Sabtu, 10 Februari 2024

Tanda Tanya di Kasus Tewasnya Dayang Santi Malang yang Belum Terpecahkan

Tanda Tanya di Kasus Tewasnya Dayang Santi Malang yang Belum Terpecahkan

 


 

Surabaya, rakyatindonesia.com - Kasus tewasnya Dayang Santi (40), ibu rumah tangga (IRT) di Malang masih meninggalkan tanda tanya besar. Dugaan adanya KDRT masih menjadi teka-teki yang belum terungkap. Polisi juga belum menetapkan tersangka karena minimnya bukti dan masih menunggu hasil autopsi.


Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana mengatakan, pihaknya membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengungkap adanya perbuatan pidana di balik kematian Dayang Santi.


TKP yang juga rumah korban di Perumahan Bumi Mondoroko Raya (BMR) Blok G01, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang diakui Kholis sudah tidak steril lagi.

"Kami perlu waktu lebih, karena TKP sudah tidak seperti awal kejadian, TKP sudah dibersihkan mungkin karena ketidaktahuan dari pihak-pihak yang berhubungan," ujar Putu Kholis kepada wartawan di Mapolres Malang, Rabu (7/2/2024).

Selain menunggu hasil autopsi dari rumah sakit, Kholis mengaku polisi juga melakukan pengumpulan sejumlah bukti untuk memperkuat apabila diketahui adanya tersangka.


"Apakah ini tindak pidana atau bukan, kami masih mengumpulkan alat-alat bukti. Kemudian kami masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan pihak rumah sakit. Itu kuncinya, setelah bukti-bukti terpenuhi akan disampaikan update-nya," aku Kholis.


Kholis pun menegaskan, proses penyidikan belum tuntas sehingga pihaknya sampai hari ini belum menetapkan tersangka dalam peristiwa tersebut.


"Belum (tersangka), kami sangat hati-hati sekali karena minim bukti pada saat datang ke TKP, kondisi TKP tidak seperti awal kejadian," jawab Kholis.



Ia menambahkan, pihaknya juga sudah memberikan pendampingan terhadap anak korban, Y (6) sekaligus saksi yang diduga mengetahui adanya tindak pidana. Pendampingan diberikan bersama DP3A Pemkab Malang melibatkan psikolog.


"Saat ini masih diberikan pendampingan khusus. Karena saksi mahkota ini masih di bawah umur. Itu juga yang kami hati-hati, sehingga kami melakukan pendampingan oleh psikolog," ujar Putu.



Menurut Kholis, pendampingan bersama psikolog merupakan upaya menghilangkan rasa trauma dari peristiwa yang terjadi. Sejauh ini, kondisi Y disebut telah beransur membaik.


"Dengan pendampingan psikolog dan kondisinya berangsur-angsur normal. Kita juga menghilangkan trauma," tuturnya.


Kholis mengaku, pihaknya sangat mengedepankan kehati-hatian untuk bisa menggali keterangan Y, dengan mempertimbangkan aspek psikologi anak. Karena dari usia masih tergolong anak di bawah umur.


"Kami membutuhkan keterangan yang bersangkutan ini butuh waktu. Di sisi lain kami mempertimbangkan aspek psikologi anak tersebut. Kita juga menjaga kondisi psikis dan kondisi fisik yang bersangkutan," tegasnya.



Sebelumnya, Y membeberkan sejumlah fakta mengejutkan di balik kematian ibunya. Dari keterangannya kepada penyidik, Y sempat melihat kedua orang tuanya bertengkar.


Selain itu juga melihat ayahnya berinisial DDM (40), menuangkan cairan pembersih lantai ke dalam gelas.



"Saksi yang berada di lokasi kejadian, melihat ayahnya menuangkan cairan pembersih toilet ke gelas dan mengikuti korban ke kamar mandi," ujar Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat.



Adanya indikasi DDM memaksa Dayang Santi menenggak cairan pembersih lantai juga diungkap putri bungsunya tersebut. Setelah mengikuti korban ke kamar mandi, ayahnya disebut memaksa Dayang meminum cairan pembersih lantai yang sebelumnya dituangkan dalam gelas.


"Saksi melihat ayahnya meminumkan cairan tersebut kepada korban dengan cara memegang pipi korban," imbuh Gandha.


Setelah mencecoki istrinya dengan cairan pembersih lantai. DDM kemudian kabur meninggalkan rumah. Korban dalam kondisi hampir terkapar, sempat berlari menuju kamar tidur.


"Setelah itu ayahnya keluar rumah. Sementara korban lari ke kamar dan sempat muntah di kamar," pungkas Gandha.



Seperti diberitakan, dugaan adanya KDRT menguat setelah Dayang Santi ditemukan dalam kondisi terkapar dengan mulut mengeluarkan busa di lantai kamar. Keterangan tetangga sempat mendengar cekcok antara korban dengan suaminya DDM (40), Rabu (24/1/2024) sekitar pukul 09.00 WIB.(red.w)


Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved