Sunday, March 2, 2025

Demi Nafkah di Bulan Ramadan, Adi Beralih Jualan Ikan Hias Saat Puasa

Demi Nafkah di Bulan Ramadan, Adi Beralih Jualan Ikan Hias Saat Puasa

  


Cirebon,  rakyatindonesia.com – Di tengah teriknya matahari di hari pertama bulan Ramadan, Adi tetap bersemangat mencari nafkah. Berdiri di pinggir jalan dengan motor bebeknya, deretan plastik berisi ikan hias tergantung rapi di bagian belakang kendaraannya. Bagi Adi, berpuasa bukan alasan untuk berhenti bekerja.

Biasanya, Adi dikenal sebagai penjual es kemong keliling. Namun, setiap bulan Ramadan selama tiga tahun terakhir, ia beralih menjual ikan hias karena permintaan es menurun drastis.

"Karena di bulan puasa jarang yang beli es, jadi saya putuskan jualan ikan hias biar tetap ada pemasukan," ujar Adi, Sabtu (1/3/2025).

Berbagai jenis ikan hias ia jual, mulai dari ikan cupang, ikan mas, hingga ikan gupi. Adi mendapatkan stok ikan dari peternakan di Desa Matangaji, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon. Ikan-ikan tersebut dikemas dalam plastik berisi air dan udara agar tetap segar.

Harga ikan yang dijual Adi cukup terjangkau, mulai dari Rp1.000 hingga Rp3.000 per plastik. Setiap hari, ia berkeliling dari kampung ke kampung, berharap ada pelanggan yang tertarik dengan ikan hiasnya. Dari hasil berjualan, Adi bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp50.000 per hari.

Meskipun pendapatannya dari ikan hias tidak sebesar berjualan es kemong, Adi tetap bersyukur. Ia menjalani pekerjaannya dengan niat ibadah di bulan suci Ramadan dan tetap berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Memang hasilnya nggak sebesar jualan es kemong, tapi saya tetap semangat. Daripada di rumah diam, mending usaha, yang penting ada pemasukan," katanya dengan senyum.

Berjualan Es Kemong Sejak Remaja

Di luar bulan Ramadan, Adi adalah penjual es kemong keliling. Di usianya yang kini 40 tahun, ia telah menekuni usaha ini sejak masih 17 tahun.

"Saya sudah jualan es kemong lebih dari 23 tahun, dari zaman saya masih bujang. Esnya saya buat sendiri di rumah," kata Adi dengan bangga.

Dulu, es kemong menjadi jajanan favorit semua kalangan. Saat itu, Adi bisa menjual hingga 500 porsi sehari, dengan harga hanya Rp500 perak per porsi. Dalam sehari, penghasilannya bisa mencapai Rp300.000, terutama jika ada pesanan borongan.

Namun, kini keadaan telah berubah. Jumlah pembeli menurun drastis, bahkan meski harga naik menjadi Rp1.000 per porsi, Adi hanya mampu menjual sekitar 150 porsi per hari.

"Sekarang jualan nggak seramai dulu, sehari paling banyak cuma dapat Rp150.000, itu masih kotor. Saya juga nggak tahu penyebabnya, mungkin ekonomi lagi sulit. Anak saya yang jualan gorengan juga bilang pembeli makin sepi," ungkapnya.

Meskipun penghasilannya menurun dibanding dulu, Adi tetap bersyukur karena hasil jualannya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Alhamdulillah, anak-anak saya sudah bekerja, jadi bisa bantu-bantu juga," tutupnya.(Red.AL)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved