KEDIRI, rakyatindonesia.com – Di balik hiruk pikuk kehidupan urban Kota Kediri, terdapat sebuah kawasan hijau yang menawarkan ketenangan dan kesejukan: Hutan Joyoboyo. Terletak di Kelurahan Banjaran, Kecamatan Kota, kawasan ini menjadi salah satu ruang terbuka hijau andalan masyarakat Kediri.
Meski kerap disebut “taman”, kawasan ini sesungguhnya merupakan hutan kota. Di dalamnya tumbuh beragam jenis pohon dari berbagai belahan dunia, seperti pohon kepuh asal Afrika Tengah, pohon beringin yang banyak dijumpai di Asia, hingga pohon gamal dari Amerika Tengah.
Salah satu daya tarik utama kawasan ini adalah skybridge, sebuah jembatan tinggi yang memungkinkan pengunjung menikmati panorama hutan dari ketinggian.
Khulis, salah satu staf pengelola Hutan Joyoboyo, menegaskan bahwa tempat ini bukan sekadar taman. “Ini hutan kota, bukan taman,” ujarnya.
Menurut Khulis, aktivitas pengunjung cukup fluktuatif. Kawasan akan ramai bila ada kegiatan dari instansi pemerintah atau komunitas. “Kalau tidak ada acara, ya sepi. Paling hanya warga sekitar atau anak-anak yang bermain,” tambahnya.
Pengelolaan hutan ini terus dilakukan, mulai dari perawatan pohon hingga reboisasi. Namun, beberapa fasilitas masih belum optimal, seperti taman baca yang belum dimanfaatkan secara maksimal. “Alhamdulillah, secara umum masih terawat, walau taman baca belum efektif digunakan,” ujarnya.
Hutan Joyoboyo juga menghadapi sejumlah tantangan, terutama terkait kesehatan pohon. Beberapa pohon beringin dan gayam terpaksa dipangkas bahkan ditebang karena kondisi yang membahayakan. “Ada pohon beringin yang akarnya rapuh dan batangnya patah. Daripada membahayakan, lebih baik dipotong,” jelas Khulis.
Selain itu, tumbuhan epifit seperti anggrek liar yang tumbuh di pohon ternyata merupakan jenis benalu. “Anggrek itu jenis benalu, dia menyerap nutrisi dari pohon inangnya. Kalau pohonnya sudah tua dan lemah, akan cepat rusak,” ungkapnya.
Armada, petugas lainnya, menambahkan bahwa pihak pengelola juga melakukan karantina terhadap beberapa pohon yang terindikasi sakit. “Kami karantina dulu agar tidak menular ke pohon lain,” katanya.
Memasuki musim hujan, pengelola juga dihadapkan pada tantangan baru. Rumput liar tumbuh lebat dan jalanan menjadi licin. “Dulu rumputnya tidak banyak, sekarang tumbuh liar. Saat musim hujan, jalannya jadi licin. Bahkan pernah ada pohon yang tumbang di malam hari,” pungkas Khulis.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan keanekaragaman hayati dan suasana asri yang dimiliki, Hutan Joyoboyo tak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga ruang edukasi bagi warga Kota Kediri. Dukungan dari masyarakat, petugas, dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk memastikan kawasan ini tetap lestari dan bermanfaat bagi generasi mendatang. (RED.A)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram