Tuesday, October 31, 2023

Miris! Siswa SD di Sukabumi Belajar di Tenda gegara Ruang Kelas Rusak

 Miris! Siswa SD di Sukabumi Belajar di Tenda gegara Ruang Kelas Rusak

 

Sukabumi, rakyatindonesia.com – Enam bulan lamanya, pelajar kelas III dan VI SDN Bantargebang, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi belajar di tenda. Ruang kelas yang lapuk membuat mereka terpaksa melakukan kegiatan belajar di luar.


Kepala SDN Bantargebang Edi Suhaedi mengungkapkan, sudah 6 bulan anak-anak didiknya belajar di tenda. Atap terpal yang bocor, spanduk sobek dan kegiatan belajar mengajar seadanya dilangsungkan di luar kelas, penuh keterbatasan.

"Pihak sekolah juga terpaksa karena kondisi ruangan kelas sudah darurat sekali, makanya kegiatan belajar mengajar dilakukan di luar ruangan," kata Edi Suhaedi, Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Bantargebang kepada detikJabar, Selasa (31/10/2023).

Kegiatan belajar di ruang kelas itu adalah inisiatif Edi. Hal itu terpaksa dilakukan karena pernah ada siswa yang tertimpa asbes saat belajar di kelas.

"Saya punya inisiatif daripada anak di ruangan kelasnya seperti itu keadaannya bahkan pernah ada kejadian anak tertimpa asbes atap dari bangunan tersebut, maka saya secepatnya membuat tenda darurat," ujar Edi.

Belajar di tenda membuat para siswa tak nyaman. Panas, debu hingga gangguan suara sangat mengganggu proses belajar mengajar.

"Ya jauh dari rasa nyaman, bahkan kemarin saya sengaja mengajak orang tua murid rapat di sini. Bisa dirasakan langsung, panas dan tidak nyaman apalagi untuk anak-anak didik kami," tutur Edi.

"Jadi anak mungkin bisa belajar maksimal itu sampai jam 10.00 WIB, karena jam 12.00 WIB anak kepanasan dan kita sama-sama tadi merasakan kondisi itu," ujarnya menambahkan.

Pantauan detikJabar, ada 4 ruang kelas berjejer mengalami kerusakan. Kondisi bangunan memang terlihat kokoh, namun di ruangan bagian dalam terlihat retakan-retakan bangunan terutama di bagian lantai, lantai keramik terlihat pecah.

Selain itu, pada plafon terlihat berlubang beberapa diantaranya hanya tinggal menunggu waktu jatuh. Kaca pecah, cat mengelupas menimbulkan kesan lapuk di ruangan kelas itu. Ada dua ruangan perpustakaan yang juga dipakai untuk belajar mengajar darurat untuk siswa kelas lainnya.

"Kalau minta bantuan sudah sering, namun kami dijanjikan baru dapat itu di tahun 2024. Padahal kondisinya sudah sangat memprihatinkan," pungkas Edi. 

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved