Monday, April 22, 2024
Tuesday, April 16, 2024
Polres Pacitan Siagakan Personel di Sejumlah Objek Wisata Pastikan Pengunjung Aman dan Nyaman
PACITAN, rakyatindonesia.com – Pada masa libur lebaran Idul Fitri 1445 H/2024, Polres Pacitan Polda Jatim menempatkan sejumlah personel di beberapa lokasi obyek wisata yang ada di Pacitan.
Kapolres Pacitan AKBP Agung Nugroho mengatakan, hal tersebut untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung objek wisata selama libur lebaran.
“Tindakan preventif dilakukan guna memastikan liburan berjalan lancar tanpa adanya gangguan keamanan,”kata AKBP Agung saat meninjau Pantai Klayar, Minggu (14/4).
Ia mengatakan Objek wisata menjadi salah satu destinasi favorit masyarakat untuk berlibur saat Lebaran tiba.
Dengan adanya kehadiran petugas baik dari kepolisian,TNI dan pihak terkait, diharapkan pengunjung merasa lebih aman dan nyaman dalam menikmati liburan mereka.
"Alhamdulillah semuanya dalam kondisi aman, kami dari Polres Pacitan memantau disejumlah objek wisata ini untuk memastikan selama masyarakat liburan menikmati keindahan Pacitan bisa aman dan nyaman semuanya tidak ada kendala," katanya.
AKBP Agung Nugroho beserta jajarannya yang turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengecekan keamanan di berbagai objek wisata di Pacitan juga berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan keamanan di lokasi wisata.
Selain mengamankan objek wisata, Kapolres Pacitan juga memberikan himbauan kepada pengunjung untuk tetap patuh terhadap aturan yang berlaku termasuk tidak membuang sampah sembarangan serta menghindari berenang di pantai yang bakal membahayakan pengunjung.
"Saya juga menghimbau kepada masyarakat dan petugas keamanan pesisir pantai agar menjaga keselamatannya, serta anak-anak maupun dewasa jangan sampai berenang terkadang ombaknya besar yang dapat mengakibatkan korban,"pungkasnya. (red.Tim)
Saturday, February 17, 2024
Prabowo Temui SBY di Pacitan, Ini Kata AHY soal Jatah Menteri Demokrat
Pacitan, rakyatindonesia.com - Prabowo Subianto menemui Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Museum SBY-Ani, Pacitan. Keduanya membahas beberapa hal. Termasuk soal harapan kabinet Prabowo-Gibran mendatang jika sudah resmi ditetapkan sebagai pemenang Pilpres.
Satu pertanyaan mencuat dari pertemuan itu. Apakah Prabowo dan SBY membahas soal jatah menteri untuk Demokrat?
Menanggapi pertanyaan itu, Ketua Umum Demokrat yang juga putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membantah ada pembahasan soal jatah menteri. Ia menyebut pertemuan Prabowo dan SBY sebagai contoh yang baik di tengah situasi saat ini.
"Belum. Belum (bahas menteri). Kita tidak membicarakan itu sama sekali, karena sekali lagi ini sebuah silaturahmi, sebuah gestur yang positif antara dua tokoh bangsa, antara dua pemimpin besar, antara dua putra-putra terbaik bangsa, yang menurut saya ini harus menjadi contoh yang baik," ungkap AHY di depan wartawan, Sabtu (17/2/2024).
"Bahwa pada akhirnya semua ingin mendedikasikan dirinya, waktu, tenaga, pikiran untuk Indonesia semakin baik. Dan ini sebuah contoh yang luar biasa ditunjukkan Pak Prabowo Subianto bersama Pak SBY," sambungnya.
Di sisi lain, AHY menyebut kedatangan Prabowo ke Pacitan untuk mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi SBY sebagai sahabat yang telah ikut berjuang bersama memenangkan paslon 02 di Pilpres 2024. Prabowo juga, kata AHY, mengucapkan terima kasih pada keluarga besar Partai Demokrat yang telah berkontribusi dalam kemenangannya.
"Dan, tadi tentunya juga diselingi nostalgia, cerita, dan diskusi. Tentunya silaturahmi ini bagian dari ekspresi persahabatan, tapi juga sebagai dua tokoh bangsa dan pemimpin, Pak SBY presiden ke-6 Indonesia dan Pak Prabowo Insyaallah jadi presiden ke-8 Indonesia," tutur AHY. (red.w)
Thursday, February 15, 2024
Polisi bersama TNI di Pacitan Tempuh Medan Terjal Demi Amankan Distribusi Logistik Pemilu
PACITAN, rakyatindonesia.com - Bripka Deni Widiantoro, anggota Polsek Arjosari, Polres Pacitan, bersama TNI dan Linmas menempuh medan terjal untuk mengawal distribusi logistik pemilu ke tempat pemungutan suara (TPS) di Dusun Ngasem dan Dusun Jati, Desa Kedungbendo, Kecamatan Arjosari.
Hal itu harus dilakukannya demi pengamanan distribusi logistik untuk kelancaran penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024,
Kedua dusun tersebut terletak di pelosok desa dengan akses jalan yang sangat sulit.
Kendaraan roda empat tidak dapat menjangkau lokasi, sehingga Bripka Deni dan rekannya dari TNI dan Linmas harus menggunakan sepeda motor untuk melewati jalanan setapak yang terjal dan berbatu.
"Medan yang kami lalui sangat menantang. Kami harus menyeberangi sungai dan jembatan kecil, serta melewati jalanan setapak yang terjal dan hanya bisa diakses dengan kendaraan roda dua," kata Bripka Deni, Selasa, (13/2/2024).
Bahkan, untuk mencapai TPS 04 di Dusun Jati, Bripka Deni dan rekannya harus menempuh perjalanan kaki karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan.
"Ke Dusun Jati kurang lebih 10 kilometer, hampir perbatasan Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan. Yang jauh itu TPS 04 Dusun Jati Desa Kedungbendo, Kecamatan Arjosari. Jarak kurang lebih 10 kilometer dan medannya sangat terjal," ujar Bripka Deni.
Meskipun demikian, Bripka Deni dan rekannya tetap semangat dan berkomitmen untuk mengantarkan logistik pemilu tepat waktu.
"Logistik pemilu ini tidak boleh terlambat sampai ke TPS. Kami ingin memastikan masyarakat di Dusun Ngasem dan Dusun Jati dapat menggunakan hak pilih mereka dengan lancar," kata Bripka Deni.
Di tengah medan yang sulit dan terjal, mereka tetap semangat mengantarkan logistik pemilu demi terselenggaranya pesta demokrasi yang berkualitas.
"Alhamdulillah, distribusi aman dan lancar," pungkasnya. (red.Tim)
Tuesday, February 6, 2024
Mahasiswa Pacitan Gelar Deklarasi Tolak Politisasi Kampus Jelang Pemilu 2024
PACITAN, rakyatindonesia.com - Sejumlah mahasiswa di Kabupaten Pacitan menggelar deklarasi tolak politisasi kampus menjelang Pemilu 2024. Deklarasi ini dibacakan di depan Kampus STKIP PGRI Pacitan pada hari Sabtu (4/2/2024).
Presiden BEM STKIP PGRI Pacitan, Fatima Nurwarisma, mengatakan bahwa deklarasi ini dilatarbelakangi oleh keresahan mahasiswa terhadap potensi politisasi kampus dalam kontestasi politik mendatang.
"Dasar kami menggelar deklarasi ini untuk menolak politisasi kampus menjelang pelaksanaan coblosan Pemilu 14 Februari 2024 mendatang," kata Fatima.
Fatima menjelaskan bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga netralitas kampus dan memastikan proses pemilu berjalan damai, jujur, dan adil.
"Kami mengajak kaum muda khususnya mahasiswa di Pacitan supaya tahu bagaimana teknis, konsep dan sebagainya supaya bisa tertib," ujarnya.
Menurut Fatima, deklarasi semacam sangat penting, karena generasi z akan menentukan nasib bangsa lima tahun mendatangkan sehingga harus bisa menentukan sikap sejak saat ini.
"Bagaimana menangkal berita hoax yang ada, bagaimana kita turut menciptakan ketertiban untuk memilih calon pemimpin di masa yang akan datang," terangnya.
Sementara itu, Koordinator Deklarasi Mahasiswa Pacitan, Muhammad Tonis Dzikrullah, menambahkan bahwa deklarasi ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap pemilu 2024.
"Ini berangkat dari keresahan kita bersama, sebagai mahasiswa agen of change memiliki tanggung jawab moral di pundak kita bahwa pemilu 2024 bisa berjalan damai, jujur dan adil," kata Tonis.
"Sehingga kecurangan dan potensinya dapat kita minimalis dengan cara gerakan-gerakan seperti ini," sambungnya.
Tonis optimis bahwa gerakan ini akan menjadi riak yang akan menjadi ombak besar di masyarakat.
"Kami sangat percaya diri dan optimistis, karena gerakan-gerakan semacam ini akan menjadi riak yang akan menjadi ombak besar di masyarakat, semoga harapannya setelah Deklarasi ini akan diadopsi oleh mahasiswa dengan basic massa yang besar," pungkasnya.
Deklarasi tersebut berisi lima poin tuntutan, yaitu:
1. Mahasiswa Pacitan Siap mengawal pemilu sehingga tercipta suasana pemilu yang damai, jujur, adil.
2. Kami Mahasiswa Pacitan, Berkomitmen melawan politisasi di dalam kampus, serta melawan segala bentuk kampanye hitam dan isu-isu hoax yang berpotensi memecah belah anak bangsa.
3. Kami mahasiswa Pacitan. berupaya menegakkan keadilan Pemilu sehingga tercipta demokrasi yang sehat.
4. Kami mahasiswa pacitan, akan melawan segala bentuk provokasi yang memicu terganggunya keamanan dan ketertiban masyarakat.
5. Kami Mahasiswa Pacitan, siap menjunjung tinggi dan meghargai segala bentuk perbedaan dan kebebasan berpendapat yang sesuai dengan norma- norma hukum yang berlaku di Republik Indonesia
Dengan deklarasi ini, seluruh mahasiswa di Kabupaten Pacitan menolak keras politisasi kampus menjelang Pemilu 2024. (red.Tim)
Friday, February 2, 2024
Polres Pacitan Berhasil Ungkap Misteri Meninggalnya Remaja Usai Minum Kopi
PACITAN, rakyatindonesia.com - Polres Pacitan Polda Jatim berhasil mengungkap misteri kematian seorang remaja usai minum kopi yang sebelumnya telah dibuat oleh ayah korban.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Jumat, 5 Januari 2024, sekitar pukul 06.30 WIB, di rumah korban Dusun Mekarsari, Desa/Kecamatan Sudimoro.
Korban laki – laki berinisial MRS (12 ) yang merupakan seorang pelajar yang meninggal setelah sebelumnya minum kopi di rumahnya.
Dalam kasus ini Polisi yang terus melakukan penyelidikan dan pemeriksaan para saksi secara intensif akhirnya menetapkan seorang Perempuan inisial AFA (25 ) yang diduga dengan sengaja membubuhkan racun ke dalam kopi yang sebelumnya telah dibuat oleh ayah korban tanpa sepengetahuan orang tua korban.
“Hasil pemeriksaan tersangka AFA mengaku membubuhkan racun ke dalam kopi,”ujar Kapolres Pacitan, AKBP Agung Nugroho, Kamis (1/2/2024).
Adapun motif pelaku diduga kuat terkait panik lantaran tersangka merasa terganggu dengan laporan atau pengaduan ke Polsek Sudimoro yang dilakukan oleh ibu korban soal kasus pencurian buku rekening, kartu ATM, dan KTP sebelumnya.
"Setelah dilakukan pengecekan jejak digital forensik, ada fakta tersangka pernah membeli sianida melalui online," terang AKBP Agung Nugroho.
Sebelumnya Polres Pacitan telah melaksanakan olah TKP, menyita barang bukti, memeriksa saksi-saksi termasuk saksi ahli dari Kedokteran Forensik Polda Jatim.
Hal itu diperkuat dengan beberapa barang bukti yang disita kepolisian di tempat Kejadian Perkara (TKP), di antaranya seragam pramuka korban, bungkus sisa kopi merk "NEO COFFEE" yang sudah diseduh, sisa minuman kopi yang telah diminum oleh korban, gelas tangkai bertuliskan "FRESCO" bekas wadah kopi korban.
Selain itu juga sendok bekas digunakan untuk mengaduk kopi korban, handphone milik tersangka, bendel rekam medis pasien yang dikeluarkan oleh Puskesmas Sudimoro dan akun aplikasi Lazada atas nama tersangka.
"Tersangka ini cukup lihai melakukan pencurian ATM, buku rekening dan KTP milik Sukatmini (ibu korban) yang disimpan di lemari. Bahkan bisa membobol PIN ATM," terangnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 340 KUHP atau Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, yang diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.
"Tersangka sebelumnya memang terjerat utang pinjol sehingga nekat untuk mencuri uang sampai melakukan pembunuhan," jelas AKBP Agung Nugroho.
Selanjutnya dari beberapa alat bukti tersebut diatas penyidik menetapkan AFA sebagai tersangka pembunuhan berencana dengan menggunakan racun sianida (Cn) terhadap korban MRS.
Dari pemeriksaan secara intensif terhadap tersangka, Polisi mendapatkan hasil bahwa yang bersangkutan mengakui telah meracuni korban dengan menggunakan sianida yang diperoleh secara online melalui aplikasi Lazada.
"Maksud tersangka beli sianida untuk membunuh salah satu keluarga dari Sukatmini agar tidak melakukan pelaporan ke pihak kepolisian tentang hilangnya buku rekening, kartu ATM dan KTP.
Hal itu didapat dari tangkapan layar CCTV di salah satu bank saat tersangka sedang melakukan penarikan uang sebesar Rp32 juta dengan cara mendatangi customer service.
Tersangka beralibi di hadapan customer service bank hendak mengganti pin ATM tersebut dengan cara memalsukan tandatangan pada surat permohonan penggantian Pin ATM.
Setelah berhasil mengganti pin ATM tersebut, tersangka melakukan penarikan uang di mesin ATM sebesar Rp2 juta. Karena melihat saldo milik Sukatmini masih banyak, akhirnya tersangka melakukan penarikan uang di teller sebesar Rp30 juta dengan cara menyerahkan buku rekening.
Tersangka pun mengakui segala perbuatannya tersebut meskipun enggan membuka suara dan hanya menganggukkan kepala sambil tertunduk penuh penyesalan.
Pengungkapan kasus kopi sianida yang merenggut nyawa remaja ini menunjukkan komitmen kepolisian dalam menanggapi dan menyelesaikan tindak pidana, sehingga diharapkan mampu memberikan keadilan bagi keluarga korban, dan menjaga keamanan masyarakat Pacitan.(red.Tim)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram