Demak, rakyatindonesia.com - Kemunculan Pulau Arnavat di perairan Kabupaten Demak membuat penasaran. Pakar geologi Dr Handoko Teguh Wibowo menyebut ada dua kemungkinan penyebab munculnya Pulau Arnavat. Apa saja?
Diketahui, Pulau Arnavat ini berada di wilayah Dukuh Deling, Desa Surodadi, Kecamatan Sayung, Demak.
Handoko menyebut bahwa ada dua kemungkinan pemantik adanya tanah timbul tersebut. Yakni kemungkinan dari gerak-gerak tektonik dan adanya desakan dari dalam bumi atau tenaga endogen.
"Tanah naik atau uplift ya, itu bisa atau sering terjadi di daerah yang aktif secara tektonik," kata Handoko yang merupakan pengurus Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)melalui telepon, Sabtu (13/1/2024).
Ia menjelaskan bahwa kemungkinan yang tak mungkin terjadi yaitu akibat aktivitas pantai dengan apa adanya. Yakni ombak yang membuat gundukan dari pasir.
"Karena kalau dari melihat bentuk maupun geometrinya itu nggak mungkin dari aktivitas pantailah ya. Atau arus yang membawa material sedimen atau pasir, lempung kemudian membuat pulau itu kan nggak mungkin," ujar pria yang menempuh pendidikan geologi di UGM dan berlanjut hingga doktoral di UPN Veteran Jogja.
"Itu biasanya yang paling mungkin adalah kejadian tektonik. Itu yang pertama," sambung Handoko.
Ia menjelaskan bahwa kondisi permukaan pantai utara Demak dan sekitarnya cenderung turun. Sehingga mengakibatkan adanya sebagian permukaan yang naik.
"Karena kalau belajar tektonik ya, di zona sesar itu sepanjang sesar itu ada yang membuat turun ada yang naik juga. Mungkin yang naik ini adalah bagian yang naik," ujarnya.
"Jadi gempa itu menjadi penyebab juga, pelan-pelan nanti, atau yang turun nanti juga ada. Tapi saya melihat dominan dari satelit pantura itu turun, sehingga nggak salah kalau Semarang, Demak itu ya terendam, sampai Pekalongan ya," imbuhnya.
Selanjutnya, yang kedua ia menyebut bahwa kemungkinan tanah naik dari tenaga endogen dari bawah atau gunung lumpur.
"Yang kedua, bisa jadi munculnya pulau itu karena ada aktivitas endogen dari bawah. Kalau di Jepang itu muncul karena ada vulkanik yang ada gunung api yang muncul ke permukaan. Tapi kalau di Demak saya kira bukan vulkanik itu, bisa jadi juga gunung lumpur," terangnya.
"Cikal bakal gunung lumpur yang kemudian membuat desakan dari bawah ke atas sehingga tanah yang didesak itu menjadi naik. Itu kemungkinan kedua juga bisa," sambungnya.
Ia menambahkan bahwa fenomena tanah timbul tersebut relatif aman untuk kondisi pesisir. Tidak menunjukkan adanya gejala bencana melainkan efek dari kegempaan itu sendiri.
"Nggak sih (bukan tanda akan terjadi gempa). Itu sebenarnya hanya efek dari pergerakan aja. Gempa itu kan bergerak ya, ada yang naik ada yang turun, ada yang gerak ada geser, nah kebetulan di situ yang naik," ujarnya.
"Nggak terlalu signifikan amplitudonya juga kecil tetapi secara perlahan akumulasi tenaga itu menyebabkan naik itu iya. Tidak terlihat ya, secara empat tahun baru muncul. Nggak perlu terlalu waswas," imbuhnya. (red.w)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram