Kamis, 02 November 2023

CCTV dan Radio Bikin Komplotan Curanmor Ini Ngaku Kapok Beraksi di Surabaya

 CCTV dan Radio Bikin Komplotan Curanmor Ini Ngaku Kapok Beraksi di Surabaya

 

Surabaya, rakyatindonesia.com –  Komplotan curanmor asal Madura ini menghindari melakukan aksi di Surabaya dan lebih memilih beraksi di luar Surabaya. Saat mencoba melakukan curanmor di Surabaya, mereka langsung tertangkap.


Apa alasan mereka enggan melakukan curanmor di Surabaya?

Ada 4 dari 5 pelaku curanmor yang dibekuk polisi. Mereka adalah L, S, SB, dan HR. Sedangkan salah seorang rekannya masih DPO.

Kanit Resmob Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Ipda Yudha Sukmana Putra mengatakan setiap melancarkan aksinya komplotan curanmor motor itu selalu menyewa mobil terlebih dulu. Mereka patungan dan menyasar sejumlah kos di luar Surabaya.

"Mereka spesialis curi motor di kos, sasarannya di luar wilayah Surabaya, bisa dibilang antarkota di Jatim," kata Yudha kepada wartawan, Rabu (1/12/2023).

Yudha menjelaskan komplotan itu beraksi di hampir setiap kabupaten di Jatim. Mulai Mojokerto, Jombang, Kediri, hingga Lamongan.

Saking banyaknya, sambung Yudha, para pelaku sampai lupa sudah berapa kali melakukan aksinya. Namun, saat diinterogasi, mereka kompak mengaku sudah lebih dari 10 kali menggondol motor korbannya.

"Kalau pengakuan dari para tersangka, lebih dari 10 motor yang dibawa (dicuri). Per hari, bisa ambil 2 sampai 3 sepeda motor, ada yang dikendarai dan ada yang diangkut dalam mobil. Totalnya 10 motor lebih yang dicuri," ujarnya.

Setiap beraksi, para pelaku berganti peranan. Mulai dari mengemudi, mencari sasaran, hingga melancarkan aksi atau eksekutor.

Setiap beraksi, modus para pelaku menurunkan semua penumpang. Lalu, menyebar ke sejumlah titik yang lemah pengawasan di kawasan pedesaan. Ketika berhasil, setiap pelaku dijemput dengan mobil sarana.

Hal itu dibenarkan oleh salah satu pelaku berinisial L. Menurutnya, hanya butuh waktu sekitar 3 menit saja untuk bisa membawa motor sasarannya.

Dalam melancarkan aksinya, L kerap melakukan sekali dalam sepekan. Setiap motor yang dicuri mereka jual ke Madura senilai Rp 3,5 juta.

"Penjualan per motor Rp 3.5 jt, cuma curi motor matik, seminggu kadang 1 sampai 2 kali. Kalau ditotal bisa dapat 10 motor per bulan, semua (motor curian) dijual ke Sampang," tuturnya.

Komplotan ini akhirnya apes saat melakukan curanmor di Surabaya. Padahal komplotan ini sudah diwanti-wanti agar tak melakukan curanmor di Surabaya.

Salah satu pelaku, L mengaku apes. Sebab, kekhawatirannya akhirnya terjadi akibat melakukan curanmor di Surabaya. Ia dan komplotannya akhirnya tertangkap saat mencuri motor di Surabaya.

L mengatakan ia enggan mencuri motor di Surabaya karena sering melihat pemberitaan tentang maraknya curanmor yang terpantau CCTV di kota pahlawan. Karena itu sebisa mungkin ia dan komplotannya memilih beraksi di luar Surabaya.

"Kalau di Surabaya sebenarnya memang tidak berani, terpantau radio, karena kan banyak yang laporan kalau ada kehilangan. Apalagi di situ (Surabaya) banyak CCTV dan kalau terekam akan ada siaran dari radio," paparnya.

L mengaku aksinya di Surabaya itu adalah yang pertama dan terakhir kalinya. L mengaku kapok karena baru saja beraksi, ia langsung dibekuk polisi bersama komplotannya.

"Di Surabaya cuma sekali mencuri di Asemrowo dan apesnya langsung ketangkap. Nah, yang saya takutkan terjadi (tertangkap polisi dan terpantau CCTV)," tutupnya. (red.IY)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved