Sabtu, 24 Februari 2024

Penolakan Pengajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah Berujung Laporan Polisi

Penolakan Pengajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah Berujung Laporan Polisi

 





Surabaya, rakyatindonesia.com - Pengajian yang menghadirkan Ustaz Syafiq Riza Basalamah di Masjid Assalam, Perumahan Purimas, Gunung Anyar, Surabaya pada Kamis (22/2) petang berujung ricuh. Ketegangan terjadi sebelum pengajian dimulai, ketika Massa Gerakan Pemuda (GP) Ansor hingga Banser datang menolak sang ustaz.


Imbas penolakan itu pihak panitia penyelenggara pengajian dengan massa dari GP Ansor dan Banser saling bersitegang. Kericuhan pun tak terhindarkan. Dalam video yang beredar terlihat ada beberapa orang yang mengalami pemukulan.


Versi GP Ansor, ketegangan itu terjadi menjelang Magrib. Sejumlah anggota Banser dan Ansor yang datang untuk bertabayun berkaitan acara pengajian yang tetap menghadirkan Ustaz Syafiq Riza Basalamah ditolak oleh pihak panitia saat hendak melakukan salat magrib di dalam masjid.


"Sahabat-sahabat Ansor Banser yang berada di lokasi ingin masuk dan melaksanakan salat jemaah namun ditolak dan diusir oleh panitia. Dan bahkan terjadi pemukulan seperti di video yang beredar," ungkap Sekretaris GP Ansor Surabaya Rizam Syafiq, Jumat (23/2).


Rizam menjelaskan alasan kenapa massa Ansor dan Banser mendatangi masjid Assalam yang pada akhirnya berujung kericuhan. Massa Ansor dan Banser berupaya memastikan bahwa pihak panitia penyelenggara pengajian Ustaz Riza Basalamah mematuhi perjanjian yang telah dibuat.


Pagi sebelum kericuhan itu terjadi, kata Rizam, Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Gunung Anyar telah melakukan musyawarah dengan panitia pengajian yang difasilitasi Polsek Gunung Anyar.

Dalam musyawarah yang juga dihadiri MWC NU Gunung Anyar, Koramil, Camat Gunung Anyar, Polsek Gunung Anyar, Takmir Masjid Assalam, Yayasan yang menaungi masjid, serta Satkoryon Banser Gunung Anyar itu menyepakati bahwa Ustaz Syafiq Riza Basalamah tidak akan membawakan materi.

"Dalam pertemuan tersebut, disepakati meniadakan pemateri Syafiq Riza Basalamah untuk menjaga kondusifitas di wilayah Gununganyar. Kami punya bukti surat kesepakatan dan foto pertemuan ini," ungkap Rizam.


Salah satu poin yang disepakati dalam musyawarah itu, Ustaz Riza Basalamah tetap diizinkan untuk melakukan salat magrib berjemaah. Namun Ansor meminta panitia memastikan ada memo pembatalan kegiatan agar tidak ada pengerahan massa dan jemaah menghadiri pengajian yang direncanakan.


"Hingga sore hari, pembuatan meme pembatalan diingkari oleh pihak panitia. Banyak jemaah yang berdatangan. Meski begitu, sahabat-sahabat Ansor Banser tetap menjaga kondusifitas dan tetap mengawal kesepakatan di pagi hari," kata Rizam.


Untuk itulah Banser dan Ansor datang berbondong-bondang di Masjid Assalam. PAC Ansor Gunung Anyar dan Banser wilayah setempat hanya ingin memastikan bahwa perjanjian yang telah disepakati pada Kamis pagi dijalankan panitia. Hingga insiden pengusiran anggota banser saat salat terjadi.


Kemudian setelah salat magrib, panitia melalui speaker masjid mengumumkan kajian tetap dilanjutkan. Nah ini kemudian yang menjadi keributan kedua. Sahabat Ansor Banser mencoba masuk masjid untuk menanyakan iktikad baik dari takmir masjid dan yayasan, namun beberapa jemaah tiba-tiba dari belakang memukul Ketua PAC GP Ansor Rungkut, sahabat Lukman dan langsung dilerai oleh sahabat-sahabat Banser lainnya," tambah Rizam.


Atas pemukulan itu, GP Ansor Surabaya resmi melaporkan dugaan kekerasan yang dilakukan oleh panitia penyelenggara pengajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah ke polisi. Laporan itu dilayangkan ke Polrestabes Surabaya oleh perwakilan GP Ansor didampingi LBH pada Kamis malam pukul 23.00 WIB.


Rizam mengatakan ada 4 anggota GP Ansor yang menjadi korban kekerasan hingga mengalami luka-luka. Salah satunya adalah Ketua PAC Rungkut bernama Lukman yang menjadi korban pemukulan seperti yang telah dia sebutkan.


"Bahkan, ada salah satu anggota kami yang mengalami luka cukup parah. Pelipis matanya berdarah karena terkena serpihan kacamata yang dipukul oleh pihak panitia. Itulah yang menjadi pertimbangan kami melakukan laporan polisi," lanjut Rizam.


Tidak hanya laporan secara lisan, pihaknya juga membawa sejumlah barang bukti untuk melengkapi laporan. Alat bukti itu berupa hasil visum, jaket, dan video rekaman pada saat kejadian.


"Alat bukti yang kami bawa ada jaket Ansor yang sobek dan video kejadian semalam. Kami juga melampirkan visum untuk melengkapi laporan," ujarnya. (red.w)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved