Ciamis, rakyatindonesia.com - Linmas atau Hansip bukan cita-cita atau profesi yang menjadi penghidupan. Menjadi Linmas adalah sebuah pengabdian dan kerelawanan demi terciptanya lingkungan yang aman. Hal itu juga dilakukan Adang (47) warga Desa Pawindan, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis.
Sebetulnya pekerjaan Adang sehari-hari adalah petugas keamanan atau Satpam di sebuah perusahaan ekspedisi di Ciamis. Tapi Adang sudah puluhan tahun berpengalaman di bidang keamanan. Hal itu lah yang menjadi salah satu latarbelakang Adang memutuskan untuk menjadi Linmas di kampungnya.
Adang mengaku menjadi Linmas karena keinginan hati untuk mengabdi bagi kampung halamannya. Diawali dari kurangnya personel Linmas di desanya dan yang ada pun mayoritas usianya sudah lansia. Mereka kebanyakan lulusan SD yang kini bekerja sebagai buruh tani, buruh bangunan dan pedagang.
"Pertama di kampung saya personel Linmas kurang, usianya juga sudah lansia. Jadi saya punya basic di keamanan perlu ikut terjun," ujar Adang, Rabu (7/2/2024).
Sudah cukup lama Adang menjadi Linmas dan kini ia dipercaya menjadi komandan regu Linmas. Adang senantiasa mengkoordinasikan para personel Linmas ketika ada warga atau kegiatan di desa yang membutuhkan pengamanan.
Tak hanya sekadar mengamankan kegiatan atau acara warga, namun ia juga bertanggungjawab dalam ketentraman dan keamanan wilayah. Secara rutin Adang bersama personilnya keliling kampung pada malam hari. Terutama ke titik-titik rawan seperti tempat yang digunakan kelompok orang untuk berbuat negatif.
"Pengalaman kami membubarkan kelompok orang yang diduga akan minum-minum (pesta miras). Itu biasanya di viaduct dan di sekitar Jembatan Cirahong, terutama saat malam takbir atau tahun baru," ungkapnya.
Membubarkan kelompok orang yang berkumpul di tempat tersebut bukan tanpa alasan. Selain mengganggu ketertiban masyarakat juga membahayakan keselamatan.
"Kecelakaan dan kriminal itu salah satu faktornya dari minum-minuman keras. Sebelum terjadi maka kami antisipasi," jelasnya.
Meski awalnya ada sedikit perlawanan, namun dengan kesigapan para linmas akhirnya kelompok orang itu membubarkan diri.
Dengan antisipasi itu, hingga saat ini Desa Pawindan dalam kondisi aman. Tidak ada aksi kriminalitas seperti pencurian atau kejahatan lainnya.
Menurut Adang, bagi linmas mendapat pengakuan kecil dari pemerintah merupakan kebanggaan terbesar. Bukan hanya sekadar nominal tapi ikut terlibat dalam kegiatan juga adalah hak membanggakan.
Seperti halnya ia ditugaskan untuk mengikuti apel besar tingkat Kabupaten Ciamis. Ia bisa berbaris sejajar dengan TNI-Polri dan aparat lainnya.
"Saya merasa bangga terpilih turut serta di momen upacara tingkat kabupaten," katanya.
Adang menjelaskan, menjadi linmas tidak sesederhana kelihatannya. Ada juga SOP yang harus dilakukan, seperti koordinasi dengan kasi trantib hingga memetakan titik rawan.
Mengenai kesejahteraan Linmas, Adang mengaku saat ini tidak ada. Linmas mendapat uang transport atau uang jalan ketika bertugas, bisa dari panitia kegiatan atau dari warga.
"Kalau ada kegiatan ada uang jalan atau transport," ucapnya.
Adang pun berharap, ke depan Linmas agar lebih diperhatikan terutama kesejahteraannya. Mendapat perhatian dari pemerintah dengan pemberian seragam baru pun menjadi kebahagiaan bagi para linmas.
"Dapat seragam baru kami sudah bahagia mendapat pengakuan, apalagi kalau ada kesejahteraannya," pungkasnya.(red.w)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram