KEDIRI, rakyatindonesia.com - Layanan kesehatan dasar di Kabupaten Kediri agaknya akan semakin baik. Setidaknya, hal itu terlihat dari diperbaikinya delapan puskesmas di Kabupaten Kediri tahun ini. Pemkab Kediri melalui dinas kesehatan menggelontor anggaran total Rp 17,4 miliar.
Delapan puskesmas yang direnovasi tahun ini tersebar di sejumlah kecamatan. Mulai Puskesmas Grogol; Puskesmas Pare; Puskesmas Sumberejo, Kecamatan Purwoasri.
Kemudian, Puskesmas Ngadiluwih; Puskesmas Kepung; Puskesmas Pranggang di Kecamatan Plosoklaten; dan Puskesmas Ngadi di Kecamatan Mojo.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dr Ahmad Khotib mengatakan, delapan puskesmas tersebut diperbaiki karena kondisi bangunannya dinilai kurang layak. Dari delapan layanan dasar masyarakat tersebut, dua di antaranya harus direlokasi atau dipindah ke lokasi yang baru.
“Yang kami relokasi itu Puskesmas Ngadi di Mojo, dan Puskesmas Pranggang di Plosoklaten,” kata Khotib sembari menyebut Puskesmas Ngadi yang baru dibangun di lahan hibah dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Mojo. Sedangkan Puskesmas Pranggang dibangun di lahan bekas sekolah dasar (SD) di Pranggang.
Mengapa dua puskesmas tersebut harus dipindah ke tempat yang baru? Menurut Khotib ada beberapa alasan. Selain gedung lama dinilai sudah tidak representatif, tanah di lokasi yang lama terlalu sempit.
“(Tanah di bangunan lama, Red) tidak memungkinkan untuk dikembangkan (dibangun lebih besar, Red),” lanjut Khotib sembari menyebut dinas kesehatan memproyeksikan untuk mengembangkan layanan rawat inap.
Khotib memastikan, pembangunan puskesmas yang saat ini sedang berlangsung tidak mengganggu pelayanan di tiap puskesmas. Sebab, rehab tidak dilakukan di gedung utama puskesmas.
Dia mencontohkan pembangunan Puskesmas Pare yang dilakukan di bangunan lama. “Kalau gedung baru kan sudah dibangun sebelumnya,” terangnya.
Demikian juga Puskesmas Grogol yang tahun ini dibangun ruangan rawat inap. "Puskesmas Adan-Adan kami bangun gedung baru di bekas rumah dinas di sebelah puskesmas lama, jadi tidak mengganggu pelayanan," paparnya.
Dari total delapan puskesmas yang dibangun, menurut Khotib sistem penganggarannya berbeda. Untuk Puskesmas Pranggang dan Puskesmas Ngadi yang harus direlokasi menggunakan sistem multiyears atau tahun jamak. Adapun enam lainnya yang direnovasi menggunakan single year atau tahun tunggal. Sehingga, harus selesai akhir tahun ini.
Terkait progres pembangunan di delapan puskesmas itu hingga awal Oktober ini beragam. “Ada yang 70 persen, ada yang baru mulai, ada 30 persen, sampai 50 persen. Beragam. Karena start-nya tidak sama," urai Khotib.
Untuk diketahui, di Kabupaten Kediri total ada 37 puskesmas yang tersebar di 26 kecamatan. Selain perbaikan delapan puskesmas tersebut, ke depan dinkes akan melakukan perbaikan secara bertahap di puskesmas lainnya.
Khotib menegaskan, perbaikan puskesmas dilakukan untuk memastikan pelayanan kepada masyarakat lebih baik lagi. “Masyarakat tidak perlu menempuh jarak yang jauh untuk mendapat pelayanan kesehatan yang memadai,” tandasnya.
Tidak hanya itu, menurut Khotib masyarakat juga bisa mengakses pelayanan kesehatan hingga dini hari. Jika sebelumnya pelayanan hanya dibuka hingga pukul 23.00, kini dibuka hingga pukul 01.00. “(Pelayanan hingga dini hari, Red) ini juga mengantisipasi jika ada yang membutuhkan pelayanan kesehatan mendesak di malam hari,” imbuhnya. (Red.AL)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram