Tuesday, March 4, 2025

Harga Cabai di Kediri Meroket, Tembus Rp 115 Ribu per Kilogram

Harga Cabai di Kediri Meroket, Tembus Rp 115 Ribu per Kilogram

  



KEDIRI,  rakyatindonesia.com  – Harga cabai di wilayah Kediri Raya mengalami lonjakan drastis dalam beberapa hari terakhir. Kemarin, harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional mencapai Rp 110 ribu hingga Rp 115 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini terjadi akibat meningkatnya permintaan, sementara stok di pasaran semakin menipis.

Mareta (18), seorang pedagang di Pasar Pahing, Kota Kediri, mengungkapkan bahwa kenaikan harga cabai ini sudah terasa sejak memasuki bulan Ramadan. Namun, dalam dua hari terakhir, lonjakan harga semakin tajam.

“Dua hari lalu masih sekitar Rp 60 ribu per kilogram. Sekarang sudah tembus Rp 110 ribu,” kata Mareta, warga Kelurahan Pesantren.

Menurutnya, kenaikan harga tidak hanya terjadi pada cabai rawit, tetapi juga cabai merah besar yang kini dijual Rp 90 ribu per kilogramcabai merah keriting Rp 80 ribu per kilogram, dan cabai hijau Rp 70 ribu per kilogram.

Hal serupa dirasakan oleh Dina (30), pedagang di Pasar Setono Betek. Ia menyebut bahwa stok cabai yang ia beli dari distributor tidak sebanyak biasanya, sehingga pasokan di kiosnya terbatas.

“Biasanya saya beli 30 kilogram. Tapi sekarang hanya dapat 20 kilogram, dan langsung habis dalam sehari,” ungkapnya.

Tak hanya cabai, harga timun juga mengalami kenaikan, meskipun tidak signifikan. Dina mengatakan harga timun naik sekitar Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per kilogram, dengan harga saat ini mencapai Rp 8.000 per kilogram.

“Permintaan timun juga meningkat, sehari bisa terjual hingga 120 kilogram,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, menyebut bahwa berdasarkan hasil pantauan Satgas Pangan, harga cabai di Pasar Gringging memang sudah menyentuh angka Rp 115 ribu per kilogram.

“Stok di pasar semakin menipis, sementara permintaan meningkat. Ini bukan karena hasil panen yang buruk, tetapi karena banyak buruh petik yang libur di awal Ramadan,” jelas Tutik.

Menanggapi hal tersebut, Suyono, Ketua Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, menegaskan bahwa produksi cabai di Kabupaten Kediri sebenarnya masih stabil, sekitar 45-50 ton per hari.

Namun, karena banyak buruh tani yang libur memetik cabai di awal Ramadan, maka stok di pasaran berkurang. Akibatnya, harga cabai di tingkat pedagang melonjak.

“Saat buruh petik libur, suplai ke pasar jadi berkurang. Alhasil, harga kulakan naik, dan harga jual di pasar juga ikut terdongkrak,” jelas Suyono.

Para pedagang dan petani berharap, dalam minggu ini stok cabai kembali normal, sehingga harga dapat kembali stabil dan tidak semakin membebani konsumen.(Red.AL)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved