Minggu, 03 Maret 2024

Jeritan Terakhir Iis dalam Sekapan Jamaludin Saat Terbalut Api

 Jeritan Terakhir Iis dalam Sekapan Jamaludin Saat Terbalut Api

  


Sukabumi, rakyatindonesia.com  - Aksi keji dilakukan pria bernama Jamaludin (37) pada Rabu (20/2/2019) silam. Dia tega melakukan aksi bunuh diri dengan cara membakar rumahnya hingga menewaskan Iis (28) dan putrinya Rahayu alias Ayu (10). Jamaludin ikut tewas dalam kejadian tersebut.


Riuh melanda Kampung Sukasirna, RT 003 RW 13 Desa/Kecamatan Cikembar Sukabumi. Waktu menunjukkan pukul 01.00 WIB, dinihari. Si jago merah membakar rumah semi permanen yang dihuni beberapa orang.


Kepala Koordinator Pusat Pengendalian Operasional BPBD Kabupaten Sukabumi, yang kala itu dijabat Daeng Sutisna menyebut ada enam penghuni tiga di antaranya selamat sisanya meninggal dunia.


"Korban selamat tiga orang, atas nama Jajun, kemudian Desi (11) dan anak perempuan yang masih berusia 8 tahun. Untuk korban tewas Jamaludin (37), Iis (28) dan Ayu (10)," kata Daeng melalui pesan singkat yang diterima.


Saat itu penyebab kebakaran masih belum diketahui, BPBD hanya merinci nilai kerugian sekitar Rp 100 juta.


"Jenazah korban kita evakuasi sekitar pukul 07.00 WIB, pagi tadi. Untuk kerugian masih dalam penyelidikan pihak berwenang," imbuhnya.


Keluarga Jamaludin diketahui baru tinggal di rumah semi permanen itu selama dua bulan. Rumah itu milik ayah angkat Iis, yaitu Jajun (50), yang merupakan ketua RT setempat. Selain ketiga korban di rumah tersebut ada Desi Suangsih (29), putri dari Jajun.


"Mereka satu keluarga, tinggal di sini baru dua bulan. Itu rumah yang terbakar juga rumah saya," kata Jajun kepada detikcom, Rabu (20/2/2019) kala itu.


Jajun menduga kebakaran itu disengaja. Sehari sebelumnya, anak angkatnya Iis menyampaikan padanya kalau suaminya ingin bunuh diri.


"Kemarin saya mendapat kabar dari Iis, suaminya mengancam akan bunuh diri. Saat itu Iis berkata ke suaminya kalau mau bunuh diri jangan di sini, cari tempat lain saja," ungkap Jajun.


Jajun menceritakan, Iis adalah anak angkatnya dan menikah dengan Jamaludin warga Depok selama 5 tahun. Sebelumnya pasangan suami istri itu tinggal di kampung halaman suaminya.


"Jamaludin berstatus duda, Iis janda mereka masing-masing punya anak. Mereka tinggal di Depok, karena kasihan akhirnya saya berikan tempat tinggal, di sini mereka sudah dua bulan. Iis sendiri sering mengeluh suaminya itu banyak masalah," lanjut Jajun.


Selain hanguskan rumah dan memanggang satu keluarga kebakaran juga menghanguskan tiga unit motor. "Dua motor milik saya, satu lagi kepunyaan si Jamaludin. Saya bersyukur anak saya selamat, dia lari lewat pintu belakang," tandas dia.

Iis Disekap Jamaludin di Tengah Kobaran Api

Salah seorang korban selamat dari kebakaran itu adalah Desi Suangsih (29), berhasil meloloskan diri dari kepungan api yang membakar rumah Jajun (50), orang tuanya. Saat kejadian Desi berada di kamar belakang sewaktu kebakaran berlangsung. Dia terbangun setelah mendengar teriakan minta tolong.


Tekanan batin luar biasa melanda Desi saat itu, beberapa kali dia berteriak-teriak mengutuk perbuatan Jamaludin (37). Desi menuding Jamaludin sebagai pelaku pembakaran rumah yang menewaskan istri dan anaknya sendiri.


Sejumlah kerabat dan tetangganya berusaha menenangkan Desi. "Saya terbangun karena hawa panas dan bau bensin. Ketika keluar dari kamar, api sudah membesar di ruang tamu. Saya cari pintu keluar samping, lalu keluar," kata Desi di lokasi kejadian.


Desi sempat melihat saudara angkatnya, Iis (28), dipegangi Jamaludin. Teriakan minta tolong terdengar oleh Desi. Namun kobaran api makin membesar dan menghanguskan nyaris seisi rumah.


"Iis minta tolong. Selain itu saya juga dengar tapi kurang jelas, seperti ada yang manggil 'ibu...ibu...ibu...', beberapa kali," tutur Desi yang menduga itu suara Rahayu alias Ayu, putri Iis.


Tercium Aroma Bensin dari Jasad Jamaludin
Ketua RT 003 Jajun (50) menduga peristiwa itu akibat kesengajaan yang dilakukan oleh Jamaludin yang sempat mengutarakan keinginannya untuk bunuh diri kepada istrinya.


"Jasad Jamaludin ditemukan memegangi Iis, sementara Ayu posisinya berada agak jauh, sekitar satu meter dari kedua jasad itu," tutur Jajun.


Saat itu, Polisi memastikan motif bunuh diri menjadi penyebab di balik tragedi tersebut. Kanit Reskrim Polsek Cikembar yang saat itu dijabat Iptu Deni Miharja menyatakan Jamaludin diduga kuat sebagai dalang di balik kejadian tragis tersebut.


Dari hasil pemeriksaan jenazah, kata dia, tercium aroma bahan bakar jenis bensin. Deni menduga sebelum api menghanguskan rumah, Jamaludin sengaja menyiram bensin dan membakar dirinya sendiri. Api yang berkobar juga menewaskan istri dan anak tirinya.


Saat mayat ditemukan, Deni menyebut posisi Iis terlihat seperti dipegangi oleh pelaku sementara anak tirinya berada tidak jauh dari jasad keduanya. Motif bunuh diri sendiri terkuak setelah adanya keterangan dari beberapa saksi.


"Jamaludin ini diketahui jarang pulang, dia berkirim pesan singkat ke istrinya ingin bunuh diri. Keinginannya untuk bunuh diri ini diduga karena memang Jamaludin bermasalah dengan beberapa orang, jarang pulang ke rumah kayak buronan," ungkapnya.


Sementara itu, Jajun (50), pemilik rumah sekaligus ayah angkat Iis, mengatakan saat kejadian ia terlambat datang ke lokasi.


"Saya memang datang terlambat ke lokasi, tapi kata saksi di tempat ini posisi jasad tidak berjauhan. Bahkan Jamaludin dan Iis berdekatan, kayak dipegangin anak saya yang selamat (Desi) bahkan melihat Iis berusaha menyelamatkan diri, namun dipegangin terus sama si Jamaludin," ujarnya.


Bukti Percakapan dalam Ponsel

Polisi menjelaskan sejumlah barang bukti salah satunya telepon seluler (ponsel) milik Iis hangus terbakar. Dalam ponsel itu polisi menyebut ada percakapan antara Jamaludin dengan istrinya soal keinginannya untuk mengakhiri hidupnya.


"Terduga pelaku yang juga korban yakni Jamaludin sempat berkirim pesan singkat kepada istrinya. Dia mengungkap keinginannya untuk bunuh diri, oleh istrinya dijawab mau bunuh diri silahkan asal tidak di rumah," kata Kapolres Sukabumi kala itu dikomandoi AKBP Nasriadi kepada wartawan, Senin (20/2/2019).


Percakapan melalui pesan singkat itu sempat diungkapkan kepada Jajun (50), ayah angkat Iis. Polisi kemudian merangkai fakta-fakta itu yang berakhir pada kesimpulan motif bunuh diri yang dilakukan Jamaludin.


"Ponsel korban Iis turut terbakar, selain keterangan saksi kita juga akan melakukan visum kepada jasad korban. Saat ini kita masih menunggu kedatangan dokter forensik ke RSUD Sekarwangi, Cibadak," lanjut Nasriadi.


Pengamatan detikcom, di ruang jenazah RSUD Sekarwangi hanya terlihat beberapa kerabat korban. Mereka enggan memberikan komentar kepada awak media terkait kejadian tersebut.

Minta Cerai tapi Ditolak

Peristiwa tragis itu akhirnya terangkai, entah setan apa yang merasuki pikiran Jamaludin hingga nekat bakar diri. Aksinya ikut menewaskan istri dan anak tirinya. Diduga tekanan utang dan kasus penipuan membuat Jamaludin melakukan aksi itu.


Beberapa kali Iis mengungkapkan kegalauan rumah tangganya itu ke kerabat dan orang tua angkatnya Jajun, hingga membuat Iis ingin bercerai dari suami keduanya itu.


"Iis meminta cerai tapi suaminya menolak, sampai akhirnya Jamaludin mengancam untuk bunuh diri. Ucapannya itu dia buktikan dengan pulang ke rumah di Kecamatan Cikembar, dia siram bensin lalu menyalakan api dan membakar seisi rumah berikut istri dan anak tirinya," kata Kapolres AKBP Nasriadi, Kamis (21/2/2019).


erangkaian persoalan dihadapi Jamaludin, mulai soal utang hingga penipuan. Soal jual beli tanah misalnya, Jamaludin diketahui menjual tanah keluarganya di Depok. Setelah mendapat pembayaran dia kemudian menjual objek tanah yang sama ke orang lain.


"Dia berkasus, banyak masalah. Soal uang-uang itu kemana kerabat Iis tidak ada yang tahu. Iis sendiri hidup seadanya dan tinggal menumpang di rumah milik Jajun. Jamaludin pengangguran dan tidak bekerja, karena banyaknya tekanan masalah itulah mungkin membuatnya nekat melakukan aksinya," beber Nasriadi.


Sementara itu, jasad Iis dan Ayu telah dimakamkan di kampung halaman Iis di Kampung Sawahlega, Desa Citamiang, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi.


Informasi yang diperoleh, keluarga Iis menolak untuk menerima jasad Jamaludin untuk dimakamkan di tempat mereka karena aksi kejinya menghabisi diri dan keluarganya.(red.w)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved