Tuesday, May 13, 2025

Bus Persik Kediri Dilempari, Arema FC Evaluasi Ulang Bermarkas di Stadion Kanjuruhan

Bus Persik Kediri Dilempari, Arema FC Evaluasi Ulang Bermarkas di Stadion Kanjuruhan

 



Malang, rakyatindonesia.com Situasi panas terjadi usai laga Arema FC kontra Persik Kediri pada akhir pekan kemarin. Insiden pelemparan bus tim tamu oleh oknum suporter tak dikenal memicu kekecewaan mendalam dari pihak manajemen Arema FC.

Manajemen tim berjuluk Singo Edan tersebut mempertimbangkan untuk meninggalkan Stadion Kanjuruhan sebagai homebase dalam sisa kompetisi Liga 1 musim 2025. Hal itu disampaikan langsung oleh General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, dalam pernyataan resmi klub pada Senin (12/5/2025).

“Kami sangat kecewa dengan penyelenggaraan laga kemarin. Terutama pada sejumlah pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pertandingan,” ujarnya.

Yusrinal mengungkapkan bahwa manajemen Arema telah berjuang keras selama tiga tahun terakhir pasca tragedi Kanjuruhan. Di tengah tekanan berat, mereka terus berusaha menjaga eksistensi klub, meski harus berpindah-pindah stadion dan menghadapi keterbatasan finansial.

“Bertahun-tahun kami berjuang dengan sisa semangat yang ada. Kami tidak punya pemasukan dari laga kandang karena terusir. Tapi kami bertahan. Saat akhirnya bisa kembali ke rumah sendiri, yang kami dapat justru caci maki dan tuntutan yang berlebihan,” ujarnya dengan nada kecewa.

Menurut Yusrinal, dukungan yang semestinya diberikan suporter malah berubah menjadi tekanan. Ia menilai, sebagian oknum justru menyalahkan manajemen atas insiden pelemparan bus tim Persik, padahal kejadian tersebut berlangsung di luar area stadion (zona 4), yang berada di luar kendali panitia pelaksana.

“Pelecehan semacam ini menyakitkan. Padahal kami sudah menaati seluruh prosedur keamanan, termasuk biaya produksi pertandingan yang tembus lebih dari Rp 1 miliar dalam dua laga terakhir,” imbuhnya.

Ia juga menyinggung lemahnya pengamanan dan meminta evaluasi dari pihak keamanan, sebab pertandingan melawan Persik termasuk dalam kategori high risk match atau berisiko tinggi.

“Kami meminta aparat segera mengungkap siapa pelaku pelemparan bus tersebut. Kalau memang kecewa dengan hasil pertandingan, kenapa tim tamu yang jadi sasaran?” tegasnya.

Lebih jauh, Yusrinal berharap semua pihak bisa berintrospeksi dan duduk bersama membangun komitmen untuk masa depan sepak bola Malang.

“Cukuplah manajemen disalahkan terus. Mari kita buat pakta integritas antar pemangku kepentingan. Jangan saling lempar tanggung jawab,” ujarnya.

Sebagai bentuk ketegasan, Arema FC tengah mengevaluasi kemungkinan tidak lagi menggunakan Stadion Kanjuruhan sebagai venue kandang selama sisa musim. Keputusan ini akan ditentukan dalam waktu dekat setelah mempertimbangkan berbagai aspek keamanan dan teknis pertandingan.(red.a)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved