Sabtu, 25 November 2023

Jejak Terakhir Jalur Kereta Api Cirebon-Majalengka

 Jejak Terakhir Jalur Kereta Api Cirebon-Majalengka

 

Cirebon, rakyatindonesia.com – Cirebon banyak meninggalkan jejak era kolonial Belanda. Salah satunya jembatan jalur kereta yang dulunya digunakan warga untuk mengangkut hasil bumi.


Jembatan tersebut terletak di Jalan Pilang, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kejaksaan, Kota Cirebon. Jembatan jalur kereta itu sampai saat ini masih berdiri kokoh di atas sungai dengan pondasi batu alam dan besi sebagai bantalan jalur kereta di zaman itu.

Rudi (49) salah seorang warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi jalur kereta ini membenarkan jika bangunan itu merupakan jalur kereta pada zaman kolonial Belanda.

"Ya benar itu dulunya jalur kereta, pas saya kecil memang jalur keretanya masih ada tapi udah gak di pake lagi," jelasnya saat ditemui detikJabar, Jumat (24/11/2023).

Sejarah soal jalur kereta api ini pun diungkapkan Budayawan Cirebon, Raden Chaidir Susilaningrat. Dia mengungkapkan bila jembatan kereta api itu merupakan salah satu bentuk peninggalan belanda yang digunakan sebagai jalur kereta api.

"Jadi jalur itu dari Stasiun Kejaksaan lalu ke jalan Pilang lalu ke Kedawung dan menuju ke barat yang sejajar dengan jalan pantura sampai Gempol Ciwaringin. Dulu jalan Pantura itu gak seluas sekarang dan rel kereta itu ada di pinggir jalan Pantura," ucapnya.

Menurutnya, jalur kereta ini dahulunya digunakan untuk aktivitas pabrik gula yang ada di Majalengka. Tapi selain itu juga, dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi masyarakat.

"Zaman Belanda transportasi kereta ini digunakan untuk aktivitas ekonomi jadi untuk pengiriman komoditas pertanian, rempah-rempah dan sebagainya," paparnya.

Dia menambahkan di masa perjuangan jalur kereta itu digunakan juga untuk mengangkut pasukan tentara.

"Salah satu tandanya lagu 'sepasang mata bola' yang menceritakan pasukan-pasukan tentara yang menggunakan kereta api dalam melawan kolonial," paparnya.

Jembatan jalur kereta kurang lebih panjangnya sekitar 20 meter ini, kata dia, diketahui milik sebuah perusahaan swasta, Semarang-Cheribon Stoomtram-Maatschappij (SCS) yang berhasil membuka jalur kereta api dari Semarang sampai Cirebon pada 1899.

"Hanya berselang dua tahun kemudian, SCS membuka jalur Cirebon ke Kadipaten. Jalur Cirebon-Kadipaten tidak jauh beda dengan jalur Semarang-Cirebon, diutamakan untuk angkutan tebu dan gula," kata dia.

Memang antara Cirebon sampai Kadipaten, sambung dia, terdapat beberapa pabrik gula. Seperti Pabrik Gula (PG) Soerawinangoen, PG Gempol, PG Paroengdjaja, PG Djatiwangi, dan PG Kadipaten.

"Jalur kereta api Cirebon-Kadipaten masih bisa beroperasi hingga tahun 1976. Tapi sekarang jalur kereta itu tinggal menyisakan jembatannya aja yang ada di Jalan Pilang," tutupnya. (red.IY)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved