Saturday, March 23, 2024

Sadisnya Perampokan Malang, Pisau Masih Menancap di Leher Korban

 


Malang, rakyatindonesia.com - Aksi perampokan di Jalan Anggodo, Desa Mangliawan, Pakis, Kabupaten Malang, saat tarawih terbilang sadis. Pelaku menusuk leher korban dan meninggalkan pisau itu menancap di leher korban.

Korban bernama Sri Agus Irianto yang berusia 60 tahun. Ketua RT setempat Arif Gunawan mengatakan Agus merupakan penyandang tuna netra. Ia disebut tengah berada di meja makan saat perampok melukai dengan menusukkan pisau ke bagian lehernya.

"Pak Agus, korban meninggal tengah berada di meja makan. Kayaknya pas makan, lehernya tertusuk pisau dan masih menancap," ujar Arif kepada wartawan di lokasi, Jumat (22/3/2024), malam.

"Bagian gagang pisau sampai patah, pelaku sepertinya mau menarik tapi patah," sambung Arif.

Agus ditemukan sudah terkapar di ruang belakang dengan kondisi tubuh telungkup dan bersimbah darah. Sementara kakak kandungnya Ester Sri Purwaningsih sedang berada di ruang depan dengan kondisi luka parah.

"Bu Ester merupakan kakak dari Pak Agus mengalami luka parah di bagian wajah," terang Arif Gunawan.

Menurut Arif, tetangga korban sempat melihat seorang pria mengenakan helm, jaket hitam dan membawa sebuah kotak keluar dari rumah korban dan berjalan ke arah barat.

Sebelumnya tetangga juga mendengar suara gaduh di dalam rumah korban. "Sebelumnya tetangga dengar suara gaduh dan ada seseorang keluar pakai helm, jaket dan membawa kotak berjalan ke arah barat. Diduga itu pelakunya," tegas Arif.

Polisi sendiri sedang menyelidiki kepastian dari peristiwa yang telah menewaskan dan melukai penghuni rumah tersebut.

"Masih kita dalami, terkait motif dan peristiwa ini apa arahnya kita masih dalami. Kita masih intensifkan pemeriksaan," ujar Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat. (red)

Tuesday, January 23, 2024

Detik-detik Bos Kopi Ditodong Pistol di Jombang hingga Rp 350 Juta Amblas

 


Jombang, rakyatindonesia.com - Seorang pengusaha kopi, Joko Suprianto (59) menceritakan detik-detik dirinya kehilangan uang Rp 350 juta karena disergap kawanan perampok berpistol di Jalan Dusun Mulangagung, Desa Murukan, Mojoagung, Jombang.

 Pengusaha asal Kota Kediri ini mengaku ditodong pistol oleh pelaku, sehingga terpaksa melepaskan tas berisi uang tersebut.
Joko semula berangkat dari Kota Kediri bersama 2 temannya. Ia menemui kenalannya di RTH Mojoagung, Jombang pada Senin (22/1) sekitar pukul 18.00 WIB. Kenalannya adalah Arifudin (41), warga Desa Ngingasrembyong, Sooko, Mojokerto.

"Saya diajak ke pondok, saya tamu yang diundang, yang mengatur ya Arif ini (sambil menunjuk Arifudin), yang menemui saya di taman (RTH Mojoagung) juga Arif ini," kata Joko kepada wartawan di lokasi perampokan, Selasa (23/1/2024).

Pria asal Desa Bandar Lor, Mojoroto, Kota Kediri ini mengaku, saat itu membawa uang tunai Rp 350 juta. Uang Rp 100 juta di sebuah tas kecil, ia akui miliknya. Sedangkan uang Rp 250 juta berada di tas ransel milik salah satu rekannya yang berangkat bersamanya dari Kota Kediri.

Rencananya, uang tersebut akan ditukarkan Joko dengan proyek yang nilainya 1,5 kali lipat lebih besar.

"Rencananya uang saya ditukar 1 banding 1,5, misalnya Rp 100 juta dapat Rp 150 juta. Sebelum transaksi mau saya bicarakan dulu, misalnya pekerjaan, nilainya berapa. (Akan ketemu siapa?) Saya tidak tahu, yang mengantar Arif ini," ungkapnya.

Mereka lantas dijemput seorang pria yang mengaku bernama Ali, asal Surabaya. Menurut Joko, Ali mengajaknya berangkat ke pondok pesantren di sekitar Desa Murukan menggunakan satu mobil. Sehingga, Joko memarkir mobilnya di RTH Mojoagung. Dua teman Joko asal Kota Kediri juga diminta menunggu di minimarket Mojoagung.

Praktis, Joko berangkat ke pondok pesantren hanya bersama Arifudin dan Ali. Sejauh ingatannya, ia naik mobil Honda Jazz warna putih atau silver. Saat itu, Joko membawa tas ransel berisi uang Rp 250 juta. Sedangkan Arifudin membawa tas kecil berisi uang Rp 100 juta.

Ketika sampai di Jalan Dusun Mulangagung sekitar pukul 18.30 WIB, laju mobil yang ditumpangi Joko dipotong kawanan perampok. Menurutnya, para pelaku berjumlah 6 orang mengendarai sebuah mobil minibus. Para pelaku pun menariknya keluar dari mobil, lalu menodongnya dengan pistol. Begitu pula dengan Arifudin.

"Saya ditodong pistol, pelaku 6 orang. Yang dirampas uang di tas saya Rp 250 juta, yang di tas dia (Arifudin) Rp 100 juta. Totalnya Rp 350 juta," terangnya.

Tidak hanya itu, kawanan perampok juga merampas dompet dan ponsel milik Joko dan Arifudin. Bahkan, kunci mobil Joko juga dibawa kabur pelaku. Sayangnya, ia kesulitan mengenali ciri-ciri mobil perampok yang menyergapnya.

"Yang menyergap saya kurang jelas karena di sini kondisinya gelap, antara Honda Mobilio atau Toyota Avanza Velos, atau Grand Livina, warnanya terang, antara silver atau putih," jelasnya.

Sementara itu, Arifudin membeberkan, uang yang dirampok bukan lah miliknya. Ia mengaku sebatas diminta menemani Joko ke sebuah pondok pesantren di sekitar Desa Murukan. Menurutnya, Ali yang mengantarkan dirinya dan Joko ke pondok tersebut. Sehingga, ia tidak tahu persis nama dan lokasi podok yang dimaksud.

"Uang itu sebagai persyaratan proyek, yang minta Ali. Dia mau menemukan dengan orang pondokan di sini. Katanya arah desa sini. Tujuannya mau tanya prosedur mendapatkan proyek. Nilainya juga tidak tahu, belum dijanjikan, akan dibahas di pondok," ungkapnya.

Saat kawanan perampok menyergapnya di Jalan Dusun Mulangagung, Arifudin mengaku juga dipaksa turun dari mobil dan ditodong pistol oleh salah satu pelaku. Para pelaku lantas kabur ke utara atau ke arah Desa Kejagan, Trowulan, Mojokerto. Begitu juga dengan Ali. Sedangkan ia dan Joko berjalan kaki mencari bantuan warga.

"Yang bawa pistol setahu saya 2 orang, saya juga ditodong. Saya tidak berani melawan karena sudah ditodong," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dusun Mulangagung Masrul membenarkan pihaknya menerima laporan warga soal perampokan tersebut. Menurutnya, Joko dan Arifudin meminta bantuan pemilik warung sekitar 100 meter dari lokasi perampokan. Warga lantas melaporkan kejadian ini kepada dirinya.

"Setelah dikabari warga, saya langsung telepon kepala desa, kemudian pak kades menghubungi Polsek Mojoagung. Sekarang korban sudah di polsek," terangnya.

Anggota Unit Reskrim Polsek Mojoagung dan Polsek Trowulan bersama-sama mengecek lokasi perampokan. Sebab, TKP berada di antara wilayah Desa Murukan, serta Desa Bejijong dan Kejagan di Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Perangkat ketiga desa pun dihadirkan ke lokasi.

Tidak hanya itu, polisi juga mendatangi kantor Desa Bejijong untuk mengecek peta tanah desa. Akhirnya, sekitar pukul 01.00 WIB, mereka baru mendapatkan jawaban ternyata TKP perampokan masuk wilayah Dusun Mulangagung, Desa Murukan. Sehingga kasus ini ditangani Polsek Mojoagung.

"Kalau jalan (yang menjadi TKP perampokan) masuk wilayah Jombang, sedangkan lahan di kanan dan kirinya masuk Desa Bejijong," tandas Kepala Desa Bejijong, Pradana. (red.w)

Thursday, January 11, 2024

Perampokan Sia-sia Eks Karyawan Berujung Palu Pengusaha di Mojokerto

 


Mojokerto, rakyatindonesia.com - Pelaku perampokan dan penganiayaan Fandi Ahmad (36), pengusaha di rumahnya Graha Desa Jabon, Mojoanyar Mojokerto berhasil diamankan polisi. Pelaku tak lain mantan karyawan korban bernama Robbit Satriawan (37).



Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Imam Mujali menjelaskan pihaknya langsung mengerahkan tim Jatanras Unit Tipidum setelah menerima laporan percobaan perampokan di rumah korban.



Tim Jatanras yang melakukan perburuan, berhasil meringkus Robbit di Terminal Mojosari pada Selasa (9/1) sekitar pukul 12.00 WIB. "Ketika kami tangkap, pelaku mengakui perbuatannya. Kemudian kami keler untuk mencari barang bukti," jelasnya, Rabu (10/1/2024).



Robbit merupakan eks karyawan korban asal Dusun, Sidotopo, Desa Menanggal, Mojosari, Mojokerto. Selain menangkapnya, polisi juga menyita barang bukti 1 palu untuk memukuli Fandi, 1 pasang sandal jepit merah milik pelaku yang tertinggal di rumah korban, serta 1 sarung tangan abu-abu, 1 jaket pelaku, dan sepeda motor Yamaha Mio nopol S 5710 DY yang digunakan pelaku ketika beraksi.



"Pelaku dan barang bukti kami bawa ke Mapolres Mojokerto untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut," terang Imam.



Sedangkan untuk motifnya, lanjut Imam, pemukulan yang dilakukan pelaku murni ingin merampok. Namun upayanya itu gagal setelah korban melakukan perlawanan.



Imam menambahkan percobaan perampokan itu terjadi pada Selasa (9/1) sekitar pukul 03.00 WIB. Menggunakan bambu sekitar 2 meter, pelaku memanjat pagar belakang rumah korban di Graha Pasinan nomor 25, Dusun Pasinan, Desa Jabon, Mojoanyar, Mojokerto.



"Setelah itu, pelaku masuk ke dalam rumah korban melalui pintu belakang," ujar Imam.



Di dalam rumah tersebut, Robbit langsung menghampiri Fandi yang tidur lelap di ruang tamu. Warga Dusun Sidotopo, Desa Menanggal, Mojosari, Mojokerto ini ternyata mencari tas berisi uang yang biasa dipakai korban.



Sial bagi Robbit, sebab ia tak menemukan tas tersebut. Ia pun berniat mencari tas berisi uang itu di dalam kamar tidur korban. Ketika membuka pintu kamar, lagi-lagi ia ketiban apes. Saat itu, pelaku memegang gagang pintu kamar tidur korban dan alarm berbunyi.



"Sehingga korban Fandi terbangun, spontan pelaku memukul kepala korban sebanyak 2 kali menggunakan palu," terang Imam.



Imam menuturkan Robbit sudah membawa palu tersebut untuk mencuri di rumah mantan majikannya itu. Hantaman palu pelaku menyebabkan Fandi menderita luka robek di kepala kiri dan kepala belakang, serta memar di pergelangan tangan kiri.



"Pelaku kemudian kabur tanpa sempat mengambil apa pun dari rumah korban," tandasnya.(red.w)



Tuesday, December 5, 2023

Penampakan Perampok Sadis yang Bunuh-Tancapkan Pisau di Mulut Pria Gresik

 

Gresik, rakyatindonesia.com - Polisi telah mengamankan 2 perampok sadis yang membunuh pria warga Desa Pranti, Menganti, Gresik berinisial AN. Pria 30 tahun itu dibunuh dengan pisau menancap di mulutnya setelah dipukul dengan palu dan paving.

Dari informasi yang didapat, kedua pelaku bernama Hengki Pratama (23) warga Morowudi, Cerme, Gresik dan Irfan (30) warga Palembang. Hengki yang sedang mencari pekerjaan berkenalan dengan Irfan di media sosial.

Pelaku Hengki digelandang polisi dari rumahnya di Cerme dengan memakai sweater hitam dan masker warna hijau. Pelaku itu tak berkutik saat dibawa ke Polres Gresik

"Jadi kedua pelaku ini kenal di media sosial saat pelaku inisial H ini mencari pekerjaan. Setelah bertemu keduanya merencanakan perampokan," kata Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan, Senin (4/12/2023).

Setelah merencanakan perampokan terhadap korban, keduanya mendatangi rumah korban dan membunuh korban. Kemudian keduanya membawa kabur motor, HP, serta tas korban yang berisi uang Rp 300 ribu.

"Saat merampok, korban dibunuh oleh kedua pelaku," kata Aldhino.

Usai melancarkan aksinya, ujar Aldhino, pelaku langsung menjual hasil rampokan tersebut ke Jawa Tengah. Terhadap penadah barang-barang rampokan itu, polisi sedang memburunya.

"Motor korban dijual 10 juta di Demak. Sedangkan HP-nya dijual Rp 600 ribu di Rembang, Jawa Tengah," kata Aldhino.

Meski demikian, polisi belum membeberkan bagaimana modus yang digunakan para pelaku. Saat ini pihaknya masih memburu para penadah yang membeli motor dan HP korban.

"Saat ini anggota masih memburu di Jawa Tengah. Semoga cepat tertangkap semua dan kami akan rilis untuk mengungkap semua," beber Aldhino.(red.L)

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved