri Diduga Menjadi Tempat Wisata Syahwat : APH Harus Turun Tangan

KEDIRI, rakyatindonesia.com - Tempat prostitusi di daerah Kediri kini makin marak. Modus yang dilakukan oleh pengusaha prostitusi ini berkedok panti pijat. Pemandangan yang sudah biasa bagi masyarakat sekitar melihat pemandangan keluar masuk pria, yakni para pengunjung panti pijat Mayang dan Clasic Spa yang berada di kawasan Simpang Lima Gumul, Kecamatan Ngasem, dan Kecamatan Gurah.


Bukan tanpa sebab mereka memilih panti pijat, pasalnya tempat tersebut diduga juga menyediakan layanan plus-plus. Dengan patokan harga yang lumayan terjangkau, para pria hidung belang sudah bisa mendapatkan extra “esek-esek”


Sering terlihat jelas aktivitas para pengunjung panti Pijat Mayang dan Clasic Spa tersebut. Meskipun lokasinya ditengah area pemukiman warga, akan tetapi aktivitas panti pijat tersebut seakan tak tersentuh. Seakan-akan panti pijat tersebut menjadi surga para pria hidung belang.


Berdasarkan penulusuran tim media, dengan terang-terangan salah satu pengelola Panti Pijat kawasan tersebut menawarkan adegan dewasa/ML dengan paket tarif pijat 450 selama satu setengah jam. 


Disinyalir pengunjungnya pun ada yang berasal dari luar Kediri, datang demi mencicipi wisata syahwat di panti pijat Mayang dan Clasic Spa yang berada di kawasan Simpang Lima Gumul, Kecamatan Ngasem, dan Kecamatan Gurah. Kalangan pengunjung prostitusi berkedok panti pijat seperti ini diberi berbagai macam pilihan, hal ini didasarkan dari tarif kencan yang dipatok oleh pengelola panti pijat.


Selain itu, diduga Prostitusi berkedok panti pijat ini juga tak pernah mati seiring keluar masuknya para terapis baru yang menjajakan diri dengan beralibi sebagai terapis.


“Barang baru stok lama sih, karena biasanya mereka berputar dari Panti Pijat lain ke sini,” terang Karlos (bukan nama sebenarnya).


Hal tersebut menjadi Sorotan LSM Gerak Indonesia. Ambon Martinus selaku Kepala Satgas Gerak Indonesia mengatakan “Kemaksiatan kalau tidak diregulasi atau sengaja dibiarkan Pasti tumbuh Subur”. 


Keberadaan Panti Pijat Plus Plus telah menjadi citra buruk bagi warga Kediri,selain mengancam perilaku masyarakat, dikhawatirkan panti pijat tersebut juga merusak psikologis anak-anak yang berada disekitarnya.


“Kami sebagai warga masyarakat, meminta Kepada Pemkab Kediri dan Polres Kediri serta Satpol PP Kabupaten Kediri agar memberikan perhatian Khusus terkait Prostitusi Berkedok Panti Pijat dikediri,harus ada tindakan tegas untuk pengelola, kalau emang para terapis bekerja profesional pasti pakaiannya sopan, ini kebanyakan para terapis berpakaian minim, terus tujuannya apa? apakah untuk mengundang syahwat”  ucap ambon sambil tersenyum. 


“Panti pijat yang menyalahi aturan ditutup atau kami yang akan bergerak sendiri menutupnya, alasan kami kuat, dengan  terang terangan pengelola panti menyediakan Paket ML” tegas ambon.


Bukan rahasia umum lagi bahwa panti pijat itu juga memberikan pelayanan plus plus. Ironisnya diduga para APH seperti Satpol PP terkesan tutup mata. Seperti yang kita ketahui sebenarnya tugas Satpol PP ialah garda terdepan penegak Peraturan Daerah (perda), namun hingga berita ini diturunkan belum ada tindak lanjut yang dilakukan terhadap panti pijat tersebut. (bram)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved