Monday, January 20, 2025

Pedagang Pernak-Pernik Imlek di Glodok Pancoran Raup Cuan Puluhan Juta, Namun Pernah Alami Kerugian Besar Saat Pandemi

Pedagang Pernak-Pernik Imlek di Glodok Pancoran Raup Cuan Puluhan Juta, Namun Pernah Alami Kerugian Besar Saat Pandemi

  


Jakarta, rakyatindonesia.com  - Pedagang musiman pernak-pernik Imlek di kawasan Glodok Pancoran, Jakarta Barat, selama ini dikenal mampu meraup keuntungan besar hingga mencapai puluhan juta rupiah per hari menjelang Hari Raya Tahun Baru China. Namun, ada momen ketika para pedagang ini mengalami kerugian yang cukup besar, terutama saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Alam, seorang pedagang yang sudah berjualan di kawasan tersebut selama 13 tahun, menceritakan bagaimana dampak pandemi Covid-19 membuat situasi bisnisnya sangat sepi. Ia mengatakan bahwa kerugian besar hanya terjadi pada saat pembatasan sosial diberlakukan, yang membatasi pergerakan orang dan membuat pembeli memilih berbelanja secara online.

“Waktu itu orang pada nggak boleh keluar, jadi yang ramai itu online, makanya agen-agen yang masih dapat untung. Cuma itu doang, sebelum sama sesudah pandemi ini ramai lagi,” ujar Alam saat ditemui detikcom, Senin (20/1/2025).

Bagi pedagang seperti Alam, kerugian besar terjadi karena banyaknya barang yang sudah dibeli dengan modal cukup besar, tetapi tidak terjual. Salah satu yang menjadi masalah adalah pernak-pernik dengan motif shio yang hanya dapat digunakan pada tahun tertentu dan tidak bisa disimpan untuk tahun berikutnya.

"Yang shio banyak dibuang. Kan nggak bisa kita simpan, dia baru kepakai lagi 12 tahun. Kan shio itu muternya setiap 12 tahun," ungkap Alam.

Alam mengungkapkan bahwa dirinya mengalami kerugian hingga Rp 80 juta akibat pandemi. Beberapa pedagang lain bahkan mengalami kerugian lebih besar, hingga mencapai ratusan juta rupiah.

"Kalau saya rugi sampai Rp 80 juta. Waktu itu semua rugi, rata, ada yang Rp 90 juta, ada yang sampai Rp 100 juta. Ya paling agen tadi saja yang masih bisa jualan online, kita kan mau masuk online sudah nggak masuk harganya," jelas Alam.

Namun, meskipun pandemi memberikan dampak besar, kawasan Pecinan Glodok kini mulai kembali ramai dengan pembeli menjelang Imlek tahun ini. Hal ini memberikan harapan bagi para pedagang yang akhirnya bisa menutup kerugian akibat pandemi.

"Sekarang kan sudah ramai, dari tahun-tahun kemarin kan juga sudah mulai ramai, jadi yang punya utang gara-gara rugi dulu itu sudah bisa kebayar lah," kata Alam.

Meski demikian, ia juga mengakui bahwa penjualan pernak-pernik Imlek pada tahun ini belum sepenuhnya kembali seperti sebelum pandemi. Jumlah pembeli yang datang hingga saat ini masih lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, meskipun penurunan ini tidak begitu signifikan.

Ros, pedagang lain di kawasan yang sama, juga merasakan penurunan jumlah pembeli dibandingkan tahun lalu. Namun, ia menilai penurunan tersebut tidak terlalu besar.

"Dibandingkan tahun lalu agak turun sih, cuma nggak banyak, paling sekitar 10% lah. Selebihnya kaya tempelan atau angpao ini masih laku," ujar Ros.

Para pedagang berharap bahwa puncak penjualan akan terjadi pada Sabtu-Minggu menjelang Imlek, di mana biasanya pembeli datang lebih banyak untuk membeli berbagai pernak-pernik untuk merayakan Tahun Baru China.(Red.AL)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved