Kediri, 22 Maret 2025, rakyatindonesia.com – Harga gabah di wilayah Kediri mengalami penurunan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya kualitas gabah akibat tingginya intensitas hujan serta melimpahnya stok saat panen raya.
Petani Mengeluhkan Harga di Bawah HPP
Solekan (58), petani asal Desa Gampeng, Kecamatan Gampengrejo, mengungkapkan bahwa saat ini harga gabah berkisar antara Rp6.200 hingga Rp6.300 per kilogram. Angka ini berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram. "Lagi turun harganya. Tidak sesuai HPP," jelasnya. Ia menduga turunnya harga juga disebabkan oleh stok yang melimpah akibat panen raya. Selain itu, kualitas padi menurun akibat hujan deras.
Penurunan Kualitas Padi Akibat Hujan
Yimmy Stephanoes, pemilik produsen beras CV Sumber Pangan, membenarkan bahwa harga padi saat ini sedang turun, salah satunya karena kualitas padi yang menurun. "Kalau kami beli masih Rp6.600 itu untuk kualitas biasa. Namun yang kualitas bagus di atas itu. Kalau yang nggak bagus memang kami tolak. Karena kualitasnya nggak masuk," jelasnya. Ia menambahkan bahwa banyak padi dengan kualitas kurang baik, seperti warna beras yang kurang bagus, banyak biji mati, dan butir patah yang meningkat. Penyebabnya adalah musim penghujan yang membuat padi terlalu banyak kandungan airnya.
Fluktuasi Harga dan Upaya Bulog
Harga gabah di tingkat petani mengalami fluktuasi di tengah musim panen yang mulai berlangsung. Beberapa petani mengeluhkan harga yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Solekan menyebutkan bahwa harga gabah basah yang sebelumnya mencapai Rp6.200 hingga Rp6.300 per kilogram, kini turun menjadi sekitar Rp5.700 per kilogram di tingkat tengkulak. "Sekarang harga gabah basah sekitar Rp5.700 di tengkulak, tergantung daerah. Sebelumnya sempat Rp6.200 sampai Rp6.300," ujarnya. Ia berencana untuk mulai panen pada April mendatang, bertepatan dengan panen raya, dan mengaku tidak mengalami kendala berarti akibat musim hujan.
Pimpinan Bulog Kediri, Imam Mahdi, menegaskan bahwa harga gabah sebenarnya tidak mengalami penurunan. Saat ini, Bulog ditugaskan oleh pemerintah untuk membeli gabah kering panen (GKP) dari petani dengan harga Rp6.500 per kilogram. "Bulog membeli gabah sesuai harga yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp6.500 per kilogram. Namun, ada beberapa oknum di lapangan yang mengisukan atau menawar harga di bawah itu," jelasnya. Ia menambahkan bahwa salah satu kendala utama dalam penyerapan gabah adalah terbatasnya kapasitas pengering. Saat panen raya, volume gabah yang dihasilkan cukup besar, sedangkan kapasitas pengering di wilayah Kediri dan Nganjuk masih terbatas.
Realisasi Penyerapan Gabah Melebihi Target
Perum Bulog Kantor Cabang Kediri berhasil mencatatkan realisasi penyerapan gabah petani yang melebihi target pada musim panen 2025. Hingga Maret 2025, total pembelian gabah kering panen (GKP) mencapai 16.368.741 kilogram atau 137,21% dari target yang ditetapkan. "Kami selalu berupaya semaksimal mungkin dalam melakukan pembelian GKP petani, meskipun mungkin di lapangan terdapat beberapa kendala dan keterbatasan yang ada," ujar Imam Mahdi. Target pembelian gabah di Bulog Kediri hingga Maret 2025 awalnya ditetapkan sebesar 11.930.000 kilogram, dengan rincian Kabupaten dan Kota Kediri sebesar 5.930.000 kilogram dan Kabupaten Nganjuk sebesar 6.000.000 kilogram. Namun, hingga 17 Maret 2025, realisasi pembelian gabah telah mencapai 16.368.741 kilogram, dengan rincian Kabupaten dan Kota Kediri sebesar 7.496.815 kilogram (126,42% dari target) dan Kabupaten Nganjuk sebesar 8.871.926 kilogram (147,87% dari target).
Strategi Menghadapi Panen Raya
Untuk memastikan penyerapan gabah berjalan lancar, Bulog Kediri bekerja sama dengan petugas penyuluh lapangan (PPL) dari dinas pertanian dan Babinsa (Bintara Pembina Desa) di setiap kecamatan. Petani diimbau untuk melaporkan rencana panen mereka kepada PPL dan Babinsa, yang kemudian diteruskan kepada Person In Charge (PIC) Bulog Kediri. "Dengan koordinasi ini, kami dapat mengakomodasi seluruh hasil panen petani dan menyesuaikan jadwal panen dengan kapasitas pengeringan. Hal ini penting untuk menghindari penumpukan gabah yang belum diproses, yang dapat menyebabkan kerusakan," jelas Imam. Selain itu, Bulog Kediri juga membuka peluang kerja sama dengan mitra penggilingan yang memiliki sarana pengeringan di wilayah kerjanya. "Kami menawarkan kerja sama kepada seluruh mitra penggilingan yang memiliki fasilitas pengeringan untuk bersama-sama mendukung penyerapan gabah petani," tambahnya.
Kapasitas Pengeringan dan Tantangan Musim Hujan
Saat ini, Bulog Kediri memiliki 11 mitra pengering dengan kapasitas mencapai 430 ton.(Red.AL)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram