Monday, June 23, 2025

Kediri Perlu Storytelling Utuh untuk Dongkrak Pariwisata

Kediri Perlu Storytelling Utuh untuk Dongkrak Pariwisata

  

KEDIRI, rakyatindonesia.com– Salah satu strategi untuk mengatasi dampak multiplier effect dari kebijakan efisiensi anggaran adalah dengan mendorong sektor jasa dan pariwisata. Namun, pelaku usaha menilai ada hal fundamental yang perlu dibenahi: narasi tentang Kediri perlu dikemas secara utuh agar memiliki nilai jual yang kuat di mata wisatawan.

Lesunya sektor akomodasi akibat kebijakan top-down disikapi pelaku usaha sebagai momentum untuk membangkitkan kembali roda ekonomi daerah. Salah satunya lewat pariwisata, yang diyakini mampu menggerakkan banyak aspek perdagangan, mulai dari akomodasi, kuliner, hingga jasa lainnya.

General Manager Viva Hotel Kediri, Sugeng Mulyadi, menyebut salah satu tantangan pengembangan wisata di Kediri adalah belum terintegrasinya objek-objek wisata yang ada. Narasi wisata dianggap masih bersifat sektoral dan terpisah secara administratif antara Kota dan Kabupaten Kediri.

"Sebetulnya bisa dikemas dalam satu klaster wisata religi. Misalnya dari Pondok Pesantren Lirboyo dan Pura Penataran Agung Kilisuci di Kota Kediri, hingga Gereja Katolik Santa Maria Puhsarang di Kabupaten Kediri. Itu bisa jadi satu paket wisata religi yang menarik," jelasnya dalam forum diskusi yang digelar di teras Jawa Pos Radar Kediri, Kamis (19/6).

Sugeng menambahkan, salah satu hambatan yang sering ditemui adalah persoalan koordinasi lintas wilayah dan birokrasi antar pemerintah daerah. Padahal, menurutnya, warga Kediri harus percaya diri untuk menceritakan kotanya sendiri secara menarik.

“Warga Kediri harus pede bercerita tentang potensi daerahnya. Tapi memang seringkali terkendala masalah sektoral antara kota dan kabupaten,” imbuhnya.

Diskusi yang diinisiasi oleh Jawa Pos Radar Kediri ini juga dihadiri oleh Kepala BPPKAD Kota Kediri Sugeng Wahyu Purba Kelana, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kediri Totok Minto Leksono, Dosen Ekonomi UNP Kediri Edi Susanto, serta Ketua PHRI Kediri Raya Sri Rahayu Titik Nuryati. Sejumlah pelaku usaha perhotelan dan restoran di Kediri Raya turut serta dalam diskusi tersebut.

Semua pihak sepakat bahwa pengembangan pariwisata di Kediri tak cukup hanya mengandalkan pembangunan fisik, tapi juga memerlukan narasi yang kuat dan integratif—yang mencerminkan keunikan budaya dan kearifan lokal secara menyeluruh. (red:a)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved