Jumat, 06 Oktober 2023

Tragedi Ibu di Kota Malang Racuni Empat Anaknya Lalu Susul Bunuh Diri

 Tragedi Ibu di Kota Malang Racuni Empat Anaknya Lalu Susul Bunuh Diri

 

Malang, rakyatindonesia.com – Hendri Suwarno tampak duduk termangu dan terus menatap 3 peti mati di hadapannya pada Rabu, 14 Maret 2007, pagi itu. Tak lama, pria berpostur kurus itu menangis sambil mengusap-usap peti jenazah.

Ketiga peti mati yang terus diusap-usap Hendri berisi jenazah istri dan 4 anaknya. Mereka adalah istrinya, Junania Mercy (35) dan empat anaknya masing-masing GA (2), HS (7), PL (10), dan AL (11).

Jenazah Mercy dan anaknya, GA diletakkan dalam satu peti. Demikian pula jenazah PL dan HS dalam satu peti. Sedangkan, jenazah AL diletakkan dalam satu peti mati.

Tiga peti mati tersebut disemayamkan di Yayasan Gotong Royong, Jalan Tembaga Baru, Malang. Doa bersama dipanjatkan sebelum Mercy dan empat anaknya diberangkatkan dengan 2 ambulans untuk dikremasi di Desa Junrejo, Kota Batu.

Tragedi kematian keluarga Hendri ini terjadi pada Sabtu 10 Maret 2007, malam. Mercy nekat bunuh diri dengan meminum racun. Tragisnya, sebelum bunuh diri, Mercy juga turut meracuni keempat anaknya satu persatu.

Mercy bahkan merekam semua kejadian tersebut dengan handphone-nya Sony Ericsson type K3101. Usai meracuni jenazah keempat anaknya, Mercy bahkan sempat membaringkan berjajar anak-anaknya di ranjang dengan pakaian rapi dan dalam posisi bersedekap.

Mercy selanjutnya mengirim pesan short message service (SMS) ke suaminya, Hendri yang saat itu masih ada di Surabaya. Namun SMS yang dikirim Mercy dengan menggunakan handphone Nokia 1100 ke suaminya itu failed atau tak terkirim. Dalam SMS-nya, Mercy minta maaf ke Hendri karena telah membunuh anak-anaknya.

"Sayang, sorry aku sudah bunuh anak-anak. Aku hancurkan impian hidup mereka, juga impianku tentang anak-anak dan hari tua kita. Hidup yang benar sayang. Sayang, aku dan anak-anak cinta kamu. Kamu tahu kan?... GBY (God Bless You)," demikian bunyi SMS Mercy.

Sejurus kemudian, giliran Mercy yang menenggak racun. Tak lama, Mercy juga tewas dengan posisi jatuh tertelungkup di ranjang kamar rumahnya di Jalan Taman Sakura No 12, Lowokwaru, Kota Malang.

Jenazah Mercy dan keempat anaknya ini kemudian ditemukan keesokan harinya. Penemuan berawal saat warga berkumpul hendak melakukan kerja bakti. Penemuan itu pun langsung menggemparkan warga Perumahan Taman Sakura saat itu.

Polisi yang melakukan penyisiran di TKP menemukan handphone yang berisi rekaman urutan kejadian memilukan itu. Tak hanya itu, tiga lembar surat wasiat yang ditulis Mercy juga ditemukan di lokasi.

Dari surat wasiat tersebut diketahui Mercy nekat melakukan tindakan itu karena persoalan ekonomi. Sebab usaha Hendri, suaminya bangkrut. Karena hal ini, Mercy tak sanggup lagi membiayai keempat anaknya.

Padahal seorang anaknya belajar di sekolah bertaraf internasional. Sedangkan anak ketiganya harus menjalani transfusi darah seminggu sekali yang tentu membutuhkan biaya yang tak sedikit.

Dalam surat tersebut juga Mercy berpesan telah menyiapkan pakaian kesayangan anak-anaknya. Mercy juga minta jenazahnya dan keempat anaknya disemayamkan di Perkumpulan Gotong Royong, Kota Malang lalu dikremasi di Junrejo, Kota Batu.

Sebelum menikahi Mercy, Hendri merupakan seorang mekanik Harley Davidson. Sedangkan Mercy merupakan anak dari keluarga kaya dari Kota Batu. Pertemuan keduanya terjadi karena orang tua Mercy kerap meminta bantuan Hendri untuk memperbaiki motor gedenya.

Benih cinta Mercy pun bersemi. Mercy rupanya tertarik dengan keuletan dan ketelatenan Hendri. Keduanya pun memutuskan menikah pada tahun 1990-an.

Awal berumah tangga, usaha Hendri mencapai kesuksesan. Mereka pun pindah dari rumah kontrakan baru yang lebih luas di Jalan Junggo. Kebahagiaan mereka semakin lengkap dengan kelahiran anak-anak mereka.

Namun saat kelahiran anak ketiga, masa kesuksesan usaha Hendri mulai meredup. Puncaknya, mereka kemudian memutuskan boyongan ke rumah kontrakan di Jalan Taman Sakura, Kecamatan Lowokwaru.

Merasa tak mampu lagi mencukupi kebutuhan hidup anak dan istrinya, Hendri pun harus mengadu nasib di Surabaya sebagai mekanik moge. Namun Mercy yang terbiasa hidup serba kecukupan rupanya tak kuat. Mercy lalu membunuh anak-anaknya dengan racun lalu ia menyusulnya.

Kapolresta Malang saat itu, AKBP Erwin Chahara Resmana mengatakan sebelum melakukan bunuh diri, Mercy meracuni anak-anaknya dengan kapsul berisi racun jenis potasium.

"Potasium dimasukkan ke dalam kapsul lalu diminumkan dengan air," kata Erwin kepada wartawan di Mapolresta Malang Jalan Jaksa Agung Suprapto, Malang saat itu.

Erwin juga memastikan bunuh diri ini mengarah ke tersangka tunggal yaitu Mercy. Sebab polisi tidak menemukan indikasi keterlibatan orang ketiga.

"Dari hasil identifikasi, sidik jari yang menempel di sendok dan gelas identik dengan jari Mercy. Sidik jari hanya milik dia, tidak yang lain," tegasnya.

Sesuai dengan KUHP pasal 109 ayat dua, jika tersangka sudah meninggal dunia maka otomatis akan dikeluarkan Surat Perintah Penghentian penyidikan (SP3).(red.IY)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved