Sunday, March 2, 2025

Ratusan Warga Masih Bertahan di Pengungsian Akibat Tanah Gerak di Pasuruan

Ratusan Warga Masih Bertahan di Pengungsian Akibat Tanah Gerak di Pasuruan

  


Pasuruan,   rakyatindonesia.com  – Bencana tanah gerak yang melanda Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan, masih meninggalkan dampak besar bagi warga. Sudah lebih dari satu bulan sejak pergerakan tanah pertama terjadi, ratusan warga terpaksa tinggal di lokasi pengungsian tanpa kepastian kapan mereka bisa kembali ke rumah masing-masing.

"Para pengungsi saat ini masih bertahan di tempat penampungan darurat yang disediakan di salah satu ruang kelas SDN Cowek 2," ujar Kepala Desa Cowek, M. Sofi’i, Sabtu (1/3/2025).

Di antara para pengungsi, mayoritas adalah anak-anak, perempuan, serta lansia. Sementara itu, para pria sesekali kembali ke rumah mereka untuk membersihkan barang-barang dan memastikan keamanan aset mereka.

"Banyak warga laki-laki yang pulang ke rumah untuk merapikan barang dan memastikan keamanan. Sayangnya, ada yang melaporkan kehilangan tabung gas dan hewan ternak, seperti ayam," ungkapnya.

Logistik Aman, Petugas Siaga di Lokasi

Meskipun kondisi masih sulit, logistik dan kebutuhan dasar para pengungsi dipastikan terpenuhi berkat bantuan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah.

"Bantuan dari pemerintah cukup memadai. Selain itu, ada petugas yang selalu berjaga untuk memastikan kebutuhan warga terpenuhi," tambah Sofi’i.

Sementara itu, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman serta BPBD Kabupaten Pasuruan telah melakukan survei terhadap dua lokasi yang diusulkan untuk relokasi warga, yakni tanah kas desa (TKD) Cowek dan lahan milik Perhutani.

"Sebagai pemerintah desa, kami siap mendukung relokasi jika itu adalah keputusan terbaik. Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan pemerintah daerah," jelas Sofi’i.

Proses Relokasi Masih Menunggu Rekomendasi Badan Geologi

Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, menegaskan bahwa relokasi bukan keputusan yang bisa diambil dalam waktu singkat. Proses ini memerlukan rekomendasi resmi dari Badan Geologi sebelum dapat direalisasikan.

"Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur. Nantinya, BPBD Provinsi akan mengajukan permohonan ke BNPB, yang kemudian akan diteruskan ke Badan Geologi untuk kajian lebih lanjut. Tanpa rekomendasi dari mereka, relokasi tidak bisa dilakukan," jelas Sugeng.

Terkait survei lokasi relokasi, Sugeng menambahkan bahwa kajian kelayakan masih berlangsung untuk menentukan apakah lokasi tersebut benar-benar aman untuk dihuni dalam jangka panjang.

Puluhan Rumah Retak, 176 Warga Diungsikan

Akibat fenomena tanah gerak yang terjadi sejak Selasa (28/1/2025), sebanyak 47 rumah warga mengalami retak-retak, dengan 16 di antaranya mengalami kerusakan berat.

Pada puncak pergerakan tanah, sebanyak 176 jiwa terpaksa dievakuasi pada Rabu (29/1) demi menghindari risiko lebih besar. Hingga saat ini, pergerakan tanah masih terjadi secara bertahap, membuat warga tak berani kembali ke rumah mereka.

Dengan belum adanya kepastian terkait relokasi, para pengungsi hanya bisa berharap agar segera ada keputusan terbaik demi masa depan mereka.(Red.AL)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved