Solo, rakyatindonesia.com - Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud Md mengikuti kirab rangkaian kampanye terakhir di Kota Solo. Rombongan kirab sempat berhenti di depan Balai Kota Solo.
Ganjar-Mahfud berangkat dari Jalan Diponegoro atau Ngarsopuro. Mereka menaiki gerobak sapi melintasi Jalan Slamet Riyadi lalu ke Jalan Jendral Sudirman dan berhenti di depan Balai Kota Solo.
Ganjar dan Mahfud ditemani sang istri dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani duduk di depan Balai Kota Solo. Selanjutnya mereka menyaksikan tari wayang orang Sirna Mendhak, Sang Kala Sirna.
Usai menyaksikan tarian wayang orang, Ganjar dan Mahfud naik ke atas panggung untuk diserahkan secara simbolis dua wayang. Untuk Ganjar diserahkan wayang Wisanggeni dan Mahfud diserahkan wayang Semar.
Secara simbolis, wayang Wisanggeni mempunyai arti sebagai sosok yang pemberani, tegas dan suka menolong. Sedangkan wayang Semar sebagai sosok sakti mandraguna yang mewakili sosok rakyat, penasihat ksatria yang sederhana, jujur serta bijaksana.
Secara simbolis, wayang Wisanggeni mempunyai arti sebagai sosok yang pemberani, tegas dan suka menolong. Sedangkan wayang Semar sebagai sosok sakti mandraguna yang mewakili sosok rakyat, penasihat ksatria yang sederhana, jujur serta bijaksana.
Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan memang kirab kampanye melintasi dan berhenti di depan Balai Kota Solo.
Rudy mengatakan tarian yang ada di depan Balai Kota Solo untuk menyampaikan keserakahan dan ketakutan akan tumbang dengan kebenaran.
"Iya lewat Balai Kota Solo, ada wayang di depan Balai Kota. Yang jelas untuk menyampaikan keserakahan dan ketakutan akan tumbang dengan kebenaran," kata Rudy, Sabtu (10/2/2024).
Ditanya apakah itu untuk menyindir Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Rudy menampik. Ia mengatakan bahwa tarian itu disampaikan untuk masyarakat Solo.
"Nggak, kepada rakyat Solo, rakyat Solo, Balai Kota rumah rakyat, kita pakainya depan Balkot. Kita nggak boleh Stadion Manahan, Sriwedari stadion kecil dan akses susah kita gunakan Benteng," pungkasnya. (red.Tim)
Rudy mengatakan tarian yang ada di depan Balai Kota Solo untuk menyampaikan keserakahan dan ketakutan akan tumbang dengan kebenaran.
"Iya lewat Balai Kota Solo, ada wayang di depan Balai Kota. Yang jelas untuk menyampaikan keserakahan dan ketakutan akan tumbang dengan kebenaran," kata Rudy, Sabtu (10/2/2024).
Ditanya apakah itu untuk menyindir Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Rudy menampik. Ia mengatakan bahwa tarian itu disampaikan untuk masyarakat Solo.
"Nggak, kepada rakyat Solo, rakyat Solo, Balai Kota rumah rakyat, kita pakainya depan Balkot. Kita nggak boleh Stadion Manahan, Sriwedari stadion kecil dan akses susah kita gunakan Benteng," pungkasnya. (red.Tim)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram