Minggu, 29 Oktober 2023

Kekeringan, Warga di Jombang Andalkan Air Kubangan untuk Masak

Kekeringan, Warga di Jombang Andalkan Air Kubangan untuk Masak

Jombang, rakyatindonesia.com –  Kekeringan melanda sejumlah desa di Kabupaten Jombang. Di antaranya Desa Jipurapah dan Desa Klitih Kecamatan Plandaan. Tentu saja, kesulitan air bersih menjadi masalah bagi warga yang tinggal di desa tersebut.

Matahari mulai condong ke arah barat ketika Suhartatik (46) mulai menyiapkan timba. Dia juga membawa peralatan mandi. Suhartatik kemudian melangkahkan kakinya menuju Sungai Marmoyo yang ada di dusun setempat. Suhartatik tidak sendiri, warga lainnya juga melakukan hal serupa.

Suhartatik melintasi jalan berdebu dan pohon-pohon jati meranggas. Memang, sejak beberapa bulan hujan belum pernah turun di Kecamatan Plandaan. Lalu sejak September 2023, warga mulai krisis air bersih. Sumur-sumur warga mulai mengering, begitu juga dengan Sungai Marmoyo. Air bersih menjadi barang mahal.

Suhartatik kemudian membuat kubangan di Sungai Marmoyo yang airnya sudah mengering tersebut. Nah, dari kubangan itu. Kemudian setelah keluar air dan terlihat sedikit jernih barulah diambil menggunakan gayung perlahan-lahan.

Meski kondisinya tak layak konsumsi karena sedikit sedikit keruh, namun warga tetap memakainya untuk memasak lantaran minimnya bantuan. “Setiap hari mandinya ya di sungai gini kalau kemarau,” kata Suhartatik sembari menunjuk kubangan yang dimaksud, Sabtu (28/10/2023).

Suhartatik mengungkapkan bahwa bencana kekeringan dan krisis air bersih terjadi sejak September lalu. Sedikitnya dua desa dengan total ratusan keluarga yang terdampak. Selain sumur-sumur mengering, pasokan air bersih bantuan dari pemerintah masih sangat jauh dari harapan.

Sehingga terpaksa warga mengkonsumsi air keruh dari kubangan sungai untuk memenuhi kebutuhan memasak dan air minum. “Sudah ada bantuan air dari pemerintah, tapi jumlahnya sedikit. Sangat kurang untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Warga Desa Jipurapah lainnya yang mengambil air dari kubangan di tengah sungai mengering adalah, Oktavia (26). Menurutnya, bencana kekeringan dan krisis air bersih ini melanda desanya hampir setiap tahun. Biasanya terjadi sejak awal kemarau sampai masuk musim hujan.

Oktavia mengatakan, di Desa Jipurapah sebenarnya juga ada jaringan instalasi air dari sumur bor. Hanya saja, air tersebut menyala pada pukul satu dan dua malam. Itu pun hanya sebentar. Sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan warga.

Lantas bagaimana untuk memasak? Oktavia mengungkapkan, untuk memasak dirinya menggunakan bantuan air bersih dari truk tangki pemerintah. Sementara untuk mandi dan mencuci, warga terpaksa memanfaatkan air kubangan sungai.

Namun, bantuan air bersih ke kampungnya tidak bisa diharapkan kedatangannya. Kadang setiap dua hari sekali, namun kadang sampai berhari-hari. Sehingga terpaksa, dirinya dan warga lainnya sering menggunakan air kubangan sungai untuk memasak dan memenuhi kebutuhan air minum.

Satu tangki air bersih diberikan untuk penduduk satu RT. Sedangkan satu RT tersebut jumlahnya 42 KK (Kepala Keluarga). “Ini sudah berhari-hari bantuan air bersih tidak datang. Makanya banyak warga ke sungai hari ini,” ujar Via, panggilan Oktavia.

Desa Jipurapah terdiri dari empat dusun. Semuanya didera krisis air bersih. Hal serupa juga dialami warga Desa Klitih, yang letaknya bersebelahan dengan Jipurapah. Warga berharap, Pemkab Jombang segera membangun sumur bor dalam agar kebutuhan air bersih itu bisa terpenuhi setiap tahun. Sebab bencana ini hampir setiap tahun mampir di desanya.

Matahari hampir tenggelam, Suhartati, Oktavia dan warga lainnya beranjak pulang. Tangan mereka membawa timba berisi air kubangan. Air itulah yang hendak digunakan untuk memasak di rumahnya, sembari menunggu bantuan dari pemerintah. (red.IY)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved