Kediri, rakyatindonesia.com – Penyakit ginjal kronis bukan lagi penyakit yang hanya menyerang usia lanjut. Saat ini, semakin banyak pasien muda bahkan anak-anak yang harus menjalani cuci darah seumur hidup. Gaya hidup yang kurang sehat menjadi salah satu faktor utama yang mempercepat kerusakan fungsi ginjal.
Ana (bukan nama sebenarnya) sudah terbiasa duduk di kursi tunggu ruang dialisis sejak pagi. Setiap pekan, ia mengantar suaminya, Oney (bukan nama sebenarnya), untuk menjalani cuci darah di RS Bhayangkara Kediri. Lima tahun sudah rutinitas ini mereka jalani setelah Oney didiagnosis gagal ginjal kronis di usia 58 tahun.
Setiap sesi cuci darah memakan waktu 4-5 jam. Saking seringnya Ana menemani sang suami, ia bahkan sudah hafal wajah para pasien lain yang memiliki jadwal cuci darah yang sama. “Sekarang banyak anak muda. Saya bahkan pernah melihat anak kecil, masih kelas 5 SD, yang harus cuci darah. Padahal dia kelihatan sehat, masih lari-lari juga,” katanya mengenang.
Ana menduga kondisi suaminya memburuk akibat kebiasaannya mengonsumsi jamu racikan yang tidak jelas kandungan obatnya. “Dulu sering minum jamu setelan. Sudah saya larang, tapi ngeyel. Katanya, ‘Kalau nggak minum ini, ya mati sekalian saja,’” cerita Ana menirukan ucapan suaminya.
Dampaknya, kini suaminya harus membatasi asupan cairan hanya segelas air per hari agar tidak mengalami pembengkakan. Pola makan juga sangat dibatasi, termasuk menghindari makanan tinggi vitamin seperti buah-buahan dan umbi-umbian. “Masakan harus dimasak lebih lama dari biasanya. Nasi goreng dan mie goreng juga sangat dihindari,” tambahnya.
Ana mengenang satu kejadian saat suaminya nekat makan nasi goreng. Keesokan harinya, tubuhnya langsung bereaksi dengan sesak napas dan kaki bengkak. “Kalau sudah begini, pasti lari ke UGD. Orang yang sudah cuci darah kalau kondisinya drop, risikonya tinggi. Untung waktu itu masih selamat,” katanya dengan nada lega.
Gaya Hidup Buruk, Dampaknya Fatal
Nasib serupa juga dialami Bron (bukan nama sebenarnya), salah satu pasien cuci darah lainnya. Saat masih muda, Bron sering mengonsumsi minuman beralkohol hingga mengalami berbagai komplikasi penyakit, termasuk gangguan ginjal yang membuatnya harus menjalani cuci darah empat kali seminggu.
“Sempat operasi dulu, terus sembuh. Tapi ya nggak kapok. Masih minum-minum lagi,” kata Ron, sepupu Bron, yang setia menemani setiap sesi cuci darah di rumah sakit.
Kasus gagal ginjal kronis yang meningkat di kalangan usia muda menjadi peringatan bagi banyak orang. Pola hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi obat tanpa aturan, minuman beralkohol, serta pola makan yang sembarangan, terbukti memiliki dampak jangka panjang yang serius. Kesadaran untuk menjaga kesehatan sejak dini menjadi kunci utama agar terhindar dari risiko gagal ginjal yang berujung pada ketergantungan cuci darah seumur hidup.(Red.AL)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram