Kediri, rakyatindonesia.com – Lantai dua Pasar Pahing yang dulunya sepi kini mulai menggeliat dengan kehadiran berbagai kedai kuliner modern. Para pelaku usaha muda berani mencoba peruntungan di lokasi ini, mengubah stigma bahwa lantai atas pasar tradisional sulit menarik pembeli.
Salah satu pelaku usaha yang turut meramaikan sentra kuliner ini adalah Muhammad Khusnul Aulia Syafnur Rizal. Ia memberanikan diri membuka usaha steak di lantai dua pasar tersebut, meski awalnya sempat ragu dengan kondisi tempat yang lama terbengkalai.
"Saya sempat berkeliling mencari lokasi usaha, sampai akhirnya menemukan lantai dua Pasar Pahing yang banyak kios kosong. Setelah survei, saya memutuskan untuk mencobanya," ujar Rizal, pria asal Bojonegoro yang kini berdomisili di Kelurahan Banaran, Pesantren.
Menurutnya, ada daya tarik tersendiri dalam menikmati makanan di lantai dua pasar, dengan pemandangan hiruk-pikuk pasar di bawahnya. Meski akses menuju lokasi masih menjadi tantangan, Rizal yakin dengan konsep kuliner modern yang ia tawarkan.
Tidak hanya Rizal, Nia Oktavia juga menjadi bagian dari geliat baru di Pasar Pahing. Ia bersama suaminya, Taufik Puji Agung, membuka kedai bebek Surabaya di sana. Sebelumnya, mereka sempat berbisnis kuliner di Surabaya sebelum akhirnya memilih berjualan di pasar ini karena harga sewa yang jauh lebih terjangkau.
"Sewanya jauh lebih murah dibanding kios di pinggir jalan. Setahun termasuk listrik hanya sekitar Rp3 jutaan, sementara di tempat lain bisa sampai Rp50 juta," jelas Nia, warga Gogorante, Ngasem.
Namun, lokasi yang tersembunyi menuntut mereka untuk lebih gencar dalam pemasaran. Media sosial, terutama TikTok, menjadi alat utama dalam menarik pelanggan.
"Kalau tidak dipasarkan lewat media sosial, tentu akan lebih sulit. Tapi kalau sudah viral di medsos, tempatnya di pojok pun tetap didatangi," tambahnya.
Kini, lantai dua Pasar Pahing semakin ramai dikunjungi, terutama oleh kalangan muda yang penasaran dengan pengalaman kuliner di tengah suasana pasar tradisional. Banyak dari mereka yang mengabadikan makanan dengan kamera ponsel sebelum mencicipinya.
Salah satunya Kamila (24), pengunjung yang mengaku tertarik mencoba kuliner di pasar setelah sebelumnya lebih sering makan di mal.
"Seru juga makan di sini, suasananya unik karena bisa melihat kesibukan pasar dari lantai atas," ujarnya sambil menikmati hidangannya.
Sebelum menjadi pusat kuliner, lantai dua Pasar Pahing sempat mengalami masa surut. Banyak kios yang ditinggalkan karena pedagang peracangan, pakaian, dan perabot rumah tangga kesulitan mendapatkan pelanggan.
Namun, sejak akhir tahun lalu, konsep baru mulai diterapkan dengan menghadirkan kedai-kedai makanan kekinian. Langkah ini dinilai berhasil menghidupkan kembali aktivitas di lantai dua pasar tradisional, sekaligus membuka peluang usaha bagi para pelaku bisnis kuliner.(Red.AL)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram