Sabtu, 10 Desember 2022

China Beli Minyak Pakai Mata Uang Yuan, Lemahkan Cengkeraman Dolar AS?

China Beli Minyak Pakai Mata Uang Yuan, Lemahkan Cengkeraman Dolar AS?

 

Jakarta, rakyatindonesia.com - Presiden Xi Jinping mengatakan kepada para pemimpin Teluk Arab bahwa China akan membeli minyak dan gas dalam yuan, sebuah langkah Beijing untuk menetapkan mata uangnya secara internasional dan melemahkan cengkeraman dolar AS pada perdagangan dunia.

Pernyataan itu diungkapkan Xi Jinping saat menjadi tamu Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, yang menjadi tuan rumah dua pertemuan puncak Arab.

Pengekspor minyak utama Arab Saudi dan raksasa ekonomi China sama-sama mengirim pesan yang kuat selama kunjungan Xi tentang "non-interferensi" pada saat hubungan Riyadh dengan Washington diuji atas hak asasi manusia, kebijakan energi, dan Rusia.

Setiap langkah Saudi untuk melepas dolar dalam perdagangan minyaknya akan menjadi langkah politik melawan AS, yang menyiapkan undang-undang anti-monopoli untuk menekan anggota OPEC.

Pengaruh Cina yang tumbuh di Teluk telah membuat Amerika Serikat khawatir. Hubungan ekonomi yang semakin dalam disebut-sebut selama kunjungan Xi dengan negara-negara Teluk dan menghadiri pertemuan puncak yang lebih luas dengan para pemimpin negara-negara Liga Arab yang mencakup Teluk, Levant, dan Afrika.

Pada awal pembicaraan hari Jumat, Pangeran Mohammed mengumumkan "fase baru hubungan yang bersejarah dengan China", sangat kontras dengan pertemuan canggung AS-Saudi lima bulan lalu ketika Presiden Joe Biden menghadiri pertemuan puncak Arab yang lebih kecil di Riyadh.

Ditanya tentang hubungan negaranya dengan Washington sehubungan dengan kehangatan yang ditunjukkan kepada Xi, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan Arab Saudi akan terus bekerja dengan semua mitranya. "Kami tidak melihat ini sebagai permainan zero sum," katanya.

"Kami tidak percaya pada polarisasi atau memilih di antara pihak," kata sang pangeran dalam konferensi pers.

Meskipun Saudi dan China menandatangani beberapa kesepakatan kemitraan strategis dan ekonomi, para analis mengatakan hubungan akan tetap berkisar tentang kepentingan energi, meskipun perusahaan China telah terjun ke sektor teknologi dan infrastruktur. (Red.Sl)


Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved