SUMBERPUCUNG, rakyatindonesia.com– Kabupaten Malang tercatat sebagai salah satu wilayah yang aktif secara seismik. Selama periode Januari hingga Juni 2025, wilayah ini telah diguncang 205 kali gempa bumi, berdasarkan data BMKG Stasiun Geofisika Karangkates.
Jika dirata-rata, gempa terjadi sebanyak 1 hingga 2 kali setiap hari. Namun, mayoritas gempa tersebut tidak dirasakan masyarakat karena memiliki skala magnitudo rendah.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Karangkates Ma’muri menjelaskan, gempa paling banyak terjadi pada bulan Maret, yakni sebanyak 41 kali. Disusul Januari (40 gempa), Februari (31 gempa), April (30 gempa), Mei (26 gempa), dan Juni (hingga kemarin tercatat 37 gempa).
“Sebagian besar gempa terjadi di selatan Malang, baik di lepas pantai maupun garis pantai,” ungkap Ma’muri, Senin (23/6).
Penyebab dan Aktivitas Tektonik
Ma’muri menjelaskan, terdapat dua penyebab utama gempa di wilayah tersebut:
Gempa di tengah laut disebabkan oleh zona subduksi akibat pertemuan lempeng Eurasia dan Australia.
Gempa di bibir pantai bisa disebabkan oleh:
Subduksi lempeng
Aktivitas sesar aktif lokal
“Khusus untuk dugaan sesar aktif di kawasan pantai, memang belum ada penelitian mendalam yang memastikan keberadaannya,” tambahnya.
Tiga Titik Pemantauan Seismik
Untuk mendeteksi aktivitas gempa bumi, BMKG Karangkates mengandalkan tiga unit seismograf yang dipasang di lokasi berbeda:
Bendungan Sutami (Sumberpucung)
Gedangan
Poncokusumo
“Rata-rata, setiap tahun kami mencatat sekitar 700 gempa bumi, namun sebagian besar masih berskala kecil dan tidak dirasakan,” terang Ma’muri.
Pihak BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada, terutama di wilayah selatan Malang yang rawan terhadap gempa akibat kondisi geologis yang aktif. (red:a)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram