Wednesday, June 4, 2025

Flare di Stadion Sepak Bola: Simbol Semangat yang Menyimpan Bahaya Tersembunyi

Flare di Stadion Sepak Bola: Simbol Semangat yang Menyimpan Bahaya Tersembunyi

 



Kediri,  rakyatindonesia.com  – Gemuruh sorak-sorai suporter, dentuman genderang, dan cahaya terang menyala dari flare sering kali dianggap sebagai gambaran semangat membara dalam pertandingan sepak bola. Tak hanya di Indonesia, fenomena ini juga menjadi warna tersendiri dalam sepak bola dunia. Namun di balik kemeriahan tersebut, tersimpan risiko besar yang tak bisa dianggap remeh.

Flare, yang memancarkan cahaya menyilaukan dengan asap pekat, kerap dinyalakan oleh suporter saat pertandingan besar atau momen penting berlangsung. Aksi ini kerap diiringi dengan koreografi, chant, dan visual yang membakar semangat. Di mata para pendukung fanatik, flare bukan sekadar alat, melainkan simbol solidaritas, loyalitas, bahkan bentuk psywar untuk menjatuhkan mental tim lawan.

Namun, atmosfer “magis” yang tercipta itu berbanding terbalik dengan kenyataan yang harus dihadapi saat flare dinyalakan sembarangan. Benda kecil ini bisa mencapai suhu ratusan derajat celcius dan menjadi ancaman nyata bagi keselamatan, kesehatan, dan kelancaran pertandingan.

“Menyalakan flare di stadion sama dengan mengundang bahaya yang bisa melukai siapa saja di sekitarnya. Risiko luka bakar, gangguan pernapasan, hingga potensi kebakaran besar adalah harga mahal yang bisa saja terjadi dalam hitungan detik,” ujar salah satu petugas keamanan stadion yang enggan disebut namanya.

Tak hanya api, asap pekat dari flare juga membawa partikel kimia berbahaya. Bagi penonton yang memiliki riwayat asma atau penyakit paru-paru, asap ini bisa memicu serangan akut. Di stadion yang padat dan tertutup, kondisi tersebut bisa sangat membahayakan.

FIFA, melalui regulasi Stadium Safety and Security Regulations serta Laws of the Game, secara tegas melarang kehadiran flare di dalam stadion. Alasan pelarangan tersebut tak main-main—mulai dari risiko kebakaran, kerusakan fasilitas stadion, gangguan kesehatan, hingga gangguan jalannya pertandingan.

Konsekuensi dari pelanggaran pun serius. Klub bisa dijatuhi denda besar, dipaksa menggelar pertandingan tanpa penonton, bahkan ditutupnya sebagian atau seluruh tribun. Sementara bagi individu, hukuman bisa berupa larangan masuk stadion dalam waktu lama, bahkan seumur hidup.

Sejalan dengan FIFA, PSSI juga menerapkan larangan yang sama di kompetisi sepak bola nasional. Melalui Komite Disiplin (Komdis), PSSI telah menjatuhkan berbagai hukuman kepada klub-klub yang suporternya melanggar larangan ini.

Namun kenyataan di lapangan berkata lain. Pada pekan-pekan terakhir Liga 1 musim ini, insiden flare justru meningkat. Puncaknya terjadi pada pertandingan PSS Sleman melawan Persija Jakarta di Stadion Maguwoharjo, 17 Mei lalu. Pertandingan tersebut sempat dihentikan selama sekitar 20 menit karena asap pekat dari flare yang menyesaki arena stadion.

Insiden tersebut membuat Panpel PSS Sleman dijatuhi denda sebesar Rp270 juta. Hukuman berat ini bukan satu-satunya. Pada pekan yang sama, klub-klub seperti Bali United FC, PSBS Biak, Persita Tangerang, Persib Bandung, hingga Persebaya Surabaya juga turut menerima sanksi akibat ulah suporter mereka.

Ironisnya, hukuman demi hukuman belum cukup menimbulkan efek jera. Suporter masih menganggap flare sebagai bagian dari budaya tribun. Sebuah romantisasi yang tidak lagi sejalan dengan semangat sportivitas dan keselamatan.

“Flare memang indah di mata kamera, tapi menyimpan luka dan risiko yang nyata bagi orang lain,” ujar salah satu suporter yang kini memilih menyuarakan kampanye stadion aman dan bebas flare.

Kesadaran kolektif seluruh elemen suporter, panitia pelaksana, klub, dan aparat keamanan menjadi kunci untuk menciptakan atmosfer sepak bola yang tak hanya meriah, tapi juga aman dan nyaman. Karena sekeras apapun cinta pada klub, tak seharusnya mengorbankan keselamatan orang lain.(red.al)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved