Rabu, 20 Maret 2024

Pembayaran Digital yang Bikin Nyaman

 Pembayaran Digital yang Bikin Nyaman

 


Bandung - , rakyatindonesia.com - Suasana Food Court Daarut Tauhid yang berada di Jalan Gegerkalong, Kota Bandung, Jawa Barat cukup ramai menjelang berbuka puasa. Meski sekitar tiga jam lagi menuju waktu berbuka, sejumlah pedagang di food court itu sibuk memasak makanan yang dijualnya.

Harum masakan, bercampur aduk di lantai dua food court tersebut. Lain dengan hari biasa, di bulan ramadan seperti saat ini para pedagang menyetok makanan siap santap, agar para pembeli yang berburu takjil ke food court itu bisa langsung mendapatkan makanan yang diinginkannya tanpa harus menunggu dimasak terlebih dahulu.

Begitupun di kios Tahu Walik Bakso Rujak milik Adi Kusmawan (38). Adi membuka satu persatu kemasan tahu walik yang sebelumnya dibekukan untuk digoreng di wajan panas yang sudah disiapkan olehnya.

Puluhan butir tahu walik digoreng sekaligus oleh Adi. Dengan cekatan Adi memasukkan satu per satu tahu walik ke wajan. Agar tidak gosong, satu per satu tahu walik yang digorengnya dibolak-balik dengan menggunakan spatula yang ada di tangan kanannya.

"Kebetulan di bulan puasa ini ada bazar makanan di bawah (di pingggir jalan), semua pedagang ikut, termasuk saya, digoreng, terus dikemas, per kemasan isi 5 biji tahu walik dan harganya Rp 10 ribu," kata Adi membuka perbincangan dengan detikJabar, Kamis, 14 Maret 2024.

Bangkit Pasca di PKH saat Pandemi COVID-19
Sebelum menceritakan kemudahan dalam melakukan transaksi digital, pria asal Ciparay, Kabupaten Bandung ini mengusahakan sebelum memilih menjadi seorang wirausahawan, dia pernah bekerja di salah satu perusahaan hotel laundry servis.

Karena pada tahun 2019 COVID-19 melanda Indonesia, Adi pun di PHK dari pekerjaannya, sehingga dirinya harus memutar otak agar tetap memiliki penghasilan untuk dua anak yang harus dibiayai. Di mana kedua anaknya itu masih sekolah, satu duduk di bangku SD dan satu lainnya di bangku SMP.

"Usaha ini berdiri pada November 2020 di Ciparay, Kabupaten Bandung. Empat tahun bekerja, saya berhenti karena pandemi," ujarnya.

Sebelum berjualan tahu walik, Adi mengisahkan dia juga sempat berjualan tahu Sumedang. Karena pada saat itu, sering tersiasa tahu yang sudah digorengnya dan berakhir mubazir jika harus dibuang sisa tahu yang tidak terjual, akhirnya Adi kembali memutar otak dan mendapatkan ide dari temannya untuk berjualan tahu walik saja.

"Awalnya saya jualan tahu Sumedang, masa pandemi enggak ada yang beli dan banyak yang nyisa, daripada nyisa dibuang coba di inovasi dengan dijadikan tahu walik, awalnya gak tahu apa tahu walik, cari tahu dan belajar," terangnya.

Selain itu, agar terlihat beda dari yang lain, bumbu tahu walik yang dijual Adi diganti dengan bumbu rujak yang selama ini kita ketahui jika bumbu rujak kerap digunakan untuk dicampur dengan buah-buahan.

"Bumbu rujak, awalnya saya lihat tahu walik yang ada di pasaran pakai cabai dan kecap, saya berinovasi dan ingin beda salah satunya ini dengan bumbu rujak," tuturnya.

Selain itu, pembeda tahu walik milik Adi menggunakan adonan bakso ayam dan bukan menggunakan adonan aci seperti yang banyak ditemui di pasaran.

Selain itu, ratusan hingga ribuan biji tahu walik bisa diproduksi Adi dalam sehari. Jumlah banyak atau sedikit tahu walik yang dijual, tergantung pesanan yang diterima. "Sehari 700 biji bisa saya buat, itu minimal ya, tergantung pesanan, 2 ribu biji juga bisa kalau banyak pesanan," tuturnya.

Transaksi Mudah Hanya Sekali Jepretan
Berbicara transaksi digital Adi mengatakan, pembeli dengan transaksi digital khususnya menggunakan QRIS hanya tinggal mengarahkan layar ponselnya ke barcode yang sudah disediakan. Cuma sekali jepretan kamera dinponsel pembeli, transaksi digital pun bisa dilakukan.

Adi mengakui, jika saat ini memang sudah banyak pembeli yang melakukan transaksi digital. "Betul, banyak," ujarnya.

Pria yang kini tinggal di Ciparay bersama sang istri bernama Ira (34) menyebut, transaksi digital membantu sekali para pelaku UMKM seperti dirinya. Selain itu, dengan transaksi digital dia tidak usah pusing mencari uang receh untuk kembalian.

"Sangat membantu, karena memang sudah zamannya, harus mengikuti, sangat membantu sekali pokoknya. Kan kalau transaksi konvensional harus nyiapin kembalian, sekarang mah jarang seperti itu," ungkapnya.

Menurut Adi, jumlah transaksi digital di masing-masing kiosnya bisa mencapai puluhan transaksi perharinya. Meski demikian, tak jarang ada juga pembeli yang bertransaksi secara konvensional.

"Saya pakai EDC juga, jumlah transkasi enggak tentu, bisa puluhan transaksi per hari. Yang langsung juga masih ada, perbandingannya 50:50 untuk di sini, karena pujasasera ya," jelasnya.

Selain itu, dengan kehadiran QRIS dan mesin EDC BRImo, dia sudah jarang lagi menyetorkan uang hasil pendapatnya ke bank karena transaksi digital yang dilakukan langsung masuk ke tabungan miliknya. "Mudah, kita enggak perlu stor uang tunai dan sediakan uang kembalian," tambahnya.

Adi juga menyebut transaksi digital yang dilakukan cepat masuk ke rekeningnya, tanpa harus menunggu H+1 transaksi, lalu saldo masuk.

"BRI dua waktu, transaksi pagi sampi jam 1 siang masuk sore hari, transaksi jam 1 siang sampai malam masuk pagi hari, cepat, tidak ada potongan 0,3 persen juga. Kalau pakai EDC ada potongan 0,3 atau 0,7 tergantung pembelian," tuturnya.

Selain mendapatkan manfaat kemudahan dalam melakukan transaksi digital, dia juga mendapatkan manfaat lain dari BRI yakni banyak mendapatkan pelatihan kewirausahaan.

"Pelatihan suka diajakin, event bazar juga diajakin. Secara ilmu ngebantu banget, karena saya awalnya tidak tahu ilmu bisnis, sejak ikut pelatihan jadi tahu," tuturnya.

Erna (32) salah satu pembeli tahu walik di kios milik Adi mengatakan, transaksi QRIS memudahkan bagi para pembeli.

"Mudah sekali, transaksi juga aman dan saya tidak harus membawa uang cash banyak-banyak kalau pedagangnya sudah sediakan barcode QRIS," ujar Erna.

Erna juga apresiasi Adi, sebagai pedagang yang sudah melek teknologi. "Keren banget Pak Adi, sudah ikuti trend zaman, saya paling senang pedagang yang sudah ikuti trend zaman, sebel kalau udah nemuin pedagang yang nggak bisa cashless," tuturnya.

Terhindar dari Peredaran Uang Palsu
Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan, bagi pedagang yang menggunakan transkasi digital dengan QRIS atau EDC BRImo dapat terhindar dari tindak kejahatan peredaran uang palsu.

"Memberikan rasa aman dalam memperoleh pembayaran karena dapat menghindari pembayaran uang palsu," katanya.

Sadmiadi juga menyebut, transaksi digital ini juga memberikan kemudahan bagi para pedagang. "Lebih mudah dalam mengelola keuangan karena pembayaran secara cashless. Lebih simple karena tidak perlu menyiapkan uang kembalian," sebutnya.

Selain itu, pedagang juga tidak usah repot setoran uang lagi ke bank karena saldo langsung masuk ke rekeningnya. "Tidak perlu repot ke Bank utk menabung ke Bank karena pembayaran langsung masuk rekening," tuturnya.

Tak hanya pedagang, pembeli juga mendapatkan banyak kemudahan dan keuntungan dengan melakukan transaksi secara digital.

"Lebih banyak memberikan pilihan pembayaran. Lebih simple karena tidak perlu membayar dengan uang cash, pembayaran menggunakan kartu atau scan barcode QRIS, kekinian dan konsumen khususnya konsumen nasabah BRI dapat menikmati program-program promo dari merchant kerjasama BRI," tuturnya.

Keuntungan Gunakan Merchant BRI
Merchant BRI hadir untuk berikan kemudahan bagi pengusaha dan pembeli.(Foto: Wisma Putra/detikJabar)

Disingung jumlah pelaku usaha di Jawa Barat yang menggunakan merchant BRI, Sadmiadi juga mengatakan jumlahnya sudah ratusan ribu. "Jumlahnya lebih dari 400 ribu pelaku usaha di Jabar," katanya.

Pihaknya juga meyakini para pengusaha yang menggunakan merchant BRI, bakal mendapatkan banyak keuntungan dari layanan yang diberikan.

"Pertama, kesempatan untuk mendatangkan omset yang lebih besar karena tidak tergantung dari uang cash yang dibawa konsumen tetapi pembelanjaan konsumen sesuai dana yang terdapat di rekening konsumen sebagai sumber pembayaran, kedua, EDC Android BRI bentuknyaknya eye catching dan mudah dalam penggunaan," jelasnya.

Keuntungan ketiga menurut Sadmiadi yakni, memiliki call centre 24 Jam, keempat, bebas biaya sewa dan kelima, pengelolaan keuangan lebih mudah karena semua transaksi tercatat dalam sistem (cashless).

"Keuntungan keempat, dengan jumlah pemegang kartu BRI sebanyak 7,4 juta diwilayah Jabar, maka merchant akan lebih efisien jika kartu BRI ditransaksikan pada EDC BRI," pungkasnya. (red.I)



Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved