Gowa, rakyatindonesia.com – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin mendorong program budi daya pisang dikembangkan di tiap kecamatan. Bahtiar mengatakan program ini bisa membuat Sulsel meraup Rp 200 triliun jika target 1 miliar pohon pisang terpenuhi.
"Kami akan mengembangkan program (pisang) ini berbasis kecamatan. Insyaallah kalau berbasis kecamatan, arealnya lebih luas," ujar Bahtiar saat Gerakan Nasional Ketahanan Pangan 2023 dalam rangka HUT ke-78 TNI di Kabupaten Gowa, Rabu (1/11/2023).
Bahtiar mengatakan rencana ini sudah dikonsultasikan dengan akademisi asal Universitas Hasanuddin (Unhas). Dia menargetkan setiap kecamatan menyiapkan lahan seluas 200 hektare untuk budi daya pisang.
"Jadi kita bikin kelompok berbasis kecamatan, minimal 200 hektare, kata Prof Bahar dari Unhas, ahli pisang. Jadi 200 hektare dari 315, ambillah 200 kecamatan di Sulsel," bebernya.
Menurut Bahtiar, setidaknya ada 40.000 hektare total lahan yang akan ditanami pisang jika langkah tersebut berhasil. Dari jumlah total lahan itu, maka penghasilan masyarakat dapat mencapai Rp 200 triliun per tahun berdasarkan hitungan kasar.
"Jadi kalau 200 hektare kali 200 kecamatan, berarti kita dapat 40.000 hektare. Nah, 1 hektare itu (hasilnya) Rp 375-Rp 385 juta," ucapnya.
"Paling jeleknya itu Rp 200 juta per hektare. Kalau 1 hektare itu 200 pohon kali Rp 100 ribu, hasilnya Rp 200 juta. Kalau Rp 75 ribu, (hasilnya) Rp 150 juta," lanjut Bahtiar.
Da mengaku pendapatan masyarakat biasa akan melampaui pendapatan ASN per bulan jika rencana ini berhasil. Sebab, Bahtiar menghitung, 10 hektare lahan ditanami pohon pisang malah berpotensi meraup cuan hingga Rp 100 juta per bulan.
"Bagi 12 bulan dalam setahun, berarti lebih dari Rp 9 juta. Gaji ASN kurang dari itu. Kalau Rp 9-10 juta per bulan, ngapain jadi ASN, gitu. Bikin aja 10 hektare, menghasilkan 100 juta per bulan," imbuhnya.
Bahtiar juga menyebut program budi daya pisang ini dapat dikerjakan secara berkala. Khusus di tahun pertama, hasil dari program tersebut dapat dilihat hasilnya pada 8 bulan awal sejak pertama kali ditanam.
"Dan investasinya hanya di tahun pertama. 7-8 bulan sudah ada hasilnya. Tahun kedua investasinya turun 60 persen karena anakannya bisa diakali panen di tahun berikutnya," tuturnya.
Bahtiar menegaskan komoditas pisang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga percaya dengan program tersebut hingga ikut mengembangkan ekosistem bisnisnya.
"Bahkan OJK sudah hitung, kalau kami bisa tanam sesuai target saya, 1 miliar pohon pisang di Sulsel. Bisa menghasilkan uang Rp 200 triliun," terangnya.
Bahtiar menuturkan budi daya pisang merupakan bagian dari program ketahanan pangan. Provinsi Sulsel harus membawa Indonesia sebaga negara ekspor pisang terbesar.
"Target kita, memang agak tinggi cita-citanya. Kita selesaikan ini 1-2 tahun ke depan, itu kita menjadi produsen terbesar nomor 1 di dunia. Jadi cita-citanya kita tidak main-main. Makanya harus Panglima, Kapolda, Kajari yang turun tangan. Karena pekerjaannya besar, nggak cemen-cemen," jelasnya. (red.IY)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram