Selasa, 07 November 2023

Pemkot Makassar Kaji Cabut Tanggap Darurat Kekeringan Jelang Musim Hujan

Pemkot Makassar Kaji Cabut Tanggap Darurat Kekeringan Jelang Musim Hujan

 

Makassar, rakyatindonesia.com – Makassar disebut sudah memasuki masa transisi dari kemarau ke musim hujan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar mempertimbangkan untuk mencabut status tanggap darurat bencana kekeringan (TDBK).

"Tadi barusan saya menghadap ke Pak Wali Kota karena pada saat ini kita masih dalam status tanggap darurat bencana kekeringan. Kami mohon arahan Pak Wali Kota apakah TDBK ini tetap berlanjut atau belum (dicabut)," kata Kepala Pelaksana BPBD Makassar Hendra Hakamuddin, Selasa (7/11/2023).

Hendra mengatakan pihaknya memang diminta untuk mengkaji pencabutan status tanggap darurat bencana kekeringan itu. BPBD akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk membahas mengenai status tersebut.

"Arahan beliau adalah kami diperintahkan untuk membuat mengadakan rapat koordinasi dengan seluruh stakeholder termasuk sehingga hasilnya secara resmi bisa kita putuskan apakah ini tanggap darurat bencana kekeringan sudah selesai. Artinya kita masuk ke masa transisi," terangnya.

Setelah status tanggap darurat bencana dipastikan, Hendra mengatakan pihaknya akan mulai beralih untuk membahas persiapan musim hujan. Dia akan memetakan waktu-waktu intensitas hujan tinggi yang bisa menjadi atensi nantinya.

"Ada namanya transisi bencana, dan berikutnya adalah kami sampaikan ke Pak Wali Kota dalam rapat koordinasi itu kami juga ingin membahas mengenai persiapan musim hujan," ucapnya.

"Kami (mau) tahu dari BMKG di bulan-bulan berapa, di momen-momen apa curah hujan atau intensitas hujan itu tinggi sehingga memerlukan atensi kita semua. Jadi seluruh Forkopimda akan diundang dipimpin langsung oleh Pak Wali Kota, rencananya seperti itu," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Hendra Hakamuddin menyebut Makassar dan sekitarnya saat ini sudah memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Krisis air bersih imbas kekeringan pun disebut sudah berangsur normal.

"Kondisi Kota Makassar pada saat ini dari faktor cuaca memang sekarang kita dalam masa transisi dari musim kering atau kemarau ke musim hujan," kata Hendra.

Hendra menjelaskan ada beberapa hal yang mempengaruhi krisis air bersih di Makassar. Salah satunya kondisi cuaca di daerah sekitar seperti Maros, Gowa, dan Takalar.

"Namun ada beberapa hal yang menjadi catatan. Yang pertama adalah kondisi cuaca di Kota Makassar tentang kekeringan, yang mengakibatkan kekurangan air bersih itu tidak melulu dipengaruhi oleh hujan di Kota Makassar, tapi di daerah sekitar. Alhamdulillah di daerah sekitar hujan," paparnya.

Menurutnya, dengan hujan yang terjadi di daerah sekitar Makassar, maka turut mempengaruhi sumber air baku di Kota Makassar. Hendra mengatakan saat ini warga yang kekurangan air bersih pun perlahan mulai berkurang.

"Nah hujan di daerah sekitar inilah yang mengaliri beberapa sungai yang menjadi sumber air baku Kota Makassar. Hal inilah yang mempengaruhi tingkat kebutuhan air bersih dari Tim Tanggap Darurat Bencana Kekeringan yang dikomandoi BPBD, itu semakin hari semakin berkurang," katanya.

"Bahkan kemarin itu sempat nihil permohonan. Meskipun hari ini ada beberapa lagi, tapi jumlahnya tidak begitu banyak," imbuhnya. (red.IY)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved