KEDIRI, rakyatindonesia.com – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan peningkatan signifikan. Badan Geologi melalui PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) resmi menetapkan status gunung tersebut naik menjadi Level IV atau Awas, sejak Minggu malam, 18 Mei 2025 pukul 20.00 WITA.
Peningkatan ini menandai adanya ancaman nyata terhadap keselamatan penduduk di sekitar lereng gunung. Dalam pernyataan tertulis, Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menegaskan bahwa pemantauan visual dan data instrumental menunjukkan intensitas aktivitas vulkanik yang tinggi, bahkan terus meningkat dalam beberapa hari terakhir.
“Letusan eksplosif disertai dengan lontaran material pijar dan kolom abu tebal hingga 5.000 meter menunjukkan bahwa aktivitas magmatik masih sangat kuat. Kami menetapkan status Awas demi keselamatan masyarakat,” jelasnya.
Letusan Beruntun dan Dampak Meluas
Dalam kurun waktu sepekan, Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat mengalami 21 kali letusan, dengan guguran awan panas, lava pijar, serta suara gemuruh dan dentuman keras yang terdengar hingga radius 5-7 kilometer. Letusan ini juga menyebabkan hujan abu vulkanik yang melanda desa-desa sekitar, mengganggu aktivitas harian serta menimbulkan dampak kesehatan bagi penduduk.
Kolom abu vulkanik yang menjulang tinggi membuat jarak pandang terganggu, serta meningkatkan risiko gangguan pernapasan dan iritasi mata. Suasana mencekam menyelimuti wilayah sekitar gunung. Banyak warga yang mengungsi dalam keadaan panik dan membawa barang seadanya.
Lebih dari 2.000 Warga Mengungsi, ISPA Mengintai
Hingga Senin pagi (19/5), tercatat lebih dari 2.000 jiwa telah meninggalkan rumah mereka menuju tempat pengungsian darurat. Sebagian besar berasal dari desa-desa di lereng gunung seperti Pululera, Hokeng Jaya, dan Nurabelen. Kondisi di pengungsian cukup memprihatinkan, dengan minimnya pasokan air bersih, masker, dan obat-obatan.
Beberapa warga, terutama anak-anak dan lansia, mulai mengalami gejala ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) akibat paparan abu vulkanik yang terus-menerus. Pemerintah daerah bersama BPBD dan relawan telah mendirikan posko darurat, namun keterbatasan logistik dan sarana kesehatan masih menjadi tantangan utama.
Ancaman Lahar Dingin dan Imbauan Kewaspadaan
Selain bahaya letusan, potensi banjir lahar dingin juga mengintai akibat curah hujan tinggi di kawasan gunung. Sungai-sungai yang berhulu dari lereng, seperti Sungai Dulipali dan Sungai Nobo, berisiko meluap membawa material vulkanik.
PVMBG mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah, serta menjauhi sektor barat hingga timur laut sejauh 7 kilometer, yang berpotensi menjadi jalur aliran lava dan awan panas.
Masyarakat juga diminta untuk menggunakan masker, kacamata pelindung, serta memantau perkembangan aktivitas gunung melalui aplikasi Magma Indonesia atau situs resmi PVMBG. Pemerintah daerah diimbau untuk terus memperbarui informasi dan meningkatkan koordinasi lintas sektor agar penanganan darurat lebih terarah.
Tetap Tenang, Waspada, dan Percaya Sumber Resmi
Di tengah situasi ini, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi diingatkan untuk tidak terpancing hoaks atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Warga diminta untuk tetap tenang, namun waspada, serta mengikuti arahan dari pihak berwenang.
“Keselamatan jiwa adalah yang utama. Kami minta masyarakat jangan panik, tetapi tetap waspada dan patuhi semua imbauan dari petugas,” tegas Wafid.
Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga tengah mempersiapkan dukungan logistik tambahan serta tim kesehatan untuk memperkuat respons di lapangan.(red.al)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram