Kamis, 08 September 2022

Santri Pondok Gontor Ponorogo Meninggal Dianiaya, Polisi Berangkat ke Palembang untuk Autopsi

Santri Pondok Gontor Ponorogo Meninggal Dianiaya, Polisi Berangkat ke Palembang untuk Autopsi


Ponorogo, rakyatindonesia.com – Polres Ponorogo serius menangani kasus tewasnya santri Pondok Gontor yang diduga dianiaya.

Satreskrim Polres Ponorogo membentuk tim khusus untuk mengungkap kejadian tewasnya santri yang bernama Albar Mahdi (AM) yang tidak wajar tersebut.

Bahkan tim khusus terbang ke Palembang Sumatera Selatan untuk menemui orang tua korban. Selain meminta keterangan dari keluarga korban, kedatangan tim khusus itu juga untuk melakukan autopsi kepada jasad santri yang diduga dianiaya oleh seniornya tersebut.

“Keluarga korban setuju akan dilakukan autopsi, akan dilaksanakan hari ini pukul 09.00 WIB di TPU Selayur Kalidoni Palembang,” kata Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo, Kamis (8/9/2022).

Karena tempatnya di Palembang, Catur menyebut bahwa proses autopsi ini, pihaknya melakukan koordinasi dengan Polda Sumatera Selatan. Nantinya, yang melaksanakan autopsi pada jenazah korban, dibantu dari Biddokes Polda Sumsel.

“Biaya proses autopsi ini semua biayanya akan ditanggung polisi,” katanya.

Untuk diketahui, korban AM meninggal pada tanggal 22 Agustus lalu. Jenazah sampai ke Palembang keesokan harinya.

Ibu korban yang bernama Soimah curiga anaknya meninggal tidak wajar, setelah tahu bahwa kain kafan anaknya terdapat banyak darah. Bahkan meski sudah diganti, darahnya pun masih terus mengalir.



Dia sudah membuat surat terbuka di media sosialnya, namun tidak ditanggapi serius oleh pihak pondok. Baru tanggal 4 September, sang ibu mengutarakan permasalahan kematian anaknya ini ke pengacara kondang Hotman Paris Hutapea. Nah, saat itu divideokan oleh Hotman fans diunggah ke instagramnya. Setelah unggahan itu, baru permasalahan ini menjadi viral.

Hingga saat ini total sudah ada 16 saksi yang diperiksa oleh penyidik di Satreskrim Polres Ponorogo. Keempat saksi terakhir yang diperiksa merupakan orang tua korban, 2 petugas pemulasaraan jenazah dan seorang dokter.

“Bukan ortu korban yang ke Ponorogo, namun petugas kami yang tergabung dalam tim khusus terbang ke Palembang untuk meminta keterangan dari Soimah yang merupakan ibu korban,” kata Kapolres Ponorogo. 

Catur mengungkapkan bahwa 16 saksi yang diperiksa itu, meliputi santri, dokter, ustaz atau staf pengajar, orangtua korban, dan petugas pemulasaraan. Dia menyebut jumlah itu berpotensi bertambah, sebab masih ada saksi yang saat ini sedang diperiksa.

“Untuk saat ini total ada 16 saksi yang sudah diperiksa dan itu on progress. Jadi masih ada saksi yang nanti akan diperiksa,” katanya.

Selain barang bukti seperti air mineral, minyak kayu putih, pemukul yang terbuat dari kayu, pihak kepolisian juga mengamankan rekaman CCTV yang terpasang di beberapa sudut pondok. Catur mengaku bahwa pihaknya belum menemukan hambatan berarti, selama menangani kasus tersebut.

“Rumah terduga pelaku sudah diketahui. Minta doanya teman-teman, semoga penangkapan nanti bisa berjalan dengan baik,” pungkasnya. (red.hr)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved